KESULITAN BELAJAR (LEARNING DIFFICULTIES)
DALAM
MATEMATIKA
A.
Pendahuluan
Dalam proses pembelajaran di sekolah, aktifitas
belajar bagi setiap individu tidak selamanya dapat berlangsung secara wajar.
Kadang-kadang lancar, kadang- kadang tidak. Kadang-kadang dapat dengan cepat
mengerti apa yang dipelajari, kadang-kadang sulit mengerti materi ajar. Dalam
hal semangat, terkadang semangatnya tinggi, tetapi terkadang juga sulit
berkonsentrasi. Hal ini dikarenakan setiap individu memang tidak ada yang sama.
Perbedaan individual inilah yang menyebabkan perbedaan tingkah laku belajar
dikalangan anak didik. Dalam keadaan dimana anak didik/ siswa tidak dapat
belajar sebagaimana mestinya, hal inilah disebut kesulitan belajar.
Kurangnya konsentrasi siswa yang baik saat pembelajaran
matematika merupakan salah satu penghambat proses pembelajaran matematika.
Namun kurangnya saat pembelajaran matematika belum tentu sumber kesalahannya
terletak pada siswa tersebut. Banyak faktor yang mempengaruhinya misalnya ketrampilan
guru menyampaikan
materi ajar yang kurang memadai dapat menyebabkan kelas menjadi tidak menarik dan cenderung membosankan siswa. Selain itu materi ajar yang sulit, terlalu mudah atau kurang variatif dapat mendorong menurunnya konsentrasi siswa. Materi ajar yang terlalu
sulit dapat
mengakibatkan siswa menjadi putus asa, takut dan kurang berminat terhadap pelajaran. Sebaliknya, materi ajar yang terlalu mudah membuat siswa cenderung menganggap enteng dan cepat merasa bosan, sehingga
konsentrasi siswa menurun. Berdasarkan
hal diatas kesulitan belajar siswa dalam belajar merupakan hal yang penting
bagi seoramg guru.
B.
Kesulitan
Belajar dalam Matematika
Berdasarkan penelitian Hannell (2005) menunjukan bahwa ada siswa yang
diidetifikasi memiliki kesulitan belajar khusus matematika. Bahkan Booker, Bond, Sparrow dan Swan
(2004) menunjukkan bahwa kebanyakan siswa mengalami kesulitan belajar matematika. Hal ini berarti ada indikasi pendidik telah membuat masalah matematika
mereka. Terlepas dari alasan kesulitan matematika siswa yaitu faktor intrinsik
atau ekstrinsik, pendidik perlu untuk mengetahui kesulitan belajar setiap
siswanya. Faktor bersifat kognitif (ranah cipta), antara lain
seperti rendahnya kapasitas intelektual/inteligensi anak didik. Faktor bersifat
afektif (ranah rasa), antara lain seperti labilnya emosi dan sikap. Faktor yang
bersifat psikomotor (ranah karsa), antara lain seperti terganggunya alat- alat
indera penglihatan dan pendengaran (mata dan telinga). Sedangkan faktor
intrinsik berasal dari dalam diri siswa misalnya tingkat IQ, sikap terhadap
pembelajaran, sedangkan faktor ekstrinsik berasal dari luar siswa, misalnya
metode guru, materi pembelajaran, kondisi lingkungan sekolah, keluarga, atau
teman, dll. Berhubungan dengan pelajaran matematika,
siswa yang mengalami kesulitan belajar antara lain disebabkan oleh hal- hal
sebagai berikut:
a.
Siswa tidak bisa menangkap konsep dengan
benar. Siswa belum sampai keproses abstraksi dan masih dalam dunia konkret. Dia
belum sampai kepemahaman yang hanya tahu contoh- contoh, tetapi tidak dapat
mendeskripsikannya.
b.
Siswa tidak mengerti arti lambang-lambang. Siswa
hanya menuliskan/ mengucapkan tanpa dapat menggunakannya. Akibatnya, semua
kalimat matematika menjadi tidak berarti baginya.
c.
Siswa tidak dapat memahami asal-usul suatu
prinsip. Siswa tahu apa rumusnya dan menggunakannya, tetapi tidak mengetahui dimana
atau dalam konteks apa prinsip itu digunakan.
d.
Siswa tidak lancar menggunakan operasi dan
prosedur. Ketidaksamaan menggunakan operasi dan prosedur terdahulu berpengaruh
kepada pemahaman prosedur lainnya.
e.
Ketidaklengkapan pengetahuan. Ketidaklengkapan
pengetahuan akan menghambat kemampuan siswa untuk memecahkan masalah
matematika, sementara itu pelajaran terus berlanjut secara berjenjang.
Siswa dengan kesulitan
belajar percaya mereka tidak dapat meningkatkan kaemampuan matematika mereka. Hal ini terjadi ketika mereka tidak
mempunyai rasa percaya diri, melakukan kesalahan dalam mengerjakan soal,
ataupun hasil belajar kurang baik. Oleh karena itu pembelajaran matematika harus memberikan banyak
kesempatan untuk membangun konsep, pertanyaan-pertanyaan menantang yang
relevan, penalaran pemecahan masalah, dan koneksi dalam situasi dunia nyata dan
kurikulum.
C.
Upaya Mengatasi Kesulitan Belajar Matematika
Berdasarkan kesulitan siswa dalam
pembelajaran matematika tersebut, maka upaya yang dapat dilakukan oleh guru untuk membuat siswa-siswa mengikuti pelajaran diantaranya adalah memelihara keseimbangan emosinya agar secara psikologis didapatkan rasa aman. Menerima siswa apa adanya dengan membuat siswa merasa tetap sebagai anggota kelompok dalam kelasnya, dan tetap mempunyai semangat
untuk bersaing
secara wajar dan positif dengan temannya. Hal-hal yang selalu diingat oleh setiap guru adalah bahwa siswa tidak selalu secara otomatis belajar dari apa yang
diajarkan. Kegiatan belajar akan sulit terjadi apabila penjelasan dan tindakan guru membingungkan dan meragukan.
Sebagai seorang
pendidik dengan perbedaan individual siswa maka ada beberapa hal
yang harus dilakukan sebagai upaya untuk mengatasi kesulitan belajar siswa
yaitu:
1. Gunakan pelajaran singkat untuk keterampilan khusus dengan seluruh kelas atau kelompok (Peterson, Hittie & Tamor 2002).
2. Memberikan kesempatan untuk bekerja sendiri dan
bersama-sama. Dengan
pembelajaran secara berkelompok, ada banyak manfaat diantaranya pendekatan seluruh kelas. Buatlah soal
pemecahan masalah dan secara
kelompok siswa diminta menyelesaikan masalah tersebut dengan strategi yang
mereka diskusikan. Pengelompokan
yang heterogen berdasarkan
kebutuhan lebih baik daripada pengelompokan yang
anggotanya tetap dalam beberapa kali diskusi.
3. Gunakan pemecahan
masalah dengan pertanyaan-pertanyaan berbeda. Booker, Bond, Sparrow dan Swan
(2004, p 44) menyatakan bahwa pemecahan masalah adalah tugas atau situasi yang
tidak ada solusi langsung atau jelas atau dengan banyak penyelesaian.
4. Gunakan materi dengan mengaitkannya dalam
kehidupan sehari-hari dan sesuai dengan apa yang diketahui siswa.
5. Berikan
penjelasan mengenai simbol matematika sehingga siswa tidak mengalami kesulitan
karena tidak mengerti makna dari notasi atau simbol matematika.
6. Gunakan pembelajaran yang
menarik, misalnya dengan menggunakan permainan. Misalnya permainan kartu dalam mempelajari peluang, dll.
7. Manfaatkan teknologi. NCTM (2006) menyatakan
bahwa teknologi sangat penting dalam pengajaran dan pembelajaran matematika;
sangat berpengaruh terhadap matematika yang diajarkan dan meningkatkan
pembelajaran siswa. Dengan menggunakan internet pendidik dapat
membuat siswa mengenal dan mengekplorasi materi, praktek berbasis penelitian, website interaktif.
8. Untuk belajar mengoptimalkan
bagi siswa yang memiliki kesulitan matematika adalah penting bahwa pendidik
memiliki pengetahuan pedagogi kuat dan sikap positif. Carnellor (2004, p 5)
menyatakan bahwa matematika menghasilkan kegelisahan dan ketidakamanan. Hal ini menunjukkan bahwa pendidik harus
cukup jelas tentang konsep-konsep matematika apa yang mereka rasakan nyaman belajar dan dimana mereka perlu belajar lebih
lanjut.
9. Pilih materi yang dibahas dengan konsep yang
hati-hati. Seorang pendidik hendaknya tidak hanya percaya dengan buku teks
tetapi juga harus memilih konsep yang sesaui dengan materi yang akan diajarkan.
Sebagai pendidik kita perlu bekerja dalam siklus menilai,
rencana, program, menilai dan sebagainya dan bertemu siswa pada titik mereka
mengetahui dan apa yang mereka perlu tahu berikutnya. Sebagai pendidik kita harus mempertimbangkan apa yang akan mereka
lakukan pada pembelajaran selanjutnya. Siswa dengan kesulitan belajar itu sama seperti siswa
yang lain: mereka harus diajarkan matematika dengan cara yang terlibat dan dengan cara mereka sebagai peserta didik.
DAFTAR PUSTAKA
Bayetto, Anne. Teaching students with
learning difficulties in mathematics. Artikel diambil dari diambil
dari http://www.google.com.
U.S. Department of Education Office of
Communications and Outreach. Helping Your
Child Learn Mathematics. Jurnal diambil dari http://www2.ed.gov/parents/academic/help/math/math.pdf.
Wistrom, Elizabeth. Helpful
Strategies for Students with Mathematical Learning Difficulties. Artikel
diambil dari diambil dari http://www.google.com.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar