UAS PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA SD 2018


A.      Petunjuk
1.   Kumpulkan pengembangan pembelajaran dan dijilid mika dengan ketentuan kelas 5C (warna merah), kelas 5D (warna biru), kelas 5I (warna hijau) dan 5J (warna bening).
2.      Setiap kelas wajib mengumpulkan file dalam bentuk CD (per kelas).
3.      Pengumpulan ujian take home hanya diberi waktu 30 menit diawal waktu ujian seperti pada jadwal ujian.
4.      Media dikumpulkan apabila memungkinkan, jika tidak memungkinkan maka media dapat difoto dan disertakan.

B.      Soal
1.      Buatlah 2 macam pengembangan pembelajaran sesuai dengan pembagian kelompok masing-masing dengan format:
a.       Judul, Kelas/Semester
b.      KI, KD
c.       Teori pembelajaran yang digunakan
d.      Pendekatan yang digunakan
e.       Langkah-langkah pembelajaran meliputi kegiatan awal, inti, dan penutup
f.       Media yang digunakan dalam pembelajaran
2.      Buatlah Lembar Kegiatan Siswa (LKS) yang berisi penemuan konsep sesuai dengan pengembangan pembelajaran yang dibuat pada bagian soal 1.
3.      Buatlah 10 soal pemecahan masalah berdasarkan pengembangan pembelajaran sesuai dengan pembagian kelompok masing-masing beserta jawaban dengan tipe soal yang berbeda.
4.      Tuliskan job desk masing-masing anggota kelompok.



Bobot nilai:
No.
1
2
3
4
Total
Skor
30
30
30
10
100
-------- Selamat mengerjakan. Semoga sukses.   ^_^    -------

JURNAL: Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Mahasiswa PGSD pada Masalah Open-ended

Oleh: Nelly Rhosyida, Trisniawati, Flora Grace Putrianti

Abstract:
Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan pencapaian kemampuan pemecahan masalah matematis mahasiswa PGSD serta mendeskripsikan kelemahan mahasiswa dalam pembelajaran dengan masalah open-ended ditinjau dari kemampuan pemecahan masalah matematis. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa PGSD Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta. Metode pengumpulan data pada penelitian ini adalah metode tes. Hasil penelitian menunjukkan pencapaian kemampuan pemecahan masalah matematis mahasiswa PGSD tergolong pada kategori tinggi dengan perolehan rata-rata skor KPM yaitu 51,76. Persentase mahasiswa yang memiliki kemampuan pemecahan masalah pada kategori tinggi adalah 94%, sementara 6% dari total mahasiswa berada pada kategori sedang. Tidak ada mahasiswa yang berada pada kategori rendah. persentase penguasaan mahasiswa pada tahapan memahami masalah 99,20%, merencanakan strategi 95,20%, menyelesaikan masalah 81,60%, dan memeriksa kembali yaitu 32,80%. Mahasiswa sudah mampu memahami permasalahan, merencanakan strategi, dan mengeksekusi strategi dalam menyelesaikan soal. Akan tetapi, mahasiswa belum terbiasa melakukan pemeriksaan ulang dan memberikan alternatif solusi terhadap hasil pekerjaannya.

PENGABDIAN MASYARAKAT: Pengenalan Metode Montessori untuk Anak PAUD di Kecamatan Patuk Gunungkidul

Oleh: Octavian Muning S, M.Pd., Trisniawati, S.Si., M.Pd., dan Shanta Rezkita, M.Pd.

Pendahuluan
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Kecamatan Patuk Gunungkidul, sesuai namanya, berada di kabupaten Gunungkidul tepatnya di Kecamatan Patuk. Sebagai wadah kegiatan anak-anak pra-sekolah, dalam kegiatan pembelajaran hendaknya diisi dengan kegiatan yang bervariatif. Anak-anak dikenalkan dengan kegiatan yang merangsang motorik dan logikanya seperti bernyanyi, menari, menggambar, mewarnai, Berdasarkan wawancara dengan ketua kelompok PAUD se-kecamatan Patuk Gunungkidul rata-rata di masing-masing sekolah terdiri dari 2-3 guru. Kemudian jika ada guru yang ijin karena harus mengikuti kegiatan pelatihan maka guru sering kewalahan membuat kegiatan pembelajaran untuk mengkondisikan siswa yang relatif banyak sehingga perlu kegiatan pembelajaran yang efektif dan efisien untuk menarik minat siswa PAUD.  Salah satu alternatif solusi permasalahan yang ada di PAUD se-kecamatan Patuk Gunungkidul adalah dengan pengenalan metode Montessori sebagai dasar aktivitas belajar anak, Metode Montessori ini adalah metode belajar yang sangat dekat dengan aktivitas anak di rumah. Metode ini dapat diterapkan secara individu mau pun kelompok untuk mengenalkan dan menanmkan kecintaan terhadap sains dan matematika peserta didik.

Sasaran kegiatan
Guru PAUD se-kecamatan Patuk Gunungkidul yang berjumlah 30 orang.

Metode Kegiatan
Metode Pendekatan yang akan dilakukan untuk menyelesaikan program ini yaitu metode kerjasama (kooperatif). Kegiatan yang akan dilakukan adalah penjelasan pengenalan metode Montessori untuk anak PAUD di Kecamatan Patuk Gunungkidul. Seting dan metode kegiatan dilaksanakan pada Sabtu, 15 September 2018 di balai dusun Sumbertetes Kecamatan Patuk Gunungkidul. Kegiatan dilakukan oleh Octavian Muning M, M.Pd., Shanta Rezkita, S.Si., M.Pd. dan Trisniawati, S.Si., M.Pd. serta dibantu oleh mahasiswa.

Hasil Kegiatan
§  Judul Kegiatan: Pengenalan metode Montessori untuk anak PAUD di Kecamatan Patuk Gunungkidul.
§  Waktu  & Tempat Pelaksanaan: Sabtu, 15 September 2018 pukul 09.00-11.30 bertempat di balai dusun Sumbertetes Kecamatan Patuk Gunungkidul.
§  Peserta: 30 guru PAUD se-kecamatan Patuk Gunungkidul.
§  Tujuan kegiatan: memberikan pengetahuan mengenai pembelajaran Sains, Bahasa Indonesia, dan Matematika dengan metode Montessori pada anak PAUD di kecamatan Patuk Gunungkidul.
§  Jadwal kegiatan rinci: kegiatan pertama diawali dengan penjelasan pembelajaran Sains dengan metode Montessori pada anak PAUD di kecamatan Patuk Gunungkidul. Penjelasan diberikan meliputi belajar zoologi, botani, sejarah dan budaya bangsa dengan tujuan utama tidak hanya membuat anak mengerti melainkan menanamkan minat anak terhadap sains dan budaya. Guru bersama orangtua harus memberi kesempatan pada anak untuk berinteraksi dengan lingkungan budaya dan memperluas cakralawa kebudayaan mereka, bukan hanya untuk kebutuhan perkembangan intelektual, tetapi juga perkembangan spiritual mereka. Kegiatan kedua yaitu penjelasan pembelajaran Bahasa Indonesia dengan metode Montessori pada anak PAUD di kecamatan Patuk Gunungkidul. Penjelasan diberikan meliputi agar terampil berkomunikasi, agar anak mampu bersosialisasi, dan meningkatkan minat anak pada buku. Kemudian dilanjutkan langkah dasar pengembangan kosakata meliputi berbicaralah dengan jelas kepada anak-anak (hindari berbicara seperti anak kecil); ajarkan nama-nama benda dan orang dengan benar; acakan sesuatu kepada anak; berikan buku-buku yang menarik untuk dilihat (gambar merangsang imajinasi); bicaralah kepadanya; dengarkan anak ketika dia berbicara; biarkan anak mendengarkan rekaman; doronglah anak agar berbicara dengan orang lain. Kegiatan ketiga yang dilakukan yaitu penjelasan pembelajaran Matematika dengan metode Montessori pada anak PAUD di kecamatan Patuk Gunungkidul. Penjelasan diberikan meliputi tiga periode pengenalan dalam matematika yaitu Periode 1: “ini adalah…” yaitu periode pengenalan menggunakan “Ini adalah….”. Caranya, ambillah benda yang ingin dikenalkan dan kenalkan “ini kecil”; Periode 2: “Perlihatkan padaku…” yaitu periode asosiasi, mintalah anak untuk menunjukkan pada Anda mana yang terbesar, terkecil, dan lain-lain; Periode 3: “mengingat kembali…” yaitu periode ini ditunjukkan untuk mengingat kembali. Periode 3 diterapkan ketika anak sudah paham benar dengan periode 1 dan 2. Sambil  menunjukkan ke benda tertentu, tanyakan “Apakah ini ?”. Kegiatan yang keempat yaitu diskusi dan tanya jawab yaitu guru ingin ditunjukkan video percobaan sains yang ada, kemudian guru menanyakan langkah-langkah percobaan dan apa saja alatnya. Siswa kelas III SD Negeri Kabregan sangat antusias dalam mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir.
§  Pencapaian hasil: guru mendapatkan pengetahuan mengenai pembelajaran Sains, Bahasa Indonesia, dan Matematika dengan metode Montessori. 
     Evaluasi hasil kegiatan: pelaksanaan kegiatan ini berjalan tepat waktu sesuai dengan jadwal dan rencana kegiatan. Dalam kegiatan ini guru sangat antusias mendengarkan penjelasan dan menyimak pemaparan mengenai pembelajaran Sains, Bahasa Indonesia, dan Matematika dengan metode Montessori. Tingkat keberhasilan kegiatan ini 100% karena semua guru antusias, paham dan  mengemukakan kegiatan pengenalan pembelajaran Sains, Bahasa Indonesia, dan Matematika dengan metode Montessori bermafaat bagi guru. Hal ini dibuktikan dari hasil angket yang diperoleh. Guru juga antusias ketika diskusi dan tanya jawab yaitu lebih khusus pada percobaan sains yang dapat dilaksanakan di kegiatan pembelajaran. Saran yang dikemukakan oleh guru yaitu dilakukan tindak lanjut mengenai pembelajaran dengan metode Montessori dengan praktek langsung dikelas

Penutup
    Berdasarkan pelaksanaan kegiatan Pengenalan metode Montessori untuk anak PAUD di Kecamatan Patuk Gunungkidul dapat disimpulkan kegiatan berjalan lancar, sukses, dan bermanfaat. Guru sangat antusias mendengarkan penjelasan dan menyimak pemaparan mengenai pembelajaran Sains, Bahasa Indonesia, dan Matematika dengan metode Montessori. Guru juga sangat aktif ketika berdiskusi dan tanya jawab mengenai percobaan sains yang bisa dilaksanakan di kelas. Diharapkan untuk lebih jauh guru dapat lebih termotivasi lagi dalam menerapkan metode Montessori baik dalam pembelajaran Sains, Bahasa Indonesia, dan Matematika di kelas.

Dokumentasi




JURNAL: Penerapan E-Learning Edmodo ditinjau dari Hasil Belajar Mahasiswa PGSD Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa

Oleh: Trisniawati, Mahmudah Titi Muanifah, Martalia Ardiyaningrum

Abstract:
This study aims to describe the effectiveness of e-learning edmodo in terms of learning outcomes of PGSD UST students, the effectiveness of group discussion learning in terms of student learning outcomes and comparing the effectiveness of e-learning edmodo and group discussion learning in terms of student learning outcomes. This type of research is a quantitative approach research that is quasi-experiment research. This research was conducted at the PGSD of UST. The subjects of this study were 2F and 2I semester students of PGSD UST. Data analysis method was carried out by one sample t-test and independent sample t-test. Data analyzed in the form of primary data, namely tests given to students. The results showed that mathematics learning using e-learning edmodo was more effective than mathematics learning using group discussion in terms of student learning outcomes. The lowest and highest learning outcomes obtained by the experimental class (e-leaning edmodo) were 36.05 and 88.15 with an average of 73.57. For the control group (group discussion) the lowest and highest learning outcomes were 38.50 and 92.40 with an average of 66.25.

See more...

JURNAL: Pembelajaran Dengan Pendekatan Discovery Pada Bangun Ruang Sisi Datar di Sekolah Dasar

Oleh: Trisniawati

Abstrak:
Di dunia yang terus berubah, mereka yang memahami dan dapat mengerjakan matematika akan memiliki kesempatan dan pilihan yang banyak dalam menentukan masa depannya. Oleh karena itu, untuk menguasai dan menciptakan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi serta mampu bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah dan kompetitif di masa depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini. Melihat begitu pentingnya matematika, maka pembelajaran matematika diberikan di semua jenjang pendidikan di Indonesia mulai dari sekolah dasar. Pembelajaran matematika hendaknya berpusat pada siswa dengan menggunakan berbagai macam pendekatan dan metode. Siswa dituntut mampu menemukan konsep dalam pembelajaran matematika. Siswa dituntut untuk dapat menemukan konsep sendiri melalui pembelajaran yang bermakna salah satunya pembelajaran dengan pendekatan discovery. Pendekatan discovery merupakan suatu pendekatan belajar dimana siswa dituntut mampu menemukan suatu konsep dalam belajar. Selain itu pembelajaran yang mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan kehidupan sehari-hari dimana siswa mengamati, menggolongkan, membuat dugaan, menjelaskan, menganalisis, memverifikasi, membuat kesimpulan suatu konsep dalam belajar termasuk pada bangun ruang sisi datar di sekolah dasar.

See more....

PENGABDIAN MASYARAKAT: Pengenalan Metode Montessory dalam Aktivitas Belajar Sains dan Matematika Peserta Didik Kelompok Bermain/Paud ‘Aisyiyah Jageran Mantrijeron Yogyakarta

Oleh: Ayu Rahayu, M.Pd., Trisniawati, S.Si., M.Pd., dan Nelly Rhosyida, M.Pd.

Pendahuluan
Kelompok Bermain/ Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) ‘Aisyiyah Jageran Mantrijeron, sesuai namanya, berada di tengah kota Yogyakarta tepatnya di desa Jageran kecamatan Mantrijeron. Kelompok Bermain ini berdiri pada tahun 2015 atas dasar inisiatif masyarakat bahwa kegiatan anak-anak usia prasekolah di daerah tersebut belum diwadahi dengan bentuk yang terstruktur seperti pendidikan untuk anak usia dini. Padahal usia dini inilah yang sangat penting bagi perkembangan anak selanjutnya (golden age). Sebagai wadah kegiatan anak-anak pra-sekolah yang belum lama dibentuk, PAUD ‘Aisyiyah Jageran Mantrijeron masih dalam tahap pengembangan kurikulum dengan kegiatan yang bervariatif. Anak-anak dikenalkan dengan kegiatan yang merangsang motorik dan logikanya seperti bernyanyi, menari, menggambar, mewarnai, PAUD ini memiliki 4 orang staf pengajar, dengan 1 kepala sekolah, 1 guru kelas, dan 2 guru pendamping. Peserta didik dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu A dan B. Kelompok A terdiri dari anak-anak usia 2-3 tahun. Kelompok B terdiri dari anak-anak usia 3-4 tahun. Dalam satu pekan, kelompok A mengikuti kegiatan di PAUD pada hari Senin, Rabu, dan Jumat. Sedangkan kelompok B mengikuti kegiatan di PAUD pada hari Selasa, Kamis, dan Sabtu. Kegiatan di PAUD dilaksanakan mulai dari jam 7.30 WIB sampai dengan pukul 11.00 WIB. Selebihnya, anak akan lebih banyak melakukan kegiatan di rumah atau di masyarakat.
Berdasarkan diskusi dengan kepala sekolah dan guru kelas, diperoleh hasil bahwa peserta didik di PAUD ini sudah dikenalkan dengan berbagai aktivitas yang mendukung perkembangan anak. Kepala sekolah menyampaikan bahwa, terdapat anak yang sulit berinteraksi karena mendekati berkebutuhan khusus, walau pun ini adalah dugaan sementara karena belum dilaksanakan kegiatan asesmen. Kepala sekolah dan guru memerlukan berbagai masukan mengenai kegiatan yang tepat untuk membekali diri anak dengan berbagai kompetensi termasuk untuk berinteraksi dengan masyarakat sosialnya. Salah satu alternatif solusi permasalahan yang ada di PAUD ‘Aisyiyah Jageran adalah dengan pengenalan metode Montessory sebagai dasar aktivitas belajar anak, Metode Montessory ini adalah metode belajar yang sangat dekat dengan aktivitas anak di rumah. Metode ini dapat diterapkan secara individu mau pun kelompok untuk mengenalkan dan menanamkan kecintaan terhadap sains dan matematika peserta didik.

Sasaran Kegiatan
Kepala sekolah dan guru PAUD ‘Aisyiyah Jageran yang keseluruhan berjumlah 4 orang
Peserta didik PAUD ‘Aisyiyah Jageran

Hasil Kegiatan
Kegiatan pengabdian masyarakat berjudu “Pengenalan Metode Montessory dalam Aktivitas Belajar Sains dan Matematika Peserta Didik Kelompok Bermain/Paud ‘Aisyiyah Jageran Mantrijeron Yogyakarta” telah dilaksanakan si PAUD ‘Aisyiyah Jageran Mantrijeron pada 2 Juni sampai dengan 4 Oktober 2018.  
Secara lebih rinci, hasil kegiatan ini yaitu sebagai berikut.
a.    Tahap Pra Pelaksanaan
Tahap pra-pelsksanaan dilakukan untuk mengetahui kondisi dan potensi serta permasalahan yang dimiliki sekolah atau dalam hal ini PAUD ‘Aisyiyah Jageran Mantrijeron. Tahap ini dilaksanakan melalui wawancara guru pada tanggal 2 Juni 2018. Melalui wawancara guru diketahui bahwa: a) PAUD ‘AISYIYAH Jageran belum memiliki kurikulum baku yang dapat diimplementasikan. b) Pembelajaran dilaksanakan berdasarkan tema-tema yang telah dibuat oleh kepala sekolah. c) Bulan Juni sampai dengan pertengahan Juli, kelompok bermain ini libur bulan puasa dan hari raya. d) Kelompok bermain akan mulai aktif melaksanakan pembelajaran pada tanggal 9 Juli 2018. e) Observasi pelaksanaan pembelajaran dan observasi karakteristik peserta didik dapat dilaksanakan setelah tanggal 9 Juli 2018. Setelah diketahui kondisi umum pembelajaran di PAUD, tim pengabdi menyusun skenario pembelajaran berbasis metode Montessory yang nantinya dapat diimplementasikan di PAUD.
b.    Tahap Analisis
Tahap analisis dilaksanakan pada tanggal 14 Juli sampai dengan 18 Agustus 2018. Pada tahap ini tim pengabdi melakukan observasi pembelajaran dan karakteristik peserta didik. Setelah itu dilaksanakan “Pengenalan Metode Montesory dalam Aktivitas Belajar Sains dan Matematika bagi Anak Usia Dini” dalam bentuk diskusi dengan guru. Dalam diskusi juga dibahas contoh scenario dan media pembelajaran yang telah dibuat oleh tim pengabdi. Skenario dan media pembelajaran akan diimplementasikan dalam tahap demostrasi. Melalui kegiatan ini diharapkan: a) guru dapat mengenal metode montessory dalam kegiatan pembelajaran sains dan matematika.serta b) guru memperoleh gambaran kegiatan demonstrasi yang akan dilakukan mengenai metode montessory dalam kegiatan pembelajaran sains dan matematika.
c.    Tahap Demonstrasi
Pada tahap demonstrasi, tim pengabdi mendemonstrasikan kegiatan belajar di kelas. Tema pembelajaran yang dilaksanakan adalah “Menempel Puzzle Stik Bergambar”. Peserta didik memperoleh stik es krim yang berjumlah 5 buah. Jika stik es krim tersebut diurutkan berdasarkan urutan bilangannya, maka akan terbentuk gambar bunga. Konsep ini sama seperti konsep puzzle bergambar.
Konsep Matematika yang dikenalkan dalam kegiatan ini adalah berhitung angka 1 sampai dengan 5, sedangkan konsep sains yang dikenalkan adalah bagian-bagian bunga. Peserta didik akan lebih fokus terhadap susunan gambar yang terbentuk dari stik es krim dibandingkan dengan urutan angkanya. Hal tersebut dikarenakan, berdasarkan tahapan perkembangan kognitif anak usia dini, mereka belum dapat diajarkan hal yang abstrak seperti menghafal angka. Anak usia dini belajar dari hal-hal yang dapat ia amati secara konkrit dengan lebih banyak bermain. Konsep “angka” yang ada dalam puzzle stik es krim hanya bersifat “dikenalkan” bukan “diajarkan” kepada peserta didik. Sedangkan konsep sains yaitu bagian-bagian bunga juga dikenlkan kepada peserta didik. Peserta didik lebih banyak bermain denga puzzle yang mereka dapat sehingga mereka merasa senang belajar sambil bermain.
Berdasarkan evaluasi yang dilakukan bersama dengan guru, diperolehhasil bahwa: a) peserta didik masih agak kesulitan dalam membuka “double tip” yang kecil, namun hal tersebut dapat diatasi karena peserta didik dibantu oleh guru pendamping. b) Penyampaian yang agak cepat bagi peserta didik sehingga penyampaian harus diulangi kembali. c) Peserta didik sangat antusias mengikuti pembelajaran karena kegiatan menempel puzzle stik es krim adalah kegiatan yang baru bagi mereka.
d.    Tahap Implementasi
Pada tahap implementasi, tim pengajar melaksanakan kegiatan belajar berbasis metode montessory dengan dibersamai oleh tim pengabdi. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) disusun bersama antara tim pengabdi dan tim pengajar. Berdasarkan diskusi, disusunlah skenario dan media yang akan diimplementasikan dalam pembelajaran di PAUD A’isyiyah Jageran.
Skenario tahap implementasi bertema “Menempel Bunga Kertas”. Konsep sains yang dikenalkan adalah peserta didik dapat mengenal warna, salah satu jenis tumbuhan yaitu bunga, serta bagian-bagian bunga antara lain mahkota bunga, tangkai dan daun. Konsep matematika yang dikenalkan adalah bentuk bangun datar dan bilangan.
Tahap implementasi ini dapat dilaksanakan dengan lancar. Peserta didik sangat antusias mengikuti kegiatan belajar. Peserta didik yang biasanya tidak antusias, saat kegiatan ini mampu mengikuti dengan baik.
e.    Tahap Evaluasi
            Pada tahap evaluasi ini dilakukan diskusi terhadap kegiatan yang telah dilakukan serta direncanakan tindak lanjut selanjutnya. Kegiatan pengabdian masyarakat dapat dilaksanakan dengan baik tanpa kendala yang berarti. Guru mampu mengimplementasikan dengan baik metode Montessori dalam aktivitas belajar sehingga peserta didik dapat belajar sains dan matematika dengan senang dan antusias.

Penutup
kegiatan dapat terlaksana dengan baik tanpa kendala yang berarti. Workshop dalam bentuk diskusi dapat menambah pengetahuan guru tentan “metode montessori”. Melalui demonstrasi guru dapat memperoleh gambaran riil apa itu metode Montessori. Melalui kegiatan implementasi, guru mampu melaksanakan dengan baik metode Montessori dalam aktivitas belajar sehingga peserta didik engan senang dan antusias mengikuti kegiatan. Peserta didik dapat belajar berinteraksi dengan lingkungan sosialnya melalui kegiatan menceritakan kembali hasil karyanya yang telah dilaksanakan.

Dokumentasi



JURNAL: Optimalisasi Penulisan Karya Tulis Ilmiah pada Guru Sd Negeri Jetis 2 Yogyakarta

Oleh: Trisniawati, Kristi Wardani, Dinar Martia Azizah

Abstract:
The optimization scientific paper writing activities for the teachers of Jetis 2 Public Elementary School Yogyakarta is aimed to optimize the paper writing skills of the Jetis 2 Public Elementary School Yogyakarta teachers on the elementary scientific journal. This activity was held in November. The first activity is the introduction of the scientific papers types and how to write a scientific paper properly and correctly. The second activity is the writing of the scientific paper on the Taman Cendekia journal. The third activity is the guidance of the articles written by the teachers. The fourth activity is Scientific Paper Writing Workshop of the Jetis 2 Public Elementary School Yogyakarta teachers. Those activities run well and gain its success, which is attended by 9 teachers of Jetis 2 Public Elementary School Yogyakarta. The result of this activity is in the form of scientific articles, which are made by Jetis 2 Public Elementary School Yogyakarta which is reaching 2 numbers of articles subsequently published on the Taman Cendekia journal.



PENGABDIAN MASYARAKAT: Sosialisasi mengenai Empat Sehat Lima Sempurna di SD Kabregan Bantul Yogyakarta

Oleh: Trisniawati, S.Si., M.Pd dan Shanta Rezkita, S.Si., M.Pd.

Pendahuluan
Makanan empat sehat lima sempurna merupakan menu makanan yang lengkap dan mengandung gizi yang dibutuhkan oleh tubuh seperti karbohidrat, protein, vitamin, dan mineral. Masing-masing zat gizi tersebut terkandung dalam berbaagai jenis makanan yang berbeda sehingga menu makanan harus beranekaragam agar kebutuhan gizi yang diperlukan tubuh terpenuhi. Makanan empat sehat lima sempurna terdiri dari berbagai unsur  makanan yang biasa dimakan setiap hari yaitu makanan pokok, lauk-pauk, sayur-mayur, buah, dan susu/produk olahan.
Manfaat makanan empat sehat lima sempurna sangat baik bagi kesehatan dan tubuh. Saat ini yang perlu dilakukan adalah mengkombinasikan  jenis makanan yang terdapat di kandungan empat sehat lima sempurna untuk asupan gizi  sehari-hari. Pemberian pengetahuan mengenai makanan empat sehat lima sempurna kepada siswa sangat penting untuk dilakukan. Hal tersebut dikemukakan oleh kepala sekolah SD Kabregan Bantul Yogyakarta. Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah, menyadari pentingnya makanan empat sehat lima sempurna kepada siswa, maka diadakan sosialisasi mengenai makanan empat sehat lima sempurna kepada siswa. Tujuan diadakannya sosialisasi makanan empat sehat lima sempurna agar kita mengenali jenis-jenis makanan yang dilengkapi dengan protein, mineral, dan karbohidrat yang dibutuhkan tubuh. Kemudian memberikan video mengenai makanan empat sehat lima sempurna, bahaya jajan sembarangan bagi siswa, mendata berat badan ideal dikaitkan dengan tinggi badan, dan memberikan makanan empat sehat lima sempurna. Akan tetapi keliru jika menganggap bahwa makanan empat sehat lima sempurna ini dikonsumsi sekaligus ketika makan.

Sasaran kegiatan
Siswa kelas III SD Kabregan Bantul Yogyakarta berjumlah 23 siswa.

Metode Kegiatan
Metode Pendekatan yang akan dilakukan untuk menyelesaikan program ini yaitu metode kerjasama (kooperatif). Kegiatan yang akan dilakukan adalah penjelasan makanan empat sehat lima sempurna, bahaya jajan sembarangan, penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan, dan pemberian makanan empat sehat lima sempurna. Seting dan metode kegiatan dilaksanakan pada Senin, 19 Februari 2018 di kelas III SD Kabregan Bantul Yogyakarta. Kegiatan dilakukan oleh Shanta Rezkita, S.Si., M.Pd. dan Trisniawati, S.Si., M.Pd. serta dibantu oleh mahasiswa KKN.

Hasil Kegiatan
§  Judul Kegiatan: Sosialisasi Makanan Empat Sehat Lima Sempurna.
§  Waktu  & Tempat Pelaksanaan: Senin, 19 Februari 2018 pukul 10.00-11.30 bertempat di SD Negeri Jetis 2 Yogyakarta.
§  Peserta: 23 siswa kelas III SD Kabregan Bantul Yogyakarta.
§  Tujuan kegiatan: memberikan pengetahuan makanan empat sehat lima sempurna dapat menambah pengetahuan siswa SD Kabregan Bantul Yogyakarta, memberikan pengetahuan mengenai bahaya jajan sembarangan kepada siswa SD Kabregan Bantul Yogyakarta, dan mengetahui berat badan ideal siswa SD Kabregan Bantul Yogyakarta
§  Jadwal kegiatan rinci: kegiatan pertama diawali dengan penjelasan makanan empat sehat lima sempurna. Penjelasan diberikan meliputi pengertian makanan empat sehat lima sempurna, jenis-jenisnya dan contoh makanan empat sehat lima sempurna yaitu dengan memberiakan video mengenai makanan empat sehat lima sempurna. Kegiatan kedua kemudian diberikan video mengenai dampak jajan sembarangan ke siswa yaitu sakit perut, diare, dll. Kegiatan ketiga yang dilakukan yaitu mengukur tinggi badan dan menimbang berat badan siswa kelas III SD Negeri Kabregan satu persatu, kemudian mendata nya untuk ditentukan berat badan ideal menurut Rumus Broca. Kegiatan yang keempat yaitu siswa diberikan makanan empat sehat lima sempurna berupa puding buah naga dan susu kedelai. Siswa kelas III SD Negeri Kabregan sangat antusias dalam mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir.
§  Pencapaian hasil: siswa dapat mengetahui makanan empat sehat lima sempurna dan dampak jajan sembaarangan.
§  Evaluasi hasil kegiatan: pelaksanaan kegiatan ini berjalan tepat waktu sesuai dengan jadwal dan rencana kegiatan. Dalam kegiatan ini siswa sangat antusias mendengarkan penjelasan dan menyimak video pembelajaran mengenai perilaku hidup bersih dan sehat. Tingkat keberhasilan kegiatan ini 100% karena semua siswa antusias mendengarkan penjelasan mengenai makanan empat sehat lima sempurna. Siswa juga antusias ketika diberikan makanan puding buah naga dan susu kedelai. Pelajaran yang diambil dari kegiatan ini adalah agar guru lebih mengingatkan siswa agar tidak jajan sembaarangan di sekolah maupun di lingkungan masyarakat.

Penutup
Siswa sangat antusias mendengarkan penjelasan dan menyimak video pembelajaran mengenai makanan empat sehat lima sempurna. Siswa juga antusias saat diberikan makanan sehat berupa puding buah naga dan susu kedelai.

Tugas II Teori Belajar dan Pendekatan Pembelajaran Kelas 5CD

Setelah mempelajari Teori Belajar dan Pendekatan Pembelajaran, maka kemukakan teori dan pendekatan pembelajaran apa yang Anda gunakan sesuai dengan pembagian kelompok. Tuliskan Nama NIM dan Kelas pada kolom komentar sebelum menjawab.

Tugas I Identifikasi Materi Kelas 5CD

Berdasarkan pembagian kelompok yang telah dilaksanakan di kelas, maka identifikasilah materi Anda ada dikelas berapa saja. Tulislah Nama Kelas dan NIM pada jawaban Anda pada kolom komentar

FOKUS PERMASALAHAN PADA PTK

PERMASALAHAN I:

Ibu Ami, guru bahasa Inggris di SD dan mengajar di kelas III, mula-mula menjadi risau karena hanya 5 dari 28 orang siswa yang mau menjawab dengan bahasa Inggris jika guru mengajukan pertanyaan. Siswa lain selalu diam kalau ditanya atau berpura-pura tidak mendengar pertanyaan guru. Ibu Ami sering kesal dan melanjutkan pembelajaran tanpa menghiraukan anak-anak yang tidak mau menjawab tersebut. Jika tidak ada yang menjawab, Ibu Ami biasanya meneruskan pembelajaran dengan meminta siswa membaca materi yang ada dalam buku pembelajaran, kemudian menjawab pertanyaan yang ada di buku secara tertulis. Jawaban siswa diperiksa bersama-sama, sambil sesekali memberi perhatian pada grammer, jika ada siswa yang salah menuliskan jawabannya. Dengan cara ini, Ibu Ami pun melupakan kerisauannya. Keadaan ini berlangsung sepanjang semester tanpa ada upaya perbaikan. Hasil tes bahasa Inggris siswa sedang-sedang saja karena tes hanya pemahaman bacaan dan grammer. Namun, ketika ada tamu asing yang kebetulan berkunjung ke SD masuk ke kelas III, tidak seorangpun dari siswa berani menjawab pertanyaan tamu asing tersebut, apalagi bertanya. Hal ini menyebabkan Ibu Ami di panggil oleh Kepala Sekolah, dan diminta untuk berupaya agar siswa mampu berbahasa Inggris, meskipun yang paling sederhana. Kejadian ini membuat kerisauan yang dulu pernah muncul, dirasakan kembali oleh Ibu Ami.

Analisislah identifikasi dan fokus masalah, rumusan masalah, judul penelitian, dan sebutkan variabel-variabel penelitian pada permasalahan I tersebut.

Berikan pendapatmu pada kolom komentar dengan menyebutkan NAMA/NIM/KELAS.

Prosedur Pengembangan Tes



DOWNLOAD

Tugas Observasi Pembelajaran Mata Kuliah PTK 6CD

Tugas PTK bersamaan mahasiswa magang yaitu secara berkelompok 1-2 mahasiswa melaksanakan observasi pembelajaran di Sekolah dan melakukan wawancara terkait guru apakah pernah melaksanakan PTK atau belum. Tugas dikumpulkan minggu kedua perkuliahan. Kelompok bebas dan bisa satu kelompok magang, maksimal 2 mahasiswa, dapat juga sendiri.

Berikut ini terlampir format pedoman observasi pembelajaran:




DOWNLOAD

Pembagian Kelompok Evaluasi Pembelajaran SD


Pembagian Kelompok Evaluasi Pembelajaran SD Kelas 4KL


DOWNLOAD