MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA


 MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA
A.    Pendahuluan
Keberhasilan dalam pembelajaran matematika tidak jauh dari guru berperan sebagai informator, komunikator, dan fasilitator. Metode mengajar digunakan oleh guru dapat mempengaruhi interaksi antara guru, siswa, dan prestasi belajar. Sampai sekarang kita masih mendengar banyak siswa yang mengeluh bahwa matematika dipandang sebagai mata pelajaran yang menakutkan, tidak menarik, dan sulit untuk dilakukan, juga tidak berhubungan banyak untuk kehidupan sehari-hari.
Memotivasi belajar penting artinya dalam proses pembelajaran karena fungsinya mendorong, menggerakkan, dan mengarahkan kegiatan belajar. Motivasi adalah prasyarat dalam pembelajaran, tanpa motivasi hasil belajar yang dicapai tidak akan optimal dan motivasi sendiri merupakan dorongan yang timbul dari dalam diri sendiri atau ditimbulkan oleh lingkungan sekitar. Motivasi yang ada pada seseorang akan mewujudkan suatu perilaku yang diarahkan pada tujuan untuk mencapai sasaran. Keberhasilan belajar seseorang tidak lepas dari motivasi orang yang bersangkutan, oleh karena itu pada dasarnya motivasi belajar merupakan faktor yang sangat menentukan keberhasilan belajar seseorang.
Penelitian Aida Suraya menunjukkan adanya korelasi positif yang signifikan antara usaha, percaya diri, dan motivasi secara keseluruhan dengan prestasi belajar secara keseluruhan. Demikian juga, korelasi positif yang signifikan antara usaha, percaya diri, khawatir, dan motivasi secara keseluruhan dengan prestasi rata-rata matematika siswa. Peningkatan motivasi belajar siswa sangat diperlukan mengingat bahwa prestasi belajar pada umumnya meningkat jika motivasi untuk belajar bertambah.
Motivasi dalam pembelajaran matematika pada umumnya masih rendah. Salah satu penyebabnya adalah kurangnya faktor pendorong dalam diri atau faktor luar yang mendukung motivasi. Kuat lemahnya motivasi seseorang akan mempengaruhi keberhasilan belajar, maka motivasi perlu diusahakan terutama yang berasal dari dalam diri maupun dorongan dari luar dengan cara memberi hadiah, penghargaan, pujian dan lain-lain. Dalam hal ini motivasi matematika penting karena akan menentukan strategi berfikir siswa yang tepat untuk memahami suatu materi.

B.     Deskripsi Teori
Motivasi mengacu pada kesediaan siswa, kebutuhan, keinginan dan keharusan dalam berpartisipasi, dan keberhasilan dalam proses pembelajaran. Motivasi merupakan alasan individu untuk berperilaku dalam situasi tertentu. Motivasi biasanya didefinisikan sebagai kekuatan yang menjelaskan semangat, seleksi, arah, dan kelanjutan perilaku. Motivasi dapat memberikan alasan, insentif, antusiasme, atau kepentingan yang menyebabkan tindakan tertentu atau perilaku tertentu. Motivasi ada dalam kehidupan sehari-hari misalnya tindakan sederhana yaitu makan dimotivasi oleh rasa lapar. Demikian pula pendidikan yang dimotivasi oleh keinginan untuk pengetahuan. Secara komprehensif motivasi merupakan bagian dari tujuan seseorang, keyakinan seseorang mengenai apa yang dianggap penting.
Motivasi dapat menyebabkan terjadinya perubahan energi yang ada pada siswa, sehingga akan berpengaruh dengan persoalan gejala psikis, perasaan dan juga emosi, untuk kemudian bertindak atau melakukan sesuatu. Semua itu didorong karena adanya tujuan, kebutuhan dan keinginan.
Berdasarkan uraian tersebut di atas maka motivasi belajar merupakan keinginan atau dorongan pada diri seseorang baik secara sadar maupun tidak sadar untuk melakukan sesuatu perbuatan dengan tujuan tertentu. Dalam hal ini siswa perlu diberi perlakuan agar timbul motivasi belajar pada diri siswa yaitu diciptakan suatu kondisi tertentu sehingga siswa tergerakkan untuk belajar.
Banyak faktor yang menentukan apakah siswa termotivasi atau tidak termotivasi untuk belajar. Motivasi dapat timbul karena adanya perlakuan dari luar (eksternal) maupun adanya perlakuan dari dalam (internal). Faktor internal berasal dari dalam diri siswa sedangkan faktor eksternal berasal dari luar diri siswa misalnya dari lingkungan keluarga, masyarakat, guru, orangtua, teman, dll. Pandangan atau persepsi dari masyarakat terhadap matematika bahwa matematika itu sulit juga berdampak pada motivasi siswa terhadap pembelajaran matematika. Pengalaman pembelajaran matematika dari jenjang sebelumnya juga sangat berpengaruh terhadap motivasi siswa. Siswa tidak akan termotivasi jika pembelajaran matematika dalam jenjang sebelumnya tidak berjalan dengan baik. Terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi dalam pembelajaran matematika yaitu :
1.      Dukungan pembelajaran matematika oleh masyarakat terutama pada sistem, seperti dewan sekolah dan tata usaha (TU), orangtua dan wali, murid dan industri, pejabat terpilih, dan media.
2.      Penciptaan suasana yang positif dalam pembelajaran matematika.
3.      Peningkatan sikap siswa terhadap matematika.
4.      Perhatian untuk keterampilan belajar.
5.      Penetapan tinggi, lebih dari harapan.
6.      Penyesuaian pekerjaan rumah untuk peningkatan efektivitas.
7.      Pengenalan siswa harus menempatkan pendidikan sebelum pekerjaan part-time.
8.      Dukungan lebih keterlibatan orangtua / keluarga yang didukung oleh guru dan sekolah.
9.      Peningkatan bimbingan / penyuluhan siswa.

C.    Pembahasan
Penelitian Middleton dan Spanias (1999) menunjukkan bahwa prestasi belajar matematika dipengaruhi kuat oleh motivasi. Motivasi memberikan kontribusi pada kemampuan untuk memecahkan masalah. Komponen motivasi belajar dalam jurnal Motivation To Learn (Connie Firth: 2010) adalah :
1)      Rasa Ingin Tahu
Tugas seorang pendidik adalah untuk memelihara keingintahuan siswa dan menggunakan rasa ingin tahu sebagai motif untuk belajar. Salah satunya dengan memberikan siswa stimulus yang baru tapi tidak terlalu berbeda dari apa yang telah mereka ketahui sebelumnya. Menyajikan stimulus yang benar-benar asing dapat menimbulkan kecemasan daripada keingintahuan. Penyajian permasalahan matematika harus berbeda dari permasalahan sebelumnya tetapi dengan tingkatan yang bertahap. Keseimbangan antara kompleksitas dan kejelasan juga perlu diperhatikan. Keingintahuan adalah motif intrinsik untuk belajar, dan dengan demikian belajar tidak tergantung pada penghargaan yang diberikan oleh guru tetapi siswa sendiri tertarik belajar karena keingintahuan mereka. Hal ini sesuai teori kognitif Vygotsky yang menjelaskan bahwa pembelajaran harus berada pada Zone Proximate Development (ZPD) yaitu pembelajaran dimana siswa secara individu belum mampu mencapai tujuan pembelajaran akan tetapi dapat mencapai tujuan pembelajaran secara bersama-sama, misalnya dengan kerja kelompok, penelitian, dll.
2)      Percaya Diri
Konsep percaya diri dapat diterapkan untuk belajar siswa. Siswa yang meragukan kemampuan mereka untuk sukses adalah siswa yang kurang termotivasi untuk belajar. Memberikan tugas secara berkelompok dan memberikan kesuksesan awal pada siswa adalah salah satu metode pengembangan kepercayaan diri siswa. Dalam pembelajaran matematika penting memberikan kesuksesan di awal pada siswa agar siswa termotivasi untuk melaksanakan pembelajaran selanjutnya. Apabila guru memberikan tugas atau pekerjaan rumah kepada siswa maka dengan urutan dari yang mudah, sedang dan susah sehingga siswa merasa bisa mengerjakan dan selanjutnya termotivasi mengerjakan tugas tersebut.
3)      Sikap
Setiap pendidik pasti pernah menjumpai siswa yang mempunyai sikap kurang baik. Dalam pendidikan, pembelajaran memang tidak hanya dinilai melalui sikap tetapi sikap merupakan salah satu hal yang penting. Terdapat tiga pendekatan untuk mengubah sikap, yaitu memberikan pendekatan persuasif, memperkuat perilaku yang sesuai, dan mendorong perpaduan antara kognitif, afektif, dan komponen sikap. Sikap sangat berkaitan dengan motivasi karena ada korelasi yang positif diantara keduanya, apabila sikap belajar matematika siswa baik maka motivasi siswa juga tinggi demikian sebaliknya apabila motivasi belajar tinggi maka sikap siswa terhadap pembelajaran matematika juga baik.
4)      Kebutuhan
Kebutuhan masing-masing siswa sangat bervariasi. Klasifikasi tingkatan kebutuhan manusia oleh Maslow. Ada lima tingkatan kebutuhan ini: (1) Fisiologis (tingkat bawah) (2) Keselamatan (tingkat rendah) (3) Cinta dan barang-barang (tingkat sedang) (4) Penghargaan dan penghormatan (tingkat tinggi) (5) Aktualisasi diri (tingkat tinggi). Motivasi siswa pada tingkatan rendah akan berbeda dengan motivasi siswa pada tingkatan tinggi. Siswa tidak akan siap untuk belajar jika kebutuhan tingkat rendah belum terpenuhi. Misalnya siswa yang ke sekolah masih dalam keadaan lapar maka mereka tidak mampu belajar karena kurang konsentrasi. Dengan kata lain kebutuhan tingkat rendah harus dipenuhi terlebih dahulu agar motivasi siswa ada.
5)      Kompetensi
Kompetensi merupakan motif intrinsik untuk belajar yang terkait dengan kepercayaan diri siswa. Seseorang akan diberi penghargaan bila mereka melakukan pekerjaan dengan baik. Bagi beberapa siswa sukses dalam suatu hal belum tentu cukup. Guru tidak boleh hanya memberikan kondisi dimana siswa dapat berhasil tetapi juga memberikan kesempatan kepada siswa bahwa mereka mampu menyelesaikan sendiri tugas-tugas yang menantang. Seperti pepatah lama, mengajarkan seseorang untuk menangkap ikan akan lebih baik daripada memberikan ikan untuk lauk makan. Demikian pula belajar tanpa proses pemahaman pasti cepat hilang. Dukungan dari faktor luar, penghargaan dan dorongan penting bagi siswa untuk mencapai kompetensi. Pencapaian kompetensi itu sendiri menjadi faktor pendorong intrinsik.
6)      Motivator Eksternal
Lingkungan yang aktif dapat meningkatkan partisipasi dan menghilangkan kebosanan siswa. Strategi pembelajaran yang diberikan harus fleksibel, kreatif dan terus-menerus diterapkan. Mengkondisikan lingkungan belajar, metode pengajaran dan bahan belajar yang bervariasi akan meningkatkan motivasi siswa. Kondisi eksternal yang mendukung kondisi internal meliputi; ketentuan untuk relevansi, pilihan, kontrol, tantangan, tanggung jawab, kompetensi, menyenangkan, dan dukungan dari orang lain dalam bentuk kepedulian, penghormatan dan bimbingan dalam pengembangan kemampuan.

Motivasi belajar bersifat pribadi dan berasal dari dalam individu, tetapi dapat dipengaruhi oleh faktor eksternal. Tugas guru harus dapat mengkondisikan komponen-komponen motivasi pada pembelajaran. Dalam pembelajaran matematika motivasi dan sikap siswa sangatlah berkaitan, guru harus menyajikan matematika sebagai pembelajaran yang menarik dan menyenangkan. Selain itu pembelajaran matematika harus berkaitan dengan kehidupan sehari-hari siswa dan mencakup materi yang relevan dengan kebutuhan dan minat siswa. Sikap guru terhadap matematika juga mempengaruhi sikap siswa, guru harus menyadari peran model pembelajaran yang baik untuk siswa. Sehingga sikap siswa dan motivasi siswa dalam pembelajaran mempunyai korelasi yang positif terhadap prestasi belajar matematika. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Monique Boekarts, hasil dari penelitian memberikan kesimpulan bahwa :
a.       Siswa tidak termotivasi dalam belajar jika menghadapi kegagalan.
b.      Siswa yang prestasi belajarnya kurang, ternyata dipengaruhi oleh motivasi dan penghargaan.
c.       Siswa yang berorientasi pada penugasan belajar lebih dari siswa yang berorientasi secara individu.
d.      Siswa mengharapkan penghargaan untuk setiap usahanya.
e.       Siswa membutuhkan dorongan dan umpan balik tentang bagaimana mengembangkan motivasi.
f.       Siswa membutuhkan dorongan dan umpan balik tentang bagaimana mengembangkan kemauan.
g.      Siswa lebih berkomitmen untuk belajar jika tujuan pembelajaran sesuai dengan tujuan bersama.

Berdasarkan penelitian Monique Boekarts, guru memberikan pembelajaran matematika dimulai dengan apa yang diketahui siswa sehingga siswa cenderung termotivasi karena mereka merasa bisa terlebih dahulu. Dalam memberikan tugas atau pekerjaan rumah mulailah dari soal yang mudah, sedang, dan selanjutnya tugas hendaklah meningkatkan motivasi siswa misalnya pengerjaan secara berkelompok. Selain itu guru juga harus menghargai setiap usaha dari siswa sekecil apapun usaha siswa karena hal itu menunjukkan bahwa siswa memiliki motivasi terhadap matematika. Guru juga harus memberikan umpan balik atau feedback terhadap tugas, pekerjaan rumah, dan ulangan sehingga siswa mengetahui hasil usaha atau prestasinya serta dijadikan sebagai motivasi agar prestasi siswa lebih meningkat dari sebelumnya.
Menurut Houghton Mifflin dalam Psychology Applied To Teaching terdapat beberapa saran untuk memotivasi siswa saat pembelajaran yaitu :
1.      Berikan perlakuan yang membantu siswa menempatkan diri mereka dan bekerja ke arah tujuan jangka panjang.
2.      Pastikan bahwa siswa mengetahui apa yang mereka lakukan, bagaimana melanjutkan langkah, dan bagaimana menentukan kapan mereka telah mencapai tujuan pembelajaran.
3.      Membuat segala kemungkinan agar memenuhi dapat meminimalkan kekurangan seperti aspek psikologi, kenyamanan, kesesuaian, dan penghargaan.
a)      Mengakomodasi rancangan instruksional sesuai aspek psikologi siswa.
b)      Membuat kelas secara fisik dan psikologis aman.
c)      Menunjukkan kepada siswa bahwa kita menghargai mereka dan bahwa siswa sangat berperan dalam pembelajaran.
d)     Merancang pengalaman belajar sedemikian hingga semua siswa dapat memperoleh nilai minimal.
4.      Meningkatkan ketertarikan terhadap pembelajaran matematika.
5.      Mengarahkan pengalaman belajar secara langsung akan sukses sebagai upaya untuk mendorong peningkatan prestasi, sebuah konsep diri yang positif, dan self-efficacy (kepercayaan diri) yang tinggi.
a)      Memberikan tujuan yang menantang tetapi dapat dicapai dan, bila perlu, yang melibatkan siswa.
b)      Memberikan hasil pengetahuan dengan menekankan hal yang positif.
6.      Cobalah untuk mendorong pencapaian prestasi, kepercayaan diri, dan arah diri pada siswa yang membutuhkan kemampuan ini.
a)      Menggunakan rencana pelatihan motivasi.
b)      Menggunakan metode pembelajaran kooperatif.
7.      Cobalah membuat pembelajaran menarik dengan mengutamakan kegiatan, investigasi, percobaan, interaksi sosial, dan kegunaan (manfaat).
Berdasarkan hasil penelitian tersebut motivasi berkaitan dengan aspek psikologi siswa. Dalam setiap pembelajaran matematika, motivasi siswa belum tentu konsisten. Hal tersebut dapat dipengaruhi kondisi psikologi siswa, misalnya kondisi keluarga, lingkungan sekolah atau masyarakat, kemudian metode pembelajaran ataupun materi pembelajaran. Oleh karena itu selain dari individu siswa perlu dukungan dari pihak luar seperti keluarga, lingkungan sekolah maupun masyarakat dalam meningkatkan motivasi belajar. Jika berkaitan dengan materi pembelajaran dan metode pembelajaran maka guru harus memberikan kegiatan pembelajaran yang inovatif dan variatif kepada siswa. Salah satunya dengan menerapkan pembelajaran yang konstruktif dimana siswa membangun pengetahuannya dari pengalaman belajar itu sendiri. Pembelajaran yang diberikan bersifat kontekstual dan menyarankan strategi belajar yang bervariasi serta memastikan bahwa siswa dapat menerapkan informasi yang luas. Dalam hal ini pengalaman dan interaksi sosial mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran.

D.    Kesimpulan
Motivasi belajar merupakan keinginan atau dorongan pada diri seseorang baik secara sadar maupun tidak sadar untuk melakukan sesuatu perbuatan dengan tujuan tertentu. Dalam hal ini siswa perlu diberi perlakuan agar timbul motivasi belajar pada diri siswa yaitu diciptakan suatu kondisi tertentu sehingga siswa tergerakkan untuk belajar. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi yaitu faktor baik dari dalam diri siswa maupun dari luar misalnya keluarga, lingkungan sekolah, masyarakat dan terutama guru. Salah satunya persepsi dari masyarakat terhadap matematika bahwa matematika itu sulit juga berdampak terhadap motivasi siswa terhadap pembelajaran matematika. Selain itu faktor utama yang mempengaruhi motivasi adalah guru. Model pembelajaran, metode pembelajaran yang dilakukan guru sangat mempengaruhi motivasi siswanya dalam pembelajaran matematika.
Berdasarkan berbagai hasil penelitian, motivasi mempunyai pengaruhyang signifikan terhadap prestasi belajar matematika. Dalam hal ini guru harus mampu meningkatkan motivasi dalam pembelajaran matematika dengan menyajikan matematika sebagai pembelajaran yang menarik dan menyenangkan. Salah satunya dengan menerapkan pembelajaran yang konstruktif dimana siswa membangun pengetahuannya dari pengalaman belajar itu sendiri. Pembelajaran yang diberikan bersifat kontekstual dan menyarankan strategi belajar yang bervariasi serta memastikan bahwa siswa dapat menerapkan informasi yang luas. Dengan pembelajaran ini diharapkan pembelajaran matematika menjadi lebih menarik dan menyenangkan sehingga siswa mempunyai motivasi yang tinggi dalam pembelajaran matematika.

DAFTAR PUSTAKA

Boekaerts, Monique. 2010. Motivation to Learn. Jurnal diambil dari http://www.ibe.unesco.org/Publications/EducationalPracticeSeriesPdf/prac10e.pdf.

Firth, Connie. 2010. Motivation to Learn. Jurnal diambil dari http://www.usask.ca/education/coursework/802papers/Frith/Motivation.PDF.

Humphrey, Tim. 1999. External Factor Impacting Student Learning. Artikel diambil dari http://www2.winthrop.edu/mathsuccess/report_viii.html.

Kellitrainer. 2011. On Fostering Student Motivation & Improving Student Attitide. Artikel diambil dari http://singaporemathblog.com/2011/03/on-fostering-student-motivation-improving-student-attitudes/.

Mifflin Houghton. 1997. Motivation. Artikel diambil dari http://college.cengage.com/education/pbl/tc/motivate.html#motivation.

Suraya, Aida. 2009. Motivation in Learning Mathematics-European Journal of Social Sciences volume 7. Jurnal diambil dari http://www.eurojournals.com/ejss_7_4_10.pdf.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar