Pendahuluan
Kelompok Bermain/ Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) ‘Aisyiyah Jageran
Mantrijeron, sesuai namanya, berada di tengah kota Yogyakarta tepatnya di desa
Jageran kecamatan Mantrijeron. Kelompok Bermain ini berdiri pada tahun 2015
atas dasar inisiatif masyarakat bahwa kegiatan anak-anak usia prasekolah di
daerah tersebut belum diwadahi dengan bentuk yang terstruktur seperti
pendidikan untuk anak usia dini. Padahal usia dini inilah yang sangat penting
bagi perkembangan anak selanjutnya (golden
age). Sebagai wadah kegiatan
anak-anak pra-sekolah yang belum lama dibentuk, PAUD ‘Aisyiyah Jageran
Mantrijeron masih dalam tahap pengembangan kurikulum dengan kegiatan yang
bervariatif. Anak-anak dikenalkan dengan kegiatan yang merangsang motorik dan
logikanya seperti bernyanyi, menari, menggambar, mewarnai, PAUD ini memiliki 4
orang staf pengajar, dengan 1 kepala sekolah, 1 guru kelas, dan 2 guru
pendamping. Peserta didik dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu A dan B. Kelompok
A terdiri dari anak-anak usia 2-3 tahun. Kelompok B terdiri dari anak-anak usia
3-4 tahun. Dalam satu pekan, kelompok A mengikuti kegiatan di PAUD pada hari
Senin, Rabu, dan Jumat. Sedangkan kelompok B mengikuti kegiatan di PAUD pada
hari Selasa, Kamis, dan Sabtu. Kegiatan di PAUD dilaksanakan mulai dari jam
7.30 WIB sampai dengan pukul 11.00 WIB. Selebihnya, anak akan lebih banyak
melakukan kegiatan di rumah atau di masyarakat.
Berdasarkan diskusi dengan
kepala sekolah dan guru kelas, diperoleh hasil bahwa peserta didik di PAUD ini
sudah dikenalkan dengan berbagai aktivitas yang mendukung perkembangan anak.
Kepala sekolah menyampaikan bahwa, terdapat anak yang sulit berinteraksi karena
mendekati berkebutuhan khusus, walau pun ini adalah dugaan sementara karena
belum dilaksanakan kegiatan asesmen. Kepala sekolah dan guru memerlukan
berbagai masukan mengenai kegiatan yang tepat untuk membekali diri anak dengan
berbagai kompetensi termasuk untuk berinteraksi dengan masyarakat sosialnya. Salah satu alternatif
solusi permasalahan yang ada di PAUD ‘Aisyiyah Jageran adalah dengan pengenalan
metode Montessory sebagai dasar aktivitas belajar anak, Metode Montessory ini
adalah metode belajar yang sangat dekat dengan aktivitas anak di rumah. Metode
ini dapat diterapkan secara individu mau pun kelompok untuk mengenalkan dan
menanamkan kecintaan terhadap sains dan matematika peserta didik.
Sasaran Kegiatan
Kepala sekolah dan guru PAUD ‘Aisyiyah Jageran yang
keseluruhan berjumlah 4 orang
Peserta didik PAUD ‘Aisyiyah Jageran
Hasil Kegiatan
Kegiatan pengabdian masyarakat berjudu “Pengenalan Metode Montessory dalam Aktivitas Belajar Sains dan Matematika Peserta Didik Kelompok Bermain/Paud ‘Aisyiyah Jageran Mantrijeron Yogyakarta” telah dilaksanakan si PAUD ‘Aisyiyah Jageran Mantrijeron pada 2 Juni sampai dengan 4 Oktober 2018.
Secara lebih rinci, hasil
kegiatan ini yaitu sebagai berikut.
a. Tahap Pra Pelaksanaan
Tahap pra-pelsksanaan dilakukan
untuk mengetahui kondisi dan potensi serta permasalahan yang dimiliki sekolah
atau dalam hal ini PAUD ‘Aisyiyah Jageran Mantrijeron. Tahap ini dilaksanakan melalui
wawancara guru pada tanggal 2 Juni 2018. Melalui wawancara guru diketahui bahwa:
a) PAUD ‘AISYIYAH Jageran belum memiliki kurikulum baku yang dapat
diimplementasikan. b) Pembelajaran dilaksanakan berdasarkan tema-tema yang
telah dibuat oleh kepala sekolah. c) Bulan Juni sampai dengan pertengahan Juli,
kelompok bermain ini libur bulan puasa dan hari raya. d) Kelompok bermain akan
mulai aktif melaksanakan pembelajaran pada tanggal 9 Juli 2018. e) Observasi
pelaksanaan pembelajaran dan observasi karakteristik peserta didik dapat
dilaksanakan setelah tanggal 9 Juli 2018. Setelah diketahui kondisi umum
pembelajaran di PAUD, tim pengabdi menyusun skenario pembelajaran berbasis
metode Montessory yang nantinya dapat diimplementasikan di PAUD.
b. Tahap Analisis
Tahap analisis dilaksanakan pada
tanggal 14 Juli sampai dengan 18 Agustus 2018. Pada tahap ini tim pengabdi
melakukan observasi pembelajaran dan karakteristik peserta didik. Setelah itu
dilaksanakan “Pengenalan Metode Montesory dalam Aktivitas Belajar Sains dan
Matematika bagi Anak Usia Dini” dalam bentuk diskusi dengan guru. Dalam diskusi
juga dibahas contoh scenario dan media pembelajaran yang telah dibuat oleh tim
pengabdi. Skenario dan media pembelajaran akan diimplementasikan dalam tahap
demostrasi. Melalui kegiatan ini diharapkan: a) guru dapat mengenal metode
montessory dalam kegiatan pembelajaran sains dan matematika.serta b) guru
memperoleh gambaran kegiatan demonstrasi yang akan dilakukan mengenai metode
montessory dalam kegiatan pembelajaran sains dan matematika.
c. Tahap Demonstrasi
Pada tahap demonstrasi, tim
pengabdi mendemonstrasikan kegiatan belajar di kelas. Tema pembelajaran yang
dilaksanakan adalah “Menempel Puzzle Stik Bergambar”. Peserta didik memperoleh
stik es krim yang berjumlah 5 buah. Jika stik es krim tersebut diurutkan
berdasarkan urutan bilangannya, maka akan terbentuk gambar bunga. Konsep ini
sama seperti konsep puzzle bergambar.
Konsep Matematika yang dikenalkan
dalam kegiatan ini adalah berhitung angka 1 sampai dengan 5, sedangkan konsep
sains yang dikenalkan adalah bagian-bagian bunga. Peserta didik akan lebih
fokus terhadap susunan gambar yang terbentuk dari stik es krim dibandingkan
dengan urutan angkanya. Hal tersebut dikarenakan, berdasarkan tahapan perkembangan
kognitif anak usia dini, mereka belum dapat diajarkan hal yang abstrak seperti
menghafal angka. Anak usia dini belajar dari hal-hal yang dapat ia amati secara
konkrit dengan lebih banyak bermain. Konsep “angka” yang ada dalam puzzle stik
es krim hanya bersifat “dikenalkan” bukan “diajarkan” kepada peserta didik. Sedangkan
konsep sains yaitu bagian-bagian bunga juga dikenlkan kepada peserta didik.
Peserta didik lebih banyak bermain denga puzzle yang mereka dapat sehingga
mereka merasa senang belajar sambil bermain.
Berdasarkan evaluasi yang
dilakukan bersama dengan guru, diperolehhasil bahwa: a) peserta didik masih
agak kesulitan dalam membuka “double tip” yang kecil, namun hal tersebut dapat
diatasi karena peserta didik dibantu oleh guru pendamping. b) Penyampaian yang
agak cepat bagi peserta didik sehingga penyampaian harus diulangi kembali. c)
Peserta didik sangat antusias mengikuti pembelajaran karena kegiatan menempel
puzzle stik es krim adalah kegiatan yang baru bagi mereka.
d. Tahap Implementasi
Pada tahap implementasi, tim
pengajar melaksanakan kegiatan belajar berbasis metode montessory dengan
dibersamai oleh tim pengabdi. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) disusun
bersama antara tim pengabdi dan tim pengajar. Berdasarkan diskusi, disusunlah skenario
dan media yang akan diimplementasikan dalam pembelajaran di PAUD A’isyiyah
Jageran.
Skenario tahap implementasi
bertema “Menempel Bunga Kertas”. Konsep sains yang dikenalkan adalah peserta
didik dapat mengenal warna, salah satu jenis tumbuhan yaitu bunga, serta
bagian-bagian bunga antara lain mahkota bunga, tangkai dan daun. Konsep
matematika yang dikenalkan adalah bentuk bangun datar dan bilangan.
Tahap implementasi ini dapat
dilaksanakan dengan lancar. Peserta didik sangat antusias mengikuti kegiatan belajar.
Peserta didik yang biasanya tidak antusias, saat kegiatan ini mampu mengikuti
dengan baik.
e. Tahap Evaluasi
Pada tahap evaluasi ini dilakukan diskusi terhadap
kegiatan yang telah dilakukan serta direncanakan tindak lanjut selanjutnya.
Kegiatan pengabdian masyarakat dapat dilaksanakan dengan baik tanpa kendala
yang berarti. Guru mampu mengimplementasikan dengan baik metode Montessori
dalam aktivitas belajar sehingga peserta didik dapat belajar sains dan
matematika dengan senang dan antusias.
Penutup
kegiatan dapat terlaksana dengan baik tanpa kendala yang berarti. Workshop dalam bentuk diskusi dapat menambah pengetahuan guru tentan “metode montessori”. Melalui demonstrasi guru dapat memperoleh gambaran riil apa itu metode Montessori. Melalui kegiatan implementasi, guru mampu melaksanakan dengan baik metode Montessori dalam aktivitas belajar sehingga peserta didik engan senang dan antusias mengikuti kegiatan. Peserta didik dapat belajar berinteraksi dengan lingkungan sosialnya melalui kegiatan menceritakan kembali hasil karyanya yang telah dilaksanakan.
Dokumentasi
kegiatan dapat terlaksana dengan baik tanpa kendala yang berarti. Workshop dalam bentuk diskusi dapat menambah pengetahuan guru tentan “metode montessori”. Melalui demonstrasi guru dapat memperoleh gambaran riil apa itu metode Montessori. Melalui kegiatan implementasi, guru mampu melaksanakan dengan baik metode Montessori dalam aktivitas belajar sehingga peserta didik engan senang dan antusias mengikuti kegiatan. Peserta didik dapat belajar berinteraksi dengan lingkungan sosialnya melalui kegiatan menceritakan kembali hasil karyanya yang telah dilaksanakan.
Dokumentasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar