A.
Pendahuluan
Kemampuan
matematis adalah kemampuan untuk menghadapi permasalahan baik dalam matematika
maupun kehidupan nyata. Kemampuan matematis didefinisikan oleh NCTM (1999)
sebagai, "Mathematical power includes
the ability to explore, conjecture, and reason logically; to solve non-routine
problems; to communicate about and through mathematics; and to connect ideas
within mathematics and between mathematics and other intellectual activity”.
Selanjutnya berdasarkan tujuan pembelajaran matematika di Indonesia tersirat
bahwa kemampuan matematis meliputi: 1. Kemampuan pemecahan masalah (problem solving), 2. Kemampuan
berargumentasi (reasonning), 3.
Kemampuan berkomunikasi (communication),
4. Kemampuan membuat koneksi (connection),
5. Kemampuan representasi (representation).
Kemampuan
representasi sangat berhubungan
dengan pemecahan masalah. Montague (dalam Syarifah Fadillah)
mengatakan bahwa pada dasarnya pemecahan masalah mempunyai dua langkah, yaitu representasi masalah dan
menyelesaikan masalah. Pemecahan masalah yang sukses tidak mungkin tanpa representasi masalah yang
sesuai. Representasi
masalah yang sesuai adalah dasar untuk memahami masalah dan membuat suatu
rencana untuk memecahkan masalah. Siswa yang mempunyai kesulitan dalam
merepresentasikan masalah matematika
akan memiliki kesulitan dalam melakukan pemecahan masalah. Dengan demikian
seiring dengan pentingnya kemampuan pemecahan masalah dalam pembelajaran matematika, maka kemampuan
representasi
matematik sebagai bagian yang tak terpisahkan dari pemecahan masalah juga
berperan dalam pembelajaran matematika
.
B.
Pengertian
Representasi Matematika
Menurut
NCTM (dalam Teacher Professional
Development and Classroom Resaurces Across the Curriculum), representasi
membantu menggambarkan, menjelaskan, atau memperluas ide matematika dengan
berfokus pada fitur-fitur pentingnya. Representasi meliputi simbol, persamaan,
kata-kata, gambar, table, grafik, objek manipulatif, dan tindakan
serta mental, cara internal berpikir tentang ide matematika. Representasi adalah alat berpikir yang
kuat, namun bagi banyak siswa, kekuatan ini
tidak dapat diakses kecuali mereka menerima bimbingan terarah dalam
mengembangkan repertoar mereka.
Semakin banyak terlibat belajar
matematika, siswa dapat memperluas pemahaman ide matematika atau hubungan
dengan berpindah dari satu jenis representasi ke representasi yang berbeda dari
hubungan yang sama. Ini adalah salah satu alasan bahwa penting bagi siswa untuk
menggunakan berbagai bahan manipulatif, yang selanjutnya berkaitan dengan
metode untuk memecahkan masalah. Melalui proses ini, siswa dapat bergerak dari
representasi informal ke representasi formal, bahkan abstrak.
Terdapat
beberapa definisi yang dikemukakan para ahli berkenaan tentang representasi yaitu:
1. Representasi adalah model atau bentuk pengganti dari suatu situasi
masalah atau aspek dari suatu situasi masalah yang digunakan untuk menemukan
solusi, sebagai contoh, suatu masalah dapat direpresentasikan dengan obyek,
gambar, kata-kata, atau simbol matematika (Jones & Knuth, 1991).
2. Representasi merupakan cara yang digunakan seseorang untuk
mengkomunikasikan jawaban atau gagasan matematik yang bersangkutan (Cai, Lane,
& Jacabcsin dalam Syarifah Fadillah).
3. Representasi
yang dimunculkan oleh siswa merupakan ungkapan-ungkapan dari gagasan-gagasan
atau ide-ide matematika
yang ditampilkan siswa dalam upayanya untuk mencari suatu solusi dari masalah
yang sedang dihadapinya (NCTM).
4. Terdapat
empat gagasan yang digunakan dalam memahami konsep representasi. Pertama, representasi dapat
dipandang sebagai abstraksi internal dari ide-ide matematika atau skemata kognitif yang
dibangun oleh siswa melalui pengalaman; kedua, sebagai reproduksi mental dari
keadaan mental yang sebelumnya; ketiga, sebagai sajian secara struktur melalui
gambar, simbol ataupun lambang; dan yang terakhir, sebagai pengetahuan tentang
sesuatu yang mewakili sesuatu yang lain (Pape & Tchoshanov dalam Luitel, 2001).
5. Representasi didefinisikan sebagai aktivitas atau hubungan dimana
satu hal mewakili hal lain sampai pada suatu level tertentu, untuk tujuan
tertentu, dan yang kedua oleh subjek atau interpretasi pikiran. Representasi menggantikan
atau mengenai penggantian suatu obyek, penginterpretasian pikiran tentang
pengetahuan yang diperoleh dari suatu obyek, yang diperoleh dari pengalaman
tentang tanda representasi
(Parmentier dalam Syarifah Fadillah).
6. Representasi merupakan proses pengembangan mental yang sudah
dimiliki seseorang, yang terungkap dan divisualisasikan dalam berbagai model matematika, yakni: verbal,
gambar, benda konkret, tabel, model-model manipulatif atau kombinasi dari
semuanya (Steffe, Weigel, Schultz, Waters, Joijner, & Reijs dalam Syarifah
Fadillah).
7. Dalam
psikologi umum, representasi
berarti proses membuat model konkret dalam dunia nyata ke dalam konsep abstrak
atau simbol. Dalam psikologi matematika, representasi
bermakna deskripsi hubungan antara objek dengan simbol (Hwang, Chen, Dung,
& Yang dalam Syarifah Fadillah).
Dari
beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa representasi adalah ungkapan-ungkapan dari
ide matematika yang
ditampilkan siswa sebagai model atau bentuk pengganti dari suatu situasi
masalah yang digunakan untuk menemukan solusi dari masalah yang sedang
dihadapinya sebagai hasil dari interpretasi pikirannya. Suatu masalah dapat
direpresentasikan melalui gambar, kata-kata (verbal), tabel, benda konkrit,
atau simbol matematika.
Jenis-jenis representasi
akan dibicarakan lebih lanjut di bagian lain dari tulisan ini.
C.
Jenis-Jenis
Representasi Matematika
Hiebert
dan Carpenter (dalam
Syarifah Fadillah) mengemukakan bahwa pada dasarnya representasi dapat dinyatakan sebagai representasi
internal dan representasi eksternal. Berpikir tentang ide matematika yang kemudian
dikomunikasikan memerlukan representasi
eksternal yang wujudnya antara lain: verbal, gambar dan benda konkrit. Berpikir
tentang ide matematika
yang memungkinkan pikiran seseorang bekerja atas dasar ide tersebut merupakan representasi internal.
Representasi
internal dari seseorang sulit untuk diamati secara langsung karena merupakan
aktivitas mental dari seseorang dalam pikirannya (minds-on). Tetapi representasi internal seseorang itu dapat disimpulkan atau diduga
berdasarkan representasi
eksternalnya dalam berbagai kondisi; misalnya dari pengungkapannya melalui
kata-kata (lisan), melalui tulisan berupa simbol, gambar, grafik, tabel ataupun
melalui alat peraga (hands-on).
Dengan kata lain terjadi hubungan timbal balik antara representasi internal dan eksternal dari
seseorang ketika berhadapan dengan sesuatu masalah. Schnotz (dalam Gagatsis,
2004) membagi representasi
eksternal dalam dua kelas yang berbeda yaitu representasi descriptive dan depictive.
Representasi descriptive terdiri atas simbol yang
mempunyai struktur sembarang dan dihubungkan dengan isi yang dinyatakan secara
sederhana dengan makna dari suatu konvensi, yakni teks, sedangkan representasi depictive termasuk tanda-tanda ikonik
yang dihubungkan dengan isi yang dinyatakan melalui fitur struktural yang umum
secara konkret atau pada tingkat yang lebih abstrak, yaitu, display visual.
Lebih
lanjut Gagatsis dan Elia (dalam Gagatsis, Athanasios) mengatakan bahwa untuk
siswa kelas 1, 2 dan 3 sekolah dasar, representasi dapat digolongkan menjadi empat tipe representasi, yaitu representasi verbal (representasi descriptive),
gambar informational, gambar decorative, dan garis bilangan (representasi depictive).
Cai,
Lane, dan Jacabcsin (dalam Syarifah Fadillah) menyatakan bahwa ragam representasi yang sering
digunakan dalam mengkomunikasikan matematika antara lain: tabel, gambar, grafik, pernyataan matematika, teks tertulis,
ataupun kombinasi semuanya. Shield & Galbraith (dalam Syarifah Fadillah)
menyatakan bahwa siswa dapat mengkomunikasikan penjelasan-penjelasan mereka
tentang strategi matematika
atau solusi dalam bermacam cara, yaitu secara simbolis (numerik dan/atau simbol
aljabar), secara verbal, dalam diagram, grafik, atau dengan tabel data.
Lesh,
Post dan Behr (dalam Syarifah Fadillah ) membagi representasi yang digunakan dalam pendidikan matematika dalam lima
jenis, yaitu meliputi representasi
objek dunia nyata, representasi
konkret, representasi
simbol aritmetika, representasi
bahasa lisan atau verbal dan representasi gambar atau grafik. Di antara kelima representasi tersebut,
tiga yang terakhir lebih abstrak dan merupakan tingkat representasi yang lebih tinggi dalam
memecahkan masalah matematika.
Kemampuan representasi
bahasa atau verbal adalah kemampuan menerjemahkan sifat-sifat yang diselidiki
dan hubungannya dalam masalah matematika ke dalam representasi verbal atau bahasa. Kemampuan representasi gambar atau grafik adalah
kemampuan menerjemahkan masalah matematik ke dalam gambar atau grafik.
Sedangkan kemampuan representasi
simbol aritmatika adalah kemampuan menerjemahkan masalah matematika ke dalam representasi rumus
aritmatika.
A.
Representasi
dalam Pembelajaran Matematika
Vergnaud
(dalam Syarifah Fadillah) menyatakan representasi merupakan unsur yang penting dalam teori belajar
mengajar matematika,
tidak hanya karena pemakaian sistem simbol yang juga penting dalam matematik
dan kaya akan kalimat dan kata, beragam dan universal, tetapi juga untuk dua
alasan penting yakni: (1) matematika
mempunyai peranan penting dalam mengkonseptualisasi dunia nyata; (2) matematika membuat
homomorphis yang luas yang merupakan penurunan dari struktur hal-hal lain yang
pokok.
Penjelasan
kedua alasan di atas yakni matematika
merupakan hal yang abstrak, maka untuk mempermudah dan memperjelas dalam
penyelesaian masalah matematika,
representasi sangat
berperan, yaitu untuk mengubah ide abstrak menjadi konsep yang nyata, misalkan
dengan gambar, simbol, kata-kata, grafik dan lain-lain. Selain itu matematika memberikan
gambaran yang luas dalam hal analogi konsep dari berbagai topik yang ada.
Dengan demikian diharapkan bahwa bilamana siswa memiliki akses ke representasi-representasi dan
gagasan-gagasan yang mereka tampilkan, maka mereka memiliki sekumpulan alat
yang secara signifikan siap memperluas kapasitas mereka dalam berpikir secara
matematis (NCTM, 2000).
Menurut
NCTM (dalam dalam Principle and Standard for Mathematics Education, program
pembelajaran matematika sebaiknya menekankan pada representasi matematis untuk
membantu perkembangan pemahaman matematis sehingga siswa mampu:
1. Membuat
dan menggunakan representasi untuk mengatur, mencatat, dan mengomunikasikan
ide-ide.
2. Mengembangkan
suatu bentuk perwujudan dari representasi matematis yang dapat digunakan dengan
tujuan tertentu, secara fleksibel dan tepat
3. Mengomunikasikan
representasi untuk memodelkan dan menginterpretasikan fenomena fisik, social,
dan matematis.
Beberapa manfaat atau nilai tambah yang
diperoleh guru atau siswa sebagai hasil pembelajaran yang melibatkan
representasi matematik adalah sebagai berikut:
1.
Pembelajaran yang
menekankan representasi akan menyediakan suatu konteks yang kaya untuk
pembelajaran guru.
2.
Meningkatkan pemahaman
siswa
3.
Menjadikan representasi
sebagai alat konseptual
4.
Meningkatkan kemampuan
siswa dalam menghubungkan representasi matematik dengan koneksi sebagai alat
pemecahan masalah
5.
Menghindarkan atau
meminimalisir terjadinya miskonsepsi
DAFTAR
PUSTAKA
Gagatsis,
Athanasios. A Review of The Research on The Role of External Representations on
Understanding And Learning Mathematics And Problem Solving. Diakses pada
tanggal 5 Mei 2011, pada http://www.uia.no/no/content/download/28532/317673/file/gagatsis_h04.pdf.
Jaenudin.
Pengaruh Pendekatan Kontekstual terhadap Kemampuan Representasi Matematik
Beragam Siswa SMP. pada tanggal 3 Mei 201, pada situs http://www.google.com.
Jones,
B.F., & Knuth, R.A. 1991. What does
research ay about mathematics?. Diakses pada tanggal 5 Mei 2011, pada http://www.ncrl.org/sdrs/areas/stw_esys/2math.html.
Luitel,
B.C. 2001. Multiple Representations of
Mathematical Learning. Diakses pada
tanggal 5 Mei 2011, pada http://www.matedu.cinvestav.mx/adalira.pdf.
Sudarman
Bennu. 2010. Pemahaman Konsep. Diakses pada tanggal 3 Mei 2011, pada situs http://sudarmanbennu.blogspot.com/
Syarifah
Fadillah. 2008. Menumbuhkan Kemampuan Pemecahan Masalah dan Representasi
Matematika Melalui Pembelajaran Open
Ended. Diakses pada tanggal 4 Mei 2011, pada http://webcache.googleusercontent.com.
Teacher Professional
Development and Classroom Resaurces Across the Curriculum. 2003. Teaching Math Grades 3-5. Diakses pada
tanggal 3 Mei 201, pada situs http://www.learner.org/courses/teachingmath/grades3_5/.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar