Tugas II Teori Belajar dan Pendekatan Pembelajaran Kelas 5CD

Setelah mempelajari Teori Belajar dan Pendekatan Pembelajaran, maka kemukakan teori dan pendekatan pembelajaran apa yang Anda gunakan sesuai dengan pembagian kelompok. Tuliskan Nama NIM dan Kelas pada kolom komentar sebelum menjawab.

73 komentar:

  1. NAMA : Irrena Citra P.
    NIM. : 2016015164
    KELAS: 5D

    Dalam materi pengembangan perkalian dan pembagian bilangan bulat teori yang digunakan adalah Teori Belajar Dienes dimana tiap konsep yang disajikan dalam bentuk yang konkret, sehingga siswa dapat memahami dengan baik dengan menggunakan alat peraga yang disediakan oleh guru. Pendekatan yang digunakan adalah Pendekatan Open-Ended dimulai dengan memberikan masalah pada siswa kemudian siswa menjawab permasalahan tersebut sehingga mengundang potensi intelektual dan pengalaman siswa dalam menemukan sesuatu yang baru. langkah-langkah pembelajaran :
    1. Guru memberikan permasalahan mengenai perkalian atau pembagian pada bilangan bulat dengan menghubungkan kepada kehidupan nyata, guru menggunakan media permen.
    2. Siswa menyelesaikan permasalahan tersebut dengan melakukan percobaan menggunakan permen sebagai medianya.
    3. Kemudian guru menjelaskan apa itu pembagian dan perkalian.

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  3. NAMA: DESWITA NATALIA
    NIM: 2016015108
    KELAS: 5C

    Teori belajar yang akan saya gunakan pada materi "Bilangan Bulat" adalah Teori Belajar Ausubel karena teori ini cocok dengan materi "Bilangan Bulat" dimana teori ini dimaknai sebagai pembelajaran yang bermakna (suatu proses yang mengkaitkan informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang). Selain itu, materi "Bilangan Bulat" ini berkaitan atau ada kaitannya dalam kehidupan sehari-hari dimana secara tidak langsung pernah dijumpai/dialami oleh anak itu sendiri, atau bahkan akan dijumpai/dialami oleh anak sehingga pembelajaran akan bermakna sesuai dengan Teori Ausubel. Misalnya:
    1. Penerapan Pada Termometer
    Termometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur suhu suatu zat. Pada pengukuran menggunakan termometer, untuk menyatakan suhu di bawah 0° C digunakan tanda negatif.Pada termometer ini ada kaitannya dengan bilangan bulat (postif,netral/nol, dan negatif)
    2. Bilangan bulat juga digunakan pada kapal selam. Kapal selam digunakan untuk kepentingan penjagaan, perang, dan operasi-operasi penyelamatan.
    3. Manfaat operasi bilangan bulat bagi Ibu Rumah Tangga adalah untuk memanajemen pengeluaran setiap bulannya, uang saku anak, dan uang sekolah anak.
    4. Operasi bilangan bulat dapat membantu pedagang untuk menghitung besar kecil keuntungan atau kerugian yang dapat diperolehnya, dan dapat menentukan besar modal yang dibutuhkan.
    5. Bilangan bulat bisa dijumpai pada nomor plat, nomor identitas, nomor telepon, nomor rekening,dll.

    Pendekatan yang akan saya gunakan pada materi "Bilangan Bulat" adalah Pendekatan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) karena materi "Bilangan Bulat" ini perlu diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan dapat mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Salah satu pembelajaran matematika pada materi "Bilangan Bulat" yang berorientasi pada pengalaman sehari-hari (mathematize of every day experience) dan menerapkan matematika dalam kehidupan sehari-hari adalah pembelajaran dengan Pendekatan Matematika Realistik Indonesia(PMRI).
    Tahapan Pembelajaran Matematika dalam materi "Bilangan Bulat" dengan menggunakan PMRI, yaitu:
    1. Memahami Konteks
    Pada awal pembelajaran, guru mengajukan masalah realistik terkait bilangan bulat kemudian siswa diminta menyelesaikan masalah tersebut. Guru hendaknya memilih masalah yang mempunyai cara penyelesaian yang divergen, mempunyai lebih dari satu jawaban yang mungkin, dan juga memberi peluang untuk memunculkan berbagai strategi pemecahan masalah. Diharapkan dalam menyelesaikan permasahan realistik, siswa mengerjakan dengan caranya sendiri sehingga konsep yang diterima siswa akan lebih bermakna.
    2. Memikirkan atau Memilih Model yang Tepat untuk Menyelesaikan Masalah.
    Pada langkah ini, guru meminta siswa menjelaskan atau mendeskripsikan permasalahan yang diberikan tentang bilangan bulat dengan pemahaman mereka sendiri. Siswa dilatih untuk bernalar dan memilih model yang tepat.
    3. Menyelesaikan Masalah realistik
    Pada langkah ini, siswa secara individu atau kelompok menyelesaikan masalah realistik yang diajukan guru terkait bilangan bulat. Siswa diharapkan dapat mengkomunikasikan penyelesaian masalah atau berdiskusi dengan anggota kelompoknya. Pada tahap ini dimungkinkan bagi guru untuk memberikan bantuan seperlunya (scaffolding) kepada siswa yang benar-benar memerlukan bantuan.
    4. Membandingkan dan Mendiskusikan Penyelesaian Masalah
    Pada langkah ini, diharapkan siswa mempunyai keberanian untuk menyampaikan pendapat tentang hasil diskusi terkait bilangan bulat yang telah dilakukan ke depan kelas. Pada saat presentasi, diharapkan setiap kelompok aktif dalam pembelajaran, baik yang mempresentasikan maupun yang menanggapi hasil diskusi.
    5. Menegosiasikan Penyelesaian Masalah
    Setelah terjadi diskusi kelas, guru mengarahkan siswa untuk menarik kesimpulan tentang materi Bilangan Bulat yang telah dipelajari.

    BalasHapus
  4. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  5. NAMA: WAHYUNI
    NIM:2016015334
    KELAS: 5C
    Dalam materi perkembanagan kelipatan menggunakan teori:
    -Teori Ausuble
    Teori ini, teori belajara dimaknai sebagai belajar bermakna. Pembelajaran bermakna yaitu suatu proses mengaitkan informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang.
    _manfaat
    1. Siswa dapat mengetahui kosep dasar pembelajaran kelipatan melalui media kalender.
    2. Kosep-konsep yang relevan seperti menggunakan kalender dalam pembelajaran kelipatan dapat memudahkan siswa dalam proses belajar mengajar berikutnya untuk memberikan pelajaran yang mirip.
    _ Pendekatan kontekstual
    Pendekatan kontekstual merupakan suatu proses pembelajaran yang melibatkqn siswa dalam aktivitas penting yang membantu mereka mengaitkan pelajaran akademis dengan konteks kehidupan nyata yang mereka hadapi.
    - kaitanya dalam kehidupan sehari-hari siawa dapat menyelesaikan permasalahan yang dihadapi tentang pengaturan jadwal kegiatan, perjalanan, dan lampu berkedib secara bersama-sama.
    - Langkah-langkah
    1. Mengembangkan metode belajar sendiri
    2. Melaksanakan penemuan (inquiri)
    3. Menumbuhkan rasa ingin tahu siswa
    4. Belajar dalam kelompok
    5. Hadirkan "model" dalam pembelajaran
    6. Lakukan refleksi di setiap akhir pertemuan
    7. Lakukan penilaian yang sebenarnya

    BalasHapus
  6. Nama : Rima Miana
    Kelas : 5D
    Nim. : 2016015169

    Pada materi pengembangan pembelajaran mean, modus dan median teori yang sesuai materi tersebut yaitu Teori Dienes karena dalam teori ini menyajikan sesuatu yang konkret melalui sebuah media alat peraga. Sedangkan pendekatan yang cocok yaitu pndekatan Discovery dimana dalam pendekatan ini siswa dituntut untuk melakukan penemuan sendiri seperti mengamati, mengukur, menjelaskan dan mengambil kesimpulan.
    Langkah-langkah pembelajaran:
    1. Guru menyediakan media berupa tangga lidi.
    2. Kemudian siswa menkelaskan apa yang ditanyakan guru melalui media tersebut.
    3. Setelah siswa mengetahui lalu siswa mengambil kesimpulan jawbannya dari pembelajaran menggunakan media tersebut.
    4. Guru mereview apa yang telah disampaikan siswanya.

    BalasHapus
  7. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  8. Nama : Risky Eka Nugraha
    NIM : 2016015100
    Kelas : 5C
    1.Pada materi “debit dan kecepatan” saya akan menggunakan teori belajar Ausubel karena teori ini mengkaitkan informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang, yang dimana pada materi ini memiliki kaitan dengan permasalahan kehidupan sehari-hari. Seperti ingin mengetahui berapa lama ia akan sampai kerumah temannya menggunakan sepeda dengan kecepatan tertentu dan jarak tertentu, atau ingin mengetahui kapan bak mandi yang ia isi menggunkan keran akan penuh jika ia mengetahui berapa volume air yang tertampung di tanki air dan kecepatan air (debitnya). Dan menggunkan pendekatan pembelajaran berbasis masalah atau Problem Base Learning, dengan menggunaan pendekatan ini anak dapat mendapatkan pengalaman langsung dalam menyelasaikan atau pemecahan masalah yang terdapat di dunia nyata dan pendekatan ini digunakan digunakan untuk merangsang berpikir tingkat tinggi dalam situasi berorientasi masalah.

    BalasHapus
  9. Nama :Ana Emilinda Peni Hobamatan
    NIM : 2016015111
    Kelas :5C

    pada materi "pengembangan bilangan pecahan" kami menggunakan teori belajar dienes karena dalam teori ini anak diajak belajar sambil bermain dengan game-game yangg di buat oleh guru terkait materi sehingga siswa merasa lebih cepat mengerti dan tidak mudah bosan (pembelajaran lebih bermakna. dalam teori ini juga siswa dilatih untuk mencari kesamaan sifat-sift matematika dalam bentuk permainan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. seperti jika 1 buah apel di bagi 4 maka setiap orang mendapatkan berapa bagian., media yang digunakan juga konkret yang ditemukan siswa dalam kehidupan sehari-hari.
    pendekatan yang kami gunakan adalah pendekatan realistik karena dengan adanya pendekatan ini siswa dapat dilatih bekerja sama dengan teman kelompoknya dan menemukan cara sendiri dengan menggunakan media buah apel yang telah dibela.

    BalasHapus
  10. Nama: Junio Sila Anditya
    NIM : 2016015154
    Kelas:5D

    Pada materi "pengembangan satuan luas,berat dan waktu. teori yang sesuai dengan pembelajaran tersebut yaitu dengan menggunakan teori belajar bermakna(Ausubel), katrena teori ini anak di ajak untuk mengkaitkan informasi pada materi pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari. Sedangkan pendekatan yang sesuai yaitu pendekatan kontekstual di mana dalam pendekatan ini guru mengkaitkan materi yang di ajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang di miliki dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
    Langkah-langkah Pembelajaran.
    1. Mengkaji materi pelajaran yang akan di ajarkan.
    2. Mengkaji konteks kehidupan siswa sehari-hari.
    3. Memilih materi pelajaran yang dapat di kaitkan dengan kehidupan siswa
    4. Menyusun persiapan proses pembelajaran yang telah memasukkan kontes dengan materi pembelajaran.
    5. Melaksanakan proses pembelajaran.
    6. Melakukan penilaian.

    BalasHapus
  11. Nama: Wiwik Wiji Astuti
    NIM : 2016015141
    Kelas:5D

    Pada Materi " Pengembangan Satuan Luas dan Volume" teri yang sesui digunakan yaitu teori Ausubel adalah teori belajar bermakna teori ini mengajak anak untuk mengaitakn materi yang dipelajari dengan kehidupan sehari-hari.
    sedangkan untuk pendekatannya menggunakan pendekatan kontekstual yaitu guru mengaitkan materi luas dan volume dengan kehidupan sehari-hari, siswa didorong untuk membuat hubungan antara materi satuan luas dan volume dengan kehidupan sehari-hari, missal menghitung luas Tanah menggunakan satuan luas.
    langkah-langkah pendekatan
    1. guru mengkaji materi terlebih dahulu sebelum diajarkan
    2. guru menkaji konteks kehidupan sehari-hari siswa
    3. guru memilih atu memilah-milah materi yang dapat dikaitkan dengan kehidupan nyata siswa
    4. guru menyusun persiapan proses pembelajaran
    5. guru melaksanakan pembelajaran
    6. guru melakukan penilaian

    BalasHapus
  12. Nama : Hanifa Nurfadila
    Nim : 2015015014
    Kelas : 5 D

    Dalam materi “Mengembangkan pembelajaran rotasi (perputaran)” terdapat pada kelas 5 semester 2. Materi ini menggunakan Teori Belajar Ausabel karena dalam pembelajaran yang dilakukan dapat lebih mengembangkan potensi kognitif siswa melalui proses belajar bermakna. Artinya anak yang berada pada tingkat pendidikan dasar, akan lebih dapat menangkap pembelajaran jika siswa diajak beraktivitas, dan dilibatkan langsung dalam kegiatan pembelajaran.
    Manfaat yang ada pada teori Belajar Ausabel pada pembelajaran adalah materi yang dipelajari secara bermakna akan lebih lama untuk diingat dikarenakan pada pembelajaran bermakna siswa diberikan materi yang sesuai dengan tingkat perkembangannya dan sesuai dengan pengetahuan yang di dapat dari aktivitas nyata dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu dengan adanya faktor motivasi dalam pembelajaran akan menjadikan siswa belajar materi pembelajaran tidak selalu dipelajari dengan hafalan saja tetapi menerapkan pengetahuan yang sudah ada sebelumnya.

    Pendekatan yang digunakan dalam materi “Mengembangkan pembelajaran rotasi (perputaran)” adalah dengan menggunakan pendekatan Kontekstual (CTL) alasannya adalah siswa melakukan kegiatan yang dapat dikaitkan dengan pembelajaran dengan konteks aktivitas/kegiatan secara nyata yang mereka hadapi dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga siswa dapat melakukan kegiatan pembelajaran pada materi “Mengembangkan pembelajaran rotasi (perputaran)” dengan mengkaitkan aktivitas dalam kehidupan nyata pada saat proses pembelajaran.
    Contoh materi rotasi (perputaran) yang ada pada kehidupan sehari-hari adalah terdapat pada permainan komedi putar.
    Langkah-langkah pembelajaran :
    1. Guru memberikan materi bagaimana menentukan rotasi
    2. Melakukan pengkajian materi rotasi terhadap aktivitas kehidupan sehari-hari siswa
    3. Bertanya, guru memberikan kesempatan siswa untuk bertanya seputar materi rotasi
    4. Guru memberikan kesempatan siswa untuk melakukan diskusi terkait materi rotasi
    5. Guru menggunakan alat peraga pembelajaran pada materi rotasi untuk memotivasi siswa agar berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran.
    6. Refleksi
    7. Guru melakukan penilaian

    BalasHapus
  13. nama : erma nur pita sari
    nim : 2016015095
    kelas: 5C

    pada materi pengembangan diagram batang, diagram garis dan diagram lingkaran materi ini mengunakan teori ausebel karena karena lebih cocok dengan materi ini dan juga jika mengunakan teori ausebel maka pembelajaran akan lebih nyata di mata peserta didik karena teori ausebel mengkaitkan dengan kehidupan sehari-hari dan juga pada materi ini mengunakan pendekatan kontekstual yaitu dapat membantu guru mengkaitkan konsep pembelajaran dengan kehidupan nyata dan siswa mengunakan pengalamanya saat proses pembelajaran

    BalasHapus
  14. nama : febri utami
    nim : 20160151104
    kelas : 5C

    Dalam materi pengembangan kelipatan faktor- faktor prima dan faktorisasi prima menggunakan teori Ausuble karena dalam pembelajaran yang dilakukan dapat lebih mengembangkan potensi kognitif siswa melalui proses belajar bermakna. dengan menggunakan teori ini siswa dapat mengetahui konsep dasar pembelajaran kelipatan melalui media kalender. konsep-konsep yang relavan menggunakan media kalender dalam pembelajaran dapat memudahkan dan membantu siswa dalam proses belajar mengajar. Pendekatan yang digunakan dalam pengembangan kelipatan menggunakan pendekatan kontekstual alasannya karena dengan menggunakan pendekatan teori ini siswa dapat menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari yang dihadapi tentang pengaturan jadwal kegiatan, perjalanan, dan lampu berdekip secara bersama-sama
    langkah-langkah
    1. mengembangkan metode belajar sendiri
    2. melaksanakan penemuan (inquiri)
    3. menumbuhkan rasa ingin tahu siswa
    4. belajar dalam kelompok
    5. hadirkan" model" dalam pembelajaran
    6. lakukan refleksi di setiap akhir pertemuan
    lakukan penilaian yang sebenarnya.

    BalasHapus
  15. Nama :Opsiana Purwita Dewi
    NIM : 2016015116
    Kelas :5 C

    Pada materi "pengembangan bilangan pecahan" menggunakan teori belajar dienes karena dalam teori ini cara belajar siswa dengan menggunakan permainan yangg di buat oleh guru terkait materi "bilangan pecahan" sehingga siswa dapat paham dalam materi yang sudah disampaikan guru dan siswa dapat lebih bersemangat mengikutinya. Dalam teori ini tiap konsep disajikan dalam bentuk konkrit agar dapat dipahami dengan baik. Seperti jika 1 telur rebus di bagi 2 maka setiap orang mendapatkan berapa bagian.Media yang digunakan juga nyata yg dapat ditemukan siswa dalam kehidupan sehari-hari.
    Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan realistik karena dalam proses pembelajaran siswa dapat
    menemukan kembali ide dan konsep bilangan pecahan dan dapat juga melatih siswa untuk bekerja sama dengan teman kelompoknya dan menemukan cara sendiri dengan menggunakan media berupa telur rebus.
    Langkah-langkah :
    1.Guru mengkondisikan kelas agar menjadi kondusif. Pembelajaran matematika realistis membutuhkan kondisi kelas yang kondusif, agar siswa dapat mengembangkan kemampuannya secara optimal.
    2.Guru menyampaikan dan menjelaskan masalah kontekstual. Guru menyampaikan dan menjelaskan masalah kontekstual, agar siswa dapat memahami masalah kontekstual yang benar. Masalah kontekstual yang disampaikan oleh guru bisa menjadi masalah yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari dan juga hal-hal yang berkaitan oleh siswa. Tema dari masalah kontekstual disesuaikan dengan konsep dan juga algoritma yang dimengerti oleh siswa.
    3.Siswa memecahkan masalah kontekstual Baik secara individual atau kelompok, siswa memecahkan masalah kontekstual dengan cara mereka sendiri dibawah bimbingan guru atau tidak. Kegiatan pemecahan masalah berpusat pada penemuan konsep, dilakukan dengan penemuan siswa melalui atau kegiatan penciptaan kembali dengan memodelkan masalah informal yang dilanjutkan pada pemecahan formal. Untuk mendapatkan pemecahan masalah dan penemuan konsep dalam matematika, siswa selalu melakukan kegiatan refleksi yaitu review hal yang telah dilakukan untuk mendapatkan hasil yang diharapkan.
    4.Membuat kesimpulan Dari diskusi kelompok atau hasil diskusi kelas, guru langsung menyuruh siswa untuk membuat kesimpulan terhadap pemecahan masalah kontekstual. Guru berperan sebagai mediator, siapa yang diskusi langsung agar diproses secara dinamis dan demokratis, sehingga mencapai hasil kesimpulan kolektif.
    5.Konfirmasi dan Tugas-tugas Kesimpulan hasil tentang pemecahan dari masalah kontekstual.

    BalasHapus
  16. Nama : Galis Viviani
    NIM : 2016015143
    Kelas : 5D

    Pendekatan yang digunakan dalam materi KPK dan FPB yang di dapati di kelas 4 adalah dengan menggunakan Pendekatan Open Ended. Siswa yang dihadapkan dengan ended problem. Tujuan utamanya bukan untuk mendapatkan jawaban, tetapi lebih menekankan pada cara bagaimana sampai pada suatu jawaban. Pendekatan open ended menjanjikan kepada suatu kesempatan kepada siswa untuk menginvestigasi berbagai strategi dan cara yang diyakinkannya sesuai dengan kemampuan mengelola permasalahan.
    Lalu Teori Belajar yang digunakan adalah Teori dari Ivan Pavlov (pembiasaan) pembiasaan dalam kehidupan sehari-hari bermain congklak ternyata juga berlajar tentang KPK dan FPB juga.


    Dengan Dakota menggabungkan antara permainan tradisional dan pembelajaran matematika. Sehingga diharapkan selain mampu menjadi media pembelajaran matematika yang menyenangkan dakota juga mampu melestarikan salah satu permainan tradisional yaitu dakon/congklak.

    Langkah-langkah penggunaan “DAKOTA”

    Menggunakan alat peraga ini cukup mudah, yakni :

    Murid dipastikan harus paham konsep perkalian terlebih dahulu. Kemudian guru mulai memperkenalkan konsep kelipatan dan faktor persekutuan. Barulah guru bisa mencoba mendemonstrasikan alat peraga “DAKOTA” ini didepan murid.

    1.      Berikan soal mudah terlebih dahulu misal mencari KPK 2 dan 3

    2.      Masukkan biji warna 1 (hitam) untuk kelipatan dari 2 yakni letakkan pada mangkuk berlabel nomor (2,4,6,8,10,12,14,16,18,20,22,24,...) .

    3.      Lalu masukkan biji warna 2 (putih) untuk kelipatan dari 3 yakni letakkan pada mangkuk berlabel nomor (3,6,9,12,15,18,21,24,….). Maka dalam mangkuk akan berisi 2 biji pada mangkuk yang sama (6,12,18,24,…).

    4.      Kemudian guru menjelaskan bahwa (6,12,18,24,….) adalah kelipatan persekutuan dari 2 dan 3.  Dan dari kelipatan persekutuan tersebut, bilangan yang terkecil adalah 6. Jadi KPK dari 2 dan 3 adalah 6

    5.      Lalu Soal lain yang mudah untuk mencari FPB dari 6 dan 8.

    6.      Berarti masukkan biji warna 1 (Hitam) untuk faktor dari 6 kedalam mangkuk berlabel nomor(1,2,3,6) . Kemudian masukkan biji warna 2 (Putih) untuk faktor dari 8 (1,2,4,8) . Perhatikan mangkuk yang berisi 2 biji pada mangkuk yang sama (1 dan 2).

    7.      Kemudian guru menjelaskan bahwa (1 dan 2) merupakan faktor persekutuan dari 6 dan 8. Dan dari Faktor persekutuan tersebut, bilangan yang terbesar adalah 2. Jadi FPB dari 6 dan 8 adalah 2.

    Langkah-Langkah Pembelajaran
    1. Guru memberikan materi KPK dan FPB di depan kelas
    2. Guru memberikan permainan dakota yang dibentuk kelompok
    3. Guru memberikan soal
    4. Guru memberikan kesempatan kepada siswa dalam mencari jawaban pertanyaan kpk dan fpb dengan mengaitkan pada Dakota
    5. Guru menilai kelompok yang bisa mengerjakan petanyaan yang di kaitkan dengan dakota
    6. Guru memberikan solusi pada kelompok yang belum paham dan melakukan penilaian terhadap siswa
    7. Guru menunjuk satu dari kelompom untuk maju mengerjakan soal didepan
    8. Guru mereview dan membuat kesimpulan dengan menghitung secara bersama menggunakan Dakota

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Annisa Nour Mayladini
      Nim : 2016015157
      Kelas : 5D

      Dalam materi “Mengembangkan pembelajaran refleksi (pencerminan)” terdapat pada kelas 5 semester 2. menurut saya materi ini dapat menggunakan Teori Belajar Ausabel karena dalam pembelajaran yang dilakukan dapat lebih mengembangkan potensi kognitif siswa melalui proses belajar bermakna. Artinya anak yang berada pada tingkat pendidikan dasar, akan lebih dapat menangkap pembelajaran jika siswa diajak beraktivitas, dan dilibatkan langsung dalam kegiatan pembelajaran.
      Manfaat yang ada pada teori Belajar Ausabel pada pembelajaran adalah materi yang dipelajari secara bermakna akan lebih lama untuk diingat dikarenakan pada pembelajaran bermakna siswa diberikan materi yang sesuai dengan tingkat perkembangannya dan sesuai dengan pengetahuan yang di dapat dari aktivitas nyata dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu dengan adanya faktor motivasi dalam pembelajaran akan menjadikan siswa belajar materi pembelajaran tidak selalu dipelajari dengan hafalan saja tetapi menerapkan pengetahuan yang sudah ada sebelumnya.

      Pendekatan yang digunakan dalam materi “Mengembangkan pembelajaran refleksi (pencerminan)” adalah dengan menggunakan pendekatan Kontekstual (CTL) alasannya adalah siswa melakukan kegiatan yang dapat dikaitkan dengan pembelajaran dengan konteks aktivitas/kegiatan secara nyata yang mereka hadapi dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga siswa dapat melakukan kegiatan pembelajaran pada materi “Mengembangkan pembelajaran refleksi (pencerminan)” dengan mengkaitkan aktivitas dalam kehidupan nyata pada saat proses pembelajaran.
      Contoh materi refleksi (pencerminan) yang ada pada kehidupan sehari-hari adalah dengan pengunaan cermin . Nah disini kita saat menggunakan cermin kita dapat melihat bagaimana bayangan yang akan dihasilkan oleh cermin tersebut.
      Di sini Langkah-langkah pembelajaran adalah:
      1. Guru memberikan materi tentang refleksi (pencerminan)
      2. Melakukan pengkajian materi refleksi terhadap aktivitas kehidupan sehari-hari siswa
      3. Bertanya, guru memberikan kesempatan siswa untuk bertanya seputar materi refleksi
      4. Guru memberikan kesempatan siswa untuk melakukan diskusi terkait materi refleksi
      5. Guru menggunakan alat peraga pembelajaran pada materi refleksi untuk memotivasi siswa agar berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran.
      6. Guru melakukan penilaian

      Hapus
  17. Nama : Melli
    Nim : 2016015135
    Kelas: 5 C PGSD

    Pada materi " mengembangkan pembelajaran bilangan pecahan desimal" teori yang sesuai dengan pembelajaran tersebut yaitu dengan menggunakan teori belajar kognitif bruner (free discovery learning) karena pada teori ini proses belajar akan berjalan dengan baik jika pendidik memberikan kesempatan kepada peserta didikny untuk konsep, teori, aturan atau penambahan melalui contoh - contoh yang dijumpai dalam kehidupannya. Sedangkan pendekatan yang sesuai yaitu pendekatan kontekstual dimana dalam pembelajaran ini guru melibatkan siswa dalam aktivitas penting yang membantu mereka mengaitkan pembelajaran akademis dengan konteks kehidupan nyata yang mereka hadapi.
    Langkah-langkah
    1. Siswa belajar lebih bermakna dengan cara belajar sendiri, menemukan sendiri, dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan ketrampilan barunya.
    2. Questioning, untuk mengembangkan rassa ingin tahu siswa dengan bertanya
    3. Melakukan penemuan inquiri
    4. Belajar dalam kelompok
    5. Pemodelan sebagai contoh pembelajaran
    6. Refleksi pada akhir pertemuan
    7. penilaian

    BalasHapus
  18. Nama : Minarsih
    Nim : 2016015125
    Kelas: 5 C PGSD

    Pada materi " mengembangkan pembelajaran bilangan pecahan desimal" teori yang sesuai dengan pembelajaran tersebut yaitu dengan menggunakan teori belajar kognitif bruner (free discovery learning) karena pada teori ini proses belajar akan berjalan dengan baik jika pendidik memberikan kesempatan kepada peserta didikny untuk konsep, teori, aturan atau penambahan melalui contoh - contoh yang dijumpai dalam kehidupannya. Sedangkan pendekatan yang sesuai yaitu pendekatan kontekstual dimana dalam pembelajaran ini guru melibatkan siswa dalam aktivitas penting yang membantu mereka mengaitkan pembelajaran akademis dengan konteks kehidupan nyata yang mereka hadapi.
    Langkah-langkah
    1. Siswa belajar lebih bermakna dengan cara belajar sendiri, menemukan sendiri, dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan ketrampilan barunya.
    2. Questioning, untuk mengembangkan rassa ingin tahu siswa dengan bertanya
    3. Melakukan penemuan inquiri
    4. Belajar dalam kelompok
    5. Pemodelan sebagai contoh pembelajaran
    6. Refleksi pada akhir pertemuan
    7. penilaian

    BalasHapus
  19. Nama : Tryas Puspita Septiani
    NIM (2016015112)
    Kelas 5C PGSD
    Materi " mengembangkan pembelajaran operasi perkalian dan pembagian pada bilangan bulat " terdapat pada kelas 4 smstr 2, kelas 5 smstr 1 dan kelas 6 smstr 1 yaitu teori belajar Gagne belajar matematika.karema siswa dituntut memiliki kemampuan memberikan jawaban dengan tepat dan cepat.dan pendekatan yang sesuai yaitu Pendekatan Contextual Teaching Learning (CTL).CTL adalah suatu pendekatan pembelajaran yang dilakukan dengan memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk membangun sendiri pengetahuan melalui kegiatan yang menarik dan bermanfaat. Pendekatan ini sangat penting dikembangkan dalam pembelajaran dikarenakan akan memberikan perasaan nyaman kepada peserta didik ketika sedang melakukan pembelajaran
    Dalam pembelajaran guru menerapkan komponen-komponen dari CTL yang teramu selama siswa belajar. Siswa pada umumnya merasa kesulitan untuk menguasai pemahaman tentang operasi hitung bilangan bulat. Untuk itu guru harus memfasilitasi siswa mengkonstruksi pengetahuannya, melaksanakan kegiatan bertanya jawab selama pembelajaran, melakukan pemodelan, merefleksi, dan melaksanakan penilaian. Melihat sasaran yang ingin dicapai maka guru harus melakukan pembelajaran yang paling sesuai. Jika guru memutuskan menggunakan metode ceramah, hasil yang diperoleh tidak akan maksimal. Tetapi seandainya guru memutuskan memilih metode yang sesuai dengan prisip CTL, hasilnya lebih baik.
    Ketika guru sedang menyampaikan materi tentang operasi hitung bilangan bulat di kelas IV sekolah dasar, guru berupaya membangun suatu pembelajaran yang memberikan kesan kepada anak bahwa mereka sedang bermain. Hal ini dikarenakan mereka melakukan kegiatan menghitung operasi hitung bilangan bulat menggunakan benda-benda yang dekat dengan keseharian anak. Media yang dapat dimanfaatkan berupa kerikil, daun-daun kering, sedotan, kelereng atau biji-bijian.
    Pada saat pembelajaran anak memanipulasi langsung benda-benda tersebut sehingga terjadi pemahaman mendalam tentang operasi hitung bilangan bulat. Tidak salah jika ada anggapan siswa seolah-olah anak sedang bermain dengan benda-benda yang sudah dikenal siswa. Seperti kita ketahui bermain bagi anak adalah sesuatu yang menyenangkan dan sangat disukai. Pada pelajaran operasi hitung bilangan bulat anak diajak bermain menggunakan benda-benda manipulatif, sehingga materi operasi hitung penjumlahan pada bilangan bulat yang pada awalnya dirasakan konsep yang abstrak akan dijembatani menjadi materi yang kongkrit yang dapat dipelajari dengan mudah.
    Hasil yang diperoleh setelah dilaksanakan pembelajaran terlihat antusias siswa selama beraktivitas dalam pembelajaran, minat siswa ketika mengikuti pelajaran, hasil belajar yang diperoleh, serta komunikasi yang terjalin antar dan inter siswa.
    Sebagai ilustrasi aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran tentang operasi hitung bilangan bulat diawali dengan kegiatan siswa untuk memanipulasi benda-benda kongkrit yang sudah dikenal oleh siswa. Benda yang digunakan pada pembelajaran adalah kancing baju yang sudah diberi warna yang berbeda antara dua sisinya, dengan warna merah sebagai bulat positif (+) dan warna di sisi yang lain sebagai bilangan bulat negatif (-). Maksud dari pembedaan warna adalah untuk memudahkan siswa membedakan antara bilangan bulat positif (+) dan bilangan bulat negatif (-).
    Sebagai ilustrasi disajikan contoh:
    • 7 + (-5) = …
    Aktivitas siswa berupa mengambil kancing baju sebanyak 11 buah.

    Kegiatan siswa selanjutnya adalah memasangkan antara kancing merah dengan kancing putih. Ternyata ada 5 pasangan kancing, sedangkan sisanya 2 buah kancing tidak mempunyai pasangan. Siswa mengamati hasil manipulasi, ternyata kancing warna putih yang tidak mempunyai pasangan maka, sisa kancing yang tidak dapat pasangan adalah jawaban dari 7 + (-5) = 2. Kegiatan tersebut dilakukan berulang ulang.

    BalasHapus
  20. Nama :margareta oktaviani
    Nim: 2016015130
    Kelas :5c

    Materi perkembangan pembelajaran bangun datar teori yang digunakan adalah Teori Belajar Dienes dimana tiap konsep yang disajikan dalam bentuk yang konkret, sehingga siswa dapat memahami dengan baik dengan menggunakan alat peraga yang disediakan oleh guru.pendekatan yang digunakqn adalah pendekatan berbasis masalah

    BalasHapus
  21. Nama: Endah Nur Sasmita
    Nim :2016015167
    Kelas: 5D

    Materi "Mengembangkan pembelajaran kubus, balok, prisma, limas, tabubg, ketucut dan bola (luas permukaan dan volum) dikurikulum k13 berada pada kelas V. Analisisnya menggunakan pendekatan kontekstual yaitu mengaitkan materi yang diajarkan dengan situasi dengan dunia nayata atau dalam kehidupan sehari-hari.
    Model yang digunakan yaitu dengan ivan Pavlov (Pembiasaan) dengan pembiasaan anak akan mudah mengerti karena anak setiap hari melihatnya. Contohnya bangunan limas terlihat ada yang berbentuk gedung atau terdapatdi lingkungan sekitar.
    Langkah-langkah :
    1. Kembangkan bahwa anak belajar lebih bermakana dengan cara bekerja sendiri dan penemuan sendiri.
    2. Laksanakan inkuiri pada semua topik.
    3.Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya.
    4. Cipatakan suasana masyarakat belajar dengan membuat kelompok.
    5.Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran.
    6.Lakukan refleksi setelah penemuan.
    7.Lakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara.


    BalasHapus
  22. Nama : Tri Nur Puspitasari
    NIM : 2016015145
    Kelas: 5D

    Teori belajar yang saya gunakan dalam materi faktor, kelipatan, faktor prima dan faktorisasi prima yaitu teori Piaget. Teori Piaget dalam proses belajar berlangsung dalam tiga tahap :
    1. Asimilasi (penyesuaian pengetahuan baru dengan struktur kognitif yang sudah ada)
    2. Akomodasi ( penyesuaian struktur kognitif siswa dengan pengetahuan baru)
    3. Equilibrasi ( pengembanganpengembangan mental setelah terjadi proses asimilasi/akomodasi)
    Saya memilih teori Piaget karena materi faktor, kelipatan, faktor prima dan faktorisasi prima merupakan pengembangan dari perkalian dan pembagian. Jadi sebelum siswa masuk ke materi faktor, kelipatan, faktor prima dan faktorisasi prima siswa harus sudah menguasai konsep perkalian dan pembagian terlebih dahulu.

    Pendekatan yamg saya gunakan dalam proses pembelajaran yaitu pendekatan deduktif. Pendekatan deduktif adalah pendekatan yang menggunakan logika untuk memenarik kesimpulan berdasarkan premis yang diberikandiberikan. Pengambilan kesimpulan dari sesuatu yanh umum ke sesuatu yang khusus .
    Langkah-langkah pembelajarannya :
    1. Guru memilih konsep ,prinsip,aturan yang akan disajikan.
    2. Guru menyajilan aturan prinsip yang bersifat umum dam contoh-contohnya.
    3. Guru menyajikam contoh khusus agar siswa dapat menyusun hubungan antata keadaan khusus dan aturan prinsip umum yang didukung oleh media yang cocok.
    4. Guru menyajikan bukti-bukti untuk menunjang kesimpulan.

    BalasHapus
  23. Nama : Nurisa Pangestika
    Kelas : 5D
    NIM : 2016015171


    Materi " mengembangkan pembelajaran sistem koordinat kartesius" dikelas 6 semester 2.
    Teori yang digunakan yaitu menggunakan teori kontruktivisme yaitu tidak disuruh untuk mencari gagasan baru tetapi hanya mengkaitkan mngkaitkan dengan kehidupan sehari-hari yang sudah dilalui.
    Menggunakan pendekatan PBL yaitu pengajaran yang bercirikan adanya permasalahan nyata untuk para peserta didik belajar berfikir terampil dalam memecahkan masalah.
    Langkah-langkah :
    1. Guru menyajikan sebuah denah atau gambar kotak-kotak kecil seperti papan catur untuk para siswa mengerjakan
    2. Siswa mengerjakan pada dan menjawab dengan dituliskan dipapan tulis.
    3. Guru mereviu jawaban yang sudah dituliskan dipapan tulis.

    BalasHapus
  24. Nama : Nurisa Pangestika
    Kelas : 5D
    NIM : 2016015171


    Materi " mengembangkan pembelajaran sistem koordinat kartesius" dikelas 6 semester 2.
    Teori yang digunakan yaitu menggunakan teori kontruktivisme yaitu tidak disuruh untuk mencari gagasan baru tetapi hanya mengkaitkan mngkaitkan dengan kehidupan sehari-hari yang sudah dilalui.
    Menggunakan pendekatan PBL yaitu pengajaran yang bercirikan adanya permasalahan nyata untuk para peserta didik belajar berfikir terampil dalam memecahkan masalah.
    Langkah-langkah :
    1. Guru menyajikan sebuah denah atau gambar kotak-kotak kecil seperti papan catur untuk para siswa mengerjakan
    2. Siswa mengerjakan pada dan menjawab dengan dituliskan dipapan tulis.
    3. Guru mereviu jawaban yang sudah dituliskan dipapan tulis.

    BalasHapus
  25. Nama : Iswanti Dwi Aryani
    Kelas : 5 D
    NIM : 2015015144
    MATERI " Mengembangkan pembelajaran bilangan pecahan desimal " di kelas 6 semester 2 teori belajar yang digunakan Ausubel karena teori ini mengkaitkan dalam kehidupan sehari-hari.
    Pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan kontekstual dimana siswa melakukan pembelajaran bermakna.
    Langkah -langkah :
    1.Guru mengarahkan siswa untuk sedemikian rupa dapat mengembangkan pemikirannya untuk melakukan kegiatan belajar yang bermakna, berkesan, baik dengan cara meminta siswa untuk bekerja sendiri dan mencari serta menemukan sendiri jawabannya, kemudian memfasilitasi siswa untuk mengkonstruksi sendiri pengetahuannya dan keterampilannya yang baru saja ditemuinya.
    2. Dengan bimbingan guru, siswa di ajak untuk menemukan suatu fakta dari permasalahan yang disajikan guru/dari materi yang diberikan guru.
    3. Memancing reaksi siswa untuk melakukan pertanyaan-pertanyaan dengan tujuan untuk mengembangkan rasa ingin tahu siswa.
    4. Guru membentuk kelas menjadi beberapa kelompok umtuk melakukan diskusi, dan tanya jawab.
    5. Guru mendemonstrasikan ilustrasi/gambaran materi dengan model atau media yang sebenarnya.
    6. Guru bersama siswa melakukan refleksi atas kegiatan yang telah dilakukan.
    7. Guru melakukan evaluasi, yaitu menilai kemampuan siswa yang sebenarnya.

    BalasHapus
  26. Nama:feny myzoenita
    Nim: 2016015148
    Kelas:5D

    Materi:mengembangkan pembelajaran simetri putar suatu bangun datar
    Kelas:IV
    Semster:II
    Teori:belajar ivan povlov(pembiasaan)
    Guru membiasakan siswa untuk menemukan sesuatu yang baru agar siswa dapat lebih mandiri dan berkereasi secara individu.
    Pendekatan:discovery learning
    Langka-langaka
    -stimulation(stimulasi/pemberian rangsangan)pertama-tama pada tahap ini siswa dihadapkan pada suatubyang menimbulkan tanda tanya,kemudian dianjurkan untuk tidak memberi generalisasi,agar timbul keinginan untuk menyelidiki masalah.
    -problem statement(penrnyataan inditifikasi masalah)guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk meng inditifikasi masalah.
    -dat lolection(pengumpulan data)guru memberikan kesempatan siswa untuk mengumpulkan data yg relevan untuk membuktikan benar atau tidak nya suatu masalah.
    -pegolahan data-data
    -pembuktian
    -menarik kesimpulan

    BalasHapus
  27. Nama : Arif Muslih
    Nim : 2016015159
    Kelas : 5D

    Pada materi "Mengembangkan Pembelajaran macam-macam sudut" pada kelas 4 semester 1" Teori yang sesuai dengan pembelajaran tersebut yaitu menggunakan dengan teori "Discovery" karena siswa di ajak untuk mengamati penemuan dan mengajak siswa untuk mengkaitkan dalam kehidupan sehari-hari.
    Langkah-langkah pada pendekatan konteksual
    1. Mengaji materi pelajaran yang akan di ajarkan.
    2. Mengaji konteks dalam kehidupan sehari-hari.
    3. Mengkaitkan materi pelajaran yang dapat di kaitkan dengan kehidupan siswa.
    4. Menyusun persiapan proses pembelajaran yang telah di masukan dalam materi tersebut.
    5. Melaksanakan proses pembelajaran.
    6. Guru melakukan evaluasi atau penilaian kepada siswa.

    BalasHapus

  28. Nama : Mokhamad Abimanyu K
    Kelas : 5 D
    NIM : 2015015138
    MATERI " Mengembangkan pembelajaran bilangan pecahan " di kelas 4 semester 1 teori belajar yang digunakan Ausubel karena teori ini mengkaitkan dalam kehidupan sehari-hari.
    Pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan kontekstual dimana siswa melakukan pembelajaran bermakna.
    Langkah -langkah :
    1.Guru mengarahkan siswa untuk sedemikian rupa dapat mengembangkan pemikirannya untuk melakukan kegiatan belajar yang bermakna, berkesan, baik dengan cara meminta siswa untuk bekerja sendiri dan mencari serta menemukan sendiri jawabannya, kemudian memfasilitasi siswa untuk mengkonstruksi sendiri pengetahuannya dan keterampilannya yang baru saja ditemuinya.
    2. Dengan bimbingan guru, siswa di ajak untuk menemukan suatu fakta dari permasalahan yang disajikan guru/dari materi yang diberikan guru.
    3. Memancing reaksi siswa untuk melakukan pertanyaan-pertanyaan dengan tujuan untuk mengembangkan rasa ingin tahu siswa.
    4. Guru membentuk kelas menjadi beberapa kelompok umtuk melakukan diskusi, dan tanya jawab.
    5. Guru mendemonstrasikan ilustrasi/gambaran materi dengan model atau media yang sebenarnya.
    6. Guru bersama siswa melakukan refleksi atas kegiatan yang telah dilakukan.
    7. Guru melakukan evaluasi, yaitu menilai kemampuan siswa yang sebenarnya.

    BalasHapus
  29. Nama: Emerentiana Erlina Bony
    Nim : 2016015109
    Kelas m: 5C

    Dalam Materi “Simetri Putar” Teori belajar yang akn saya gunakan untuk materi simetri putar yaitu dengan menggunakan teori Ausubel dimana teori belajar dimaknai sebagai belajar bermakna. Pembelajaran bermakna yang dimaksud yaitu suatu proses mengkaitkan informasi baru pada konsep-konsep yang relevan yang terdapat pada struktur kognitif seseorang materi simetri putar juga dapt dikaitkan dengan kehidupan real atau nyata yaitu seperti
    1. kipas angin
    2. bianglala
    3. komedi putar
    4. Jam
    Yang dapat di temui anak didalam kehidupan nyata dan pastinya anak akan lebih mudah menangkap pembelajaran dengan kehidupan nyata karena sudah melekat atau mereka sudah memahami sebelumnya

    Pendekatan yang saya gunakan yaitu dengan menggunakan pendekatan Discovery atau biasa disebut dengan pendekatan penemuan karena didalam pendekatan ini peserta didik dituntut untuk menemukan sendiri atau melakukan penemuan sendiri seperti mengamati, melakukan praktek misalnya memutar simetri putar pada media pembelajaran yang sudah disediakan guna untuk menemukan jawaban atau pemahaman sendiri. Sehingga siswa aktif dalam kegiatan belajar, siswa juga memperoleh pengetahuan dengan metode penemuan akan lebih mampu mentransfer pengetahuannya keberbagai konteks.

    Langkah-langkah:
    1. Guru mengaitkan contoh simetri putar dalam kehidupan nyata.
    2. Guru melibatkan siswa dengan menggunakan media pembelajaran.
    3. Guru mengevaluasi materi.

    BalasHapus
  30. Nama: Gunarti Ningsih
    Nim : 2016015098
    Kelas : 5C

    Dalam Materi “Simetri Putar” Teori belajar yang akn saya gunakan untuk materi simetri putar yaitu dengan menggunakan teori Ausubel dimana teori belajar dimaknai sebagai belajar bermakna. Pembelajaran bermakna yang dimaksud yaitu suatu proses mengkaitkan informasi baru pada konsep-konsep yang relevan yang terdapat pada struktur kognitif seseorang materi simetri putar juga dapt dikaitkan dengan kehidupan real atau nyata yaitu seperti
    1. kipas angin
    2. bianglala
    3. komedi putar
    4. Jam
    Yang dapat di temui anak didalam kehidupan nyata dan pastinya anak akan lebih mudah menangkap pembelajaran dengan kehidupan nyata karena sudah melekat atau mereka sudah memahami sebelumnya

    Pendekatan yang saya gunakan yaitu dengan menggunakan pendekatan Discovery atau biasa disebut dengan pendekatan penemuan karena didalam pendekatan ini peserta didik dituntut untuk menemukan sendiri atau melakukan penemuan sendiri seperti mengamati, melakukan praktek misalnya memutar simetri putar pada media pembelajaran yang sudah disediakan guna untuk menemukan jawaban atau pemahaman sendiri. Sehingga siswa aktif dalam kegiatan belajar, siswa juga memperoleh pengetahuan dengan metode penemuan akan lebih mampu mentransfer pengetahuannya keberbagai konteks.

    Langkah-langkah:
    1. Guru mengaitkan contoh simetri putar dalam kehidupan nyata.
    2. Guru melibatkan siswa dengan menggunakan media pembelajaran.
    3. Guru mengevaluasi materi.

    BalasHapus
  31. Nama: Yana Zulfana
    Nim: 20160125123
    Kelas:5C
    -Teori Van Hiele : Alasan Kami melilih teori pada ini pada pengembangan sifat bangun ruang untuk menguraikan perkembangan kental anak dalam geometri. Terdapat 5 tahap belajar anak dalam geometri ada tahap pengenalan, tahap analisis, tahap penguatan, tahap deduksi dan tahap akurasi. Jika materi bangun ruangdikaitkan dengan kehidupan sehari-hari kaka siswa dapat mengenal bentuk bangun ruang dan dapat menganalisis sifat-sifatnya.
    - Pendekatan matematika realistik: karena selama ini peserta didik merasa kesulitan dan menyeramkan belajar matematika. Maka dari itu pada pendekatan ini peserta didik diberikan kesempatan untuk mengalami proses yang sama sebagaimana konsep-konsep matematika ditemukan. Pembelajaran dimulai dari suatu masalah kontekstual atau mengkaitkan konsep bangun ruang dengan kehidupan sehari-hari. Sehingga peserta didik mampu mengkomunikasikan ide-ide atau argumen terkait dengan konsep bangun ruang. Serta siswa mampu menemukan kembali sifat, definisi dari bangun ruang. Contohnya penemuan konsep dalam kehidupannya seperti gedung, meja, piramida, coklat, kotak sepatu dll.

    BalasHapus
  32. Nama: Muhammad Basyarudin Al Kaf
    Nim: 2016015099
    Kelaa: 5 C
    Dalam materi " mengembangkan pembelajaran persen" kami menggunakan teori Brunner. Alasan kami mengambil teori ini karena peserta didik diberikan kesempatan untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan melalui contoh-contoh nyata dalam kehidupan sehari-hari. Dimana anak akan lebih mudah memahami pembelajarannya apabila dikaitkan dengan pengalamannya dalam dunia nyata.
    Pendekatanyang digunakan dalam materi ini adalah Pendekatan Realistic Mathematic Education (RME) yaitu suatu pendekatan yang menempatkan realitas dan pengalaman siswa sebagai titik awal pembelajaran dimana siswa diberi kesempatan untuk mengkonstruksi sendiri pengetahuan matematika formalnya melalui masalah-masalah realitas yang ada. Dengan pendekatan ini siswa tidak hanya mudah menguasai konsep dan materi pelajaran namun juga tidak cepat lupa dengan apa yang telah diperolehnya tersebut. Pendekatan ini pula tepat diterapkan dalam mengajarkan konsep-konsep dasar dan diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan meningkatnya hasil belajar siswa maka pendekatan ini dapat dikatakan efektif. Dengan kata lain proses belajar matematika dengan menggunakan pendekatan Realistic Mathematic Education (RME) lebih efektif dari pada pembelajaran tanpa menggunakan pendekatan Realistic Mathematic Education (RME).
    LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATIC EDUCATION (RME)
    Adapun langkah-langkah pembelajaran pendekatan Realistic Mathematic Education (RME)

    • Guru memberikan siswa masalah kontekstual. Siswa secara mandiri atau kelompok kecil mengerjakan masalah dengan strategi informal.
    • Guru mengarahkan siswa pada beberapa masalah kontekstual dan selanjutnya mengerjakan masalah dengan menggunakan pengalaman mereka. Siswa secara sendiri-sendiri atau berkelompok menyelesaikan masalah tersebut dengan menggunakan media yang telah disediakan.
    Guru mengevaluasi pembelajaran.

    BalasHapus
  33. Nama: Ainun Jaariah
    Nim: 2016015124
    Kelaa: 5 C
    Dalam materi " mengembangkan pembelajaran persen" kami menggunakan teori Brunner. Alasan kami mengambil teori ini karena peserta didik diberikan kesempatan untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan melalui contoh-contoh nyata dalam kehidupan sehari-hari. Dimana anak akan lebih mudah memahami pembelajarannya apabila dikaitkan dengan pengalamannya dalam dunia nyata.
    Pendekatanyang digunakan dalam materi ini adalah Pendekatan Realistic Mathematic Education (RME) yaitu suatu pendekatan yang menempatkan realitas dan pengalaman siswa sebagai titik awal pembelajaran dimana siswa diberi kesempatan untuk mengkonstruksi sendiri pengetahuan matematika formalnya melalui masalah-masalah realitas yang ada. Dengan pendekatan ini siswa tidak hanya mudah menguasai konsep dan materi pelajaran namun juga tidak cepat lupa dengan apa yang telah diperolehnya tersebut. Pendekatan ini pula tepat diterapkan dalam mengajarkan konsep-konsep dasar dan diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan meningkatnya hasil belajar siswa maka pendekatan ini dapat dikatakan efektif. Dengan kata lain proses belajar matematika dengan menggunakan pendekatan Realistic Mathematic Education (RME) lebih efektif dari pada pembelajaran tanpa menggunakan pendekatan Realistic Mathematic Education (RME).
    LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATIC EDUCATION (RME)
    Adapun langkah-langkah pembelajaran pendekatan Realistic Mathematic Education (RME)

    • Guru memberikan siswa masalah kontekstual. Siswa secara mandiri atau kelompok kecil mengerjakan masalah dengan strategi informal.
    • Guru mengarahkan siswa pada beberapa masalah kontekstual dan selanjutnya mengerjakan masalah dengan menggunakan pengalaman mereka. Siswa secara sendiri-sendiri atau berkelompok menyelesaikan masalah tersebut dengan menggunakan media yang telah disediakan.
    Guru mengevaluasi pembelajaran.

    BalasHapus
  34. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  35. NAMA : NURJANNAH NASHIRA
    NIM : 2016015126
    KELAS : 5C

    Materi "pengembangan pembelajaran Kelipatan Persekutuan Kecil (KPK)" adapun teori yang digunakan adalah "teori belajar gagne

    Menurut Gagne objek belajar matematika terdiri dari objek langsung dan tidak langsung. Objek tidak langsung adalah transfer belajar, kemampuan menyelidiki, kemampuan memecahkan masalah, disiplin pribadi dan apresiasi pada struktur matematika. Sedangkan objek langsung belajar matematika adalah fakta, ketrampilan, konsep dan prinsip.
    1) Fakta (fact)
    Adalah perjanjian-perjanjian yang ada dalam matematika seperti simbol-simbol matematika, kaitan simbol “3” dengan kata “tiga”.
    2) Ketrampilan (Skills)
    Adalah kemampuan memberikan jawaban benar dan cepat misalnya pembagian, penjumlahan dan lainnya.
    3) Konsep (Consept)
    Adalah ide abstrak yang memungkinkan kita mengelompokkan objek kedalam contoh dan bukan contoh. Himpunan, segitiga, kubus adalah contoh konsep matematika.
    3) prinsip (Principle)
    Merupakan objek yang paling komplek. Prinsip adalah sederetan konsep beserta dengan hubungan diantara konsep-konsep tersebut. Contoh dua segitiga, sama dan sebangun bila dua sisi yang seletak dan sudut apitnya kongruen.Sehingga dengan penerapan teori diatas maka siswa diharapkan bisa lebih memahami konsep, sehingga memiliki keterampilan yang lebih dalam hal pemahaman pembelajaran matematika


    Adapun pendekatan pembelajaran yang saya gunakan adalah sesuai
    Dalam upaya untuk meningkatkan pemahaman siswa pada materi
    KPK, maka menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (PBM) adalah model pembelajaran yang
    didasarkan pada banyaknya permasalahan yang membutuhkan penyelidikan
    autentik yakni penyelidikan yang membutuhkan penyelesaian nyata dari
    permasalahan yang nyata. Tujuan dari pembelajaran berbasis masalah (PBM)
    adalah
    (1) mengembangkan keterampilan berpikir, pemecahan masalah, dan
    intelektual,
    (2) belajar peran-peran orang dewasa dengan mengahayati peran-
    peran itu melalui situasi-situasi nyata yang disimulasikan,
    (3) belajar menjadi
    mandiri atau siswa otonom. Pada pembelajaran konvensional siswa disibukkan dengan latihan, aturan
    dan persamaan-persamaan yang perlu dipelajari, namun penggunaannya terbatas dalam situasi yang tidak biasa seperti memecahkan proyek matematika kehidupan nyata. Berbeda dengan lingkungan kelas matematika konvensional, PBM memberi siswa kesempatan untuk mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesuaikan dan mengubah metode agar sesuai dengan situasi baru

    BalasHapus
  36. Nama : Hanifa Nurhidayah
    NIM : 2016015115
    Kelas : 5C

    Dalam materi mengembangkan pembelajaran translasi dapat menggunakan teori belajar Gagne belajar matematika karena dalam teori ini bisa dengan memberikan jawaban dengan tepat. Dalam pendekatan pembelajaran matematika bisa menggunakan pendekatan kontekstual. Pendekatan kontekstual adalah suatu proses pendidikan yang holistik dan bertujuan memotivasi siswa untuk memahami makna materi pembelajaran yang dipelajarinya dengan mengaitkan materi tersebut dengan konteks kehidupan sehari-hari. Langkah langkah pendekatan kontekstual sebagai berikut :
    1. Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna
    2. Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik
    3. Kembangkan sifat ingin tahu
    4. Ciptakan siswa untuk belajar
    5. Lakukan refleksi diakhir pertemuan
    6. Lakukan penilaian

    BalasHapus
  37. Nama:meida sutiyani
    NIM:2016015103
    Kelas :5C

    Mengembangkan sumbu simetri bangun datar ada pada kelas 3 semester 2
    Menggunakan teori ausubel, karena teori ini dimaknai sebagai teori belajar bermakna, karena mengaitkan dengan kehidupan sehari hari, atau terdapat pada kognitif seseorang.
    Dengan menggunakan pendekatan discovery, karena siswa dapat menemukan jawaban dari permasalahan yang sedang mereka pelajari.
    Langkah - langkah pendekatan discovery :
    1. Menentukan tujuan pembelajaran, identifikasi karakteristik peserta didik
    2. Stimulasi/ pemberian rangsangan
    3. Identifikasi masalah
    4. Mengumpulkan data
    5. Pengolahan data
    6. Pembuktian
    7. Menarik kesimpulan

    BalasHapus
  38. Nama : Nurul Iman
    Kelas : 5 D
    NIM : 2015015177
    MATERI " Mengembangkan pembelajaran bilangan pecahan desimal " di kelas 6 semester 2 teori belajar yang digunakan Ausubel karena teori ini mengkaitkan dalam kehidupan sehari-hari.
    Pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan kontekstual dimana siswa melakukan pembelajaran bermakna.
    Langkah -langkah :
    1.Guru mengarahkan siswa untuk sedemikian rupa dapat mengembangkan pemikirannya untuk melakukan kegiatan belajar yang bermakna, berkesan, baik dengan cara meminta siswa untuk bekerja sendiri dan mencari serta menemukan sendiri jawabannya, kemudian memfasilitasi siswa untuk mengkonstruksi sendiri pengetahuannya dan keterampilannya yang baru saja ditemuinya.
    2. Dengan bimbingan guru, siswa di ajak untuk menemukan suatu fakta dari permasalahan yang disajikan guru/dari materi yang diberikan guru.
    3. Memancing reaksi siswa untuk melakukan pertanyaan-pertanyaan dengan tujuan untuk mengembangkan rasa ingin tahu siswa.
    4. Guru membentuk kelas menjadi beberapa kelompok umtuk melakukan diskusi, dan tanya jawab.
    5. Guru mendemonstrasikan ilustrasi/gambaran materi dengan model atau media yang sebenarnya.
    6. Guru bersama siswa melakukan refleksi atas kegiatan yang telah dilakukan.
    7. Guru melakukan evaluasi, yaitu menilai kemampuan siswa yang sebenarnya.

    BalasHapus
  39. Nama : Marlinus Bora
    Nim: 2016015106
    Kelas : 5c

    Teori yang kami gunakan untuk materi"Pengembangan pembelajaran diagram batang,garis, dan diagram lingkaran"adalah teori Ausubel karena teori ini sangat cocok dengan materi tersebut dan sangat bermakna untuk peserta didik dalam mengaitkan konsep-konsep yang terdapat dalam struktur probadi siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Sedangkan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kontekstual karena pendekatan ini dapat mengembangkan berbagai strategi-strategi dalam pembelajaran diagram dan siswa dapat melakukan praktek langsung dalam pembahasan materi tersebut,mengaikan materi diagram dalam kehidupan nyata setiap orang.

    BalasHapus
  40. Nama :Atin Safitri
    NIM :2016015180
    Kelas:5D
    Materi simetri lipat terdapat pada
    kelas 5 semester 2. Teori belajar yang digunakan pada materi simetri lipat adalah teori bruner. Karena siswa dapat diberikan kesempatan untuk menemukan sendiri konsep dan teori melalui percobaan dan juga contoh-contoh yang ia jumpai dalam kehidupan. Pendekatan yang dilakukan pada materi simetri lipat menggunakan pendekatan discovery dan model kooperatif. Karena siswa diajak untuk menemukan teori dan konsep dalam materi simetri lipat. Langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan discovery learning.
    1. Tahap 1
    Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dengan menyampaikan manfaat simetri lipat bangun datar dalam kehidupan sehari-hari.
    2. Tahap 2
    Stimulasi/rangsangan. Guru mengajukan pertanyaan anjuran membaca buku dan aktivitas lainnya yg mengarah pada persiapan pemecahan masalah. Seperti mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan simetri lipat pada kehidupan sehari -hari
    3. Tahap 3
    Identifikasi masalah. Guru mengidentifikasi sumber belajar dan memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin agenda agenda masalah sebanyak mungkin agenda agenda masalah yg relevan dengan bahan pelajaran.
    4. Tahap 4
    Mengumpulkan data . Guru membantu siswa mengumpulkan dan mengeksplorasi data.
    5. Pengolahan data
    guru membimbing peserta didik dalam kegiatan mengolah data dan informasi yg telah diperoleh para peserta didik melalui wawancara,observasi.
    6.pembuktian
    guru membimbing peserta didik melakukan pemeriksaan secara cermat untuk membuktikan benar atau tidak hipotesis yang ditetapkan dengan temuan alternatif,dihubungkan dengan hasil
    7. Menarik kesimpulan
    Guru membimbing peserta didik merumuskan prinsip dan generalisasi hasil penemuannya.

    BalasHapus
  41. Nama : Nurul Hanifah
    NIM : 2016015128
    Kelas : 5c
    Materi presentasi : Mengembangkan sumbu simetri lipat pada bangun datar

    Menggunakan teori ausubel, karena teorine ini dimaknai sebagai teori belajar bermakna, karena mengaitkan dengan kehidupan sehari-hari atau terdapat pada kognitif seseorang.
    Dengan menggunakan pendekatan Discovery, dikarenakan peserta didik dapat menemukan permasalahan yang sedang mereka pelajari.

    Langkah-langkah pendekatan Discovery :
    1. Menentukan tujuan pembelajaran, identifikasi karakteristik peserta didik
    2. Stimulasi atau pemberian rangsangan
    3. Identifikasi masalah
    4. Mengumpulkan data
    5. Pengolahan data
    6. Pembuktian
    7. Menarik kesimpulan

    BalasHapus
  42. Nama : Nurul Hanifah
    NIM : 2016015128
    Kelas : 5c
    Materi presentasi : Mengembangkan sumbu simetri lipat pada bangun datar

    Menggunakan teori ausubel, karena teorine ini dimaknai sebagai teori belajar bermakna, karena mengaitkan dengan kehidupan sehari-hari atau terdapat pada kognitif seseorang.
    Dengan menggunakan pendekatan Discovery, dikarenakan peserta didik dapat menemukan permasalahan yang sedang mereka pelajari.

    Langkah-langkah pendekatan Discovery :
    1. Menentukan tujuan pembelajaran, identifikasi karakteristik peserta didik
    2. Stimulasi atau pemberian rangsangan
    3. Identifikasi masalah
    4. Mengumpulkan data
    5. Pengolahan data
    6. Pembuktian
    7. Menarik kesimpulan

    BalasHapus
  43. Nama :Rizka Nur Aini
    NIM : 2016015150
    Kelas :5D
    Pembelajaran Rata-rata, Modus, dan Median adalah kelas 6, semester 2. Pembelajaran ini memakai Teori Belajar Dienes. Karena dalam materi ini dapat menggunakan alat peraga atau media.
    Dan pempelajaran ini memakai pendekatan Discoveri yang mengarahkan peserta didik menguasai konsep dengan benar supaya tidak terjadi kesalahan konsep.
    Langkah-langkah
    1. Guru membuat media dari tangga lidi
    2. Lidi diberi simbol angka 1-10 baik disusun berurutan maupun acak.
    3. Siswa dapat menuntukan rata-rata,median, dan modus dari soal diberikan

    BalasHapus
  44. Nama :Dwi Septi Amelia
    Nim :2016015140
    Kelas:5D

    Teori yang saya gunakan pada materi "Skala" adalah teori belajar "Ausubel",karena teori ini cocok dengan materi skala.dimana teori ini dimaknai sebagai pembelajaran yang bermakna
    (suatu proses mengkaitkan informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang). Selain itu materi "Skala" berkaitan atau ada kaitannya pada anak dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga pembelajaran akan bermakna sesuai dengan teori Ausubel. Saya memilih teori Ausubel karena dalam materi skala bermanfaat dan berguna dalam kehidupan sehari-hari. Seperti,membuat peta,membuat denah.
    Pendekatan yang saya gunakan dalam proses pembelajaran yaitu pendekatan "Kontekstual". Pendekatan Kontekstual yaitu suatu proses pembelajaran yang melibatkan siswa dalam aktivitas penting yang membantu mereka mengaitkan pembelajaran akademis dengan konteks kehidupan nyata yang mereka hadapi.
    Langkah-langlah pembelajaran dalam pendekatan Kontekstual yaitu:
    Relating:Guru menghubungkan konsep yang dipelajari dengan materi pengetahuan yang dimiliki siswa.
    Experiencing:Siswa melakukan kegiatan Eksperimen (Hands-On Activity) dan guru memberikan penjelasan untuk mengarahkan siswa menemukan pengetahuan baru (Pengalaman).
    Applying:Siswa menerapkan pengetahuan yang dipelajari dalam kehidupan sehari-hari.
    Cooperating:Siswa melakukan diskusi kelompok untuk memecahkan permasalahan dan mengembangkan kemampuan berkolaborasi dengan teman (Bekerja sama).
    Transfering:Siswa menunjukkan kemampuan terhadap pengetahuan yang dipelajarinya dan menerapkannya dalam situasi dan konteks baru.

    BalasHapus
  45. Nama:Alviana
    Nim: 2016015158
    Kelas:5d
    Materi: mengembangkan pembelajaran sistem koordinat kartesius
    Teori yang digunakan adalah teori konstruktivisme sebagai pembelajaran yang bersifat generatif,yaitu tindakan mencipta sesuatu makna dari apa yang di pelajari.teori konstruktivisme mempunyai beberapa konsep umum seperti pelajar aktif membina pengetahuan berdasarkan pengalaman yang sudah ada.
    Pendekatan PBL yaitu pengajaran yang bercirikan adanya permasalahan nyata untuk para peserta didik belajar berfikir terampil dalam memecahkan masalah
    Langkah-langkah
    1.guru menyajikan sebuah denah atau gambar kotak2 kecil seperti dipapan catur untuk para siswa mengerjakan
    2.siswa mengerjakan dan menjawab dengan dituliskan atau dijawab dipapan tulis
    3.guru mengevaluasi jawaban yang sudah di jawab oleh peserta didik yang dituliskan dipapan tulis

    BalasHapus
  46. Nama : Nawang Anindhita Nugroheni
    NIM : 2016015092
    Kelas :5C

    Materi "Pengembangan Pembelajaran pencerminan" dengan menggunakan Teori belajar Ausubel yang merupakan belajar bermakna dapat diterapkan dalam kehidupa sehari-hari peserta didik atau terdapat pada kognitif seseorang dan pendekatan kontekstual dan realistik dimana dapat dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari. Sehingga dalam proses pemahaman tentang pencerminan peserta didik akan lebih mudah memahami. Dalam proses pembelajaran guru dapat menggunakan media cermin.

    BalasHapus
  47. Nama: Mutia Kansa P.M
    NIM: 2016015173
    Kelas: 5D
    Dalam materi suhu dan sudut teori belajar dan pendekatan pembelajaran yang sesuai untuk digunakan dalam materi ini yaitu Teori Dienes dan Pendekatan Discovery. Teori Dienes ini menyajikan sebuah konsep melalui media peraga. Untuk pendekatan discovery, peserta didik dituntut untuk melakukan percobaan.
    Langkah-langkah percobaan:
    1.Guru menyediakan media peraga yang akan digunakan sebelum pembelajaran dimulai
    2.Media peraga yang digunakan yaitu jarum sudut dan termometer suhu.
    3.Guru lalu memberikan tanya jawab untuk peserta didik mengenai media peraga
    4.Setelah siswa dapat menyimpulkan jawaban dari proses pembelajaran tersebut.
    5.Guru memberikan review tentang materi tersebut.


    BalasHapus
  48. Nama: siska makmur sejati
    Nim: 2016015127
    Kelas: 5C
    Materi: "sistem koordinat kartesius" teori yang saya gunakan adalah teori belajar gadne alasannya karena teori ini sudah mencakup objek langsung yang berupa fakta,keterampilan, konsep,dan aturan. Selain itu juga mencakup objek tak langsung yang meliputi kemampuan menyelidiki dan memecahkan masalah belajar mandiri,bersikap positif terhadap matematika dan tau bagaimana mestinya belajar sehingga dengan demikian diharapkan bahwa siswa tidak hanya mengetahui fakta dan konsep saja tetapi siswa juga mampu memecahkan masalah berdasarkan fakta yang pada kehidupan sehari-hari.
    Pendekatan yang saya gunakan adalah pendekatan kontekstual,dimana siswa dilibatkan langsung dalam aktifitas penting yang tentunya dapat membantu mereka mengaitkan pelajaran akademis dengan konteks kehidupan nyata yang mereka hadapi.
    Langkah-langkahnya yaitu:
    1. Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri,dan mengkonstruksi pengetahuan sendiri dan pengalaman barunya.
    2.laksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik.
    3.kembangkan sikap ingin tahu siswa dengan bertanya.
    4.ciptakan masyarakat belajar.
    5.hadirkan model sebagai contoh belajar.
    6.lakukan refleksi diakhir pertemuan.
    7.lakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara.

    BalasHapus

  49. Nama : Astari Djati Putri
    Kelas : 5D
    NIM : 2016015160


    Pada materi " Debit dan Kecepatan " saya
    menggunakan pendekatan kontekstual (TCL) karena dalam proses pembelajaran yang melibatkan siswa dalam aktivitas penting yang membantu mereka mengaitkan pembelajaran akademis dengan konteks kehidupan nyata. Seperti ingin mengetahui kecepatan sepeda yang melaju kencang dan mengukur seberapa lama sepeda itu melaju, dan dapat mengetahui jarak. Dan dapat mengetahui seberapa lama air mengalir memenuhi sebuah gelas dan mengetahui kecepatan air sampai pada gelas dan mengisinya dengan penuh.
    Lalu saya akan menggunakan teori belajar Gagne (Belajar Matematika) karena siswa dapat melihat objek langsung dan melakukan praktek berdasarkan objek yang diterimanya dan instruksi yang disampaikan oleh guru agar mendapatkan hasil yang diinginkan.

    Langkah-langkahnya:
    Langkah-langkah pembelajaran:
    1. Guru menyediakan media sesuai dengan pembelajaran yang akan disampaikan
    2. Kemudian siswa mempraktekkan langsung dengan membuat kelompok
    3. Setelah siswa mempraktekkan hasil kerjaa kelompok sesuai intruksi . Siswa dimintai untuk membuat kesimpulan atas apa yang telah dipraktekkan sesuai dengam intruksi yang guru sampaikan

    BalasHapus
  50. Nama : SEFIDA FITRIANI
    NIM : 2016015113
    Kelas : 5 C

    Pembelajaran "Mengembangkan perbandingan senilai" ini menggunakan teori belajar Ausubel dimana dalam teori ini belajar dimaknai sebagai pembelajaran bermakna.
    Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan konstektual yang merupakan suatu proses pembelajaran yang melibatkan siswa dalam aktivitas penting yang membantu mereka mengaitkan pelajaran akademis dengan konteks kehidupan nyata yang mereka hadapi.
    Pemanfaatan dalam kehidupan sehari-hari misalnya untuk pembelian buku. Semakin banyak buku yang dibeli, maka semakin banyak pula uang yang harus dibayarkan (harga semakin mahal) .
    Kita bisa menjelaskan materi dengan media yg berupa benda-benda atau dengan contoh di lingkungan sekitar, sehingga siswa lebih paham materi.
    Strategi pendekatan konstektual (REACT) :
    1. Relating(mengaitkan)
    Guru menghubungkan konsep yang dipelajari dengan materi pengetahuan yang dimiliki siswa dan dikaitkan dengan kehidupan nyata sehari-hari.
    2. Experiencing(mengalami)
    Siswa melakukan kegiatan eksperimen (hands-on activity) dan guru memberikan penjelasan untuk mengarahkan siswa menemukan pengetahuan baru
    3. Applying (Penerapan)
    Siswa tidak sekedar mempelajari suatu teori-teori tertentu saja, melainkan siswa juga dituntun untuk dapat menerapkan konsep-konsep yang sudah dipelajarinya ke dalam konteks pemanfaatannya dalam kehidupan nyata. Siswa menerapkan pengetahuan yang dipelajari dalam kehidupan sehari-hari.
    4. Cooperating(bekerja sama)
    Cooperating, yaitu belajar untuk berbagi pengalaman, memberikan tanggapan dan berkomunikasi dengan siswa lain, merupakan strategi pembelajaran dasar dalam pembelajaran kontekstual.
    Siswa melakukan diskusi kelompok untuk memecahkan permasalahan dan mengembangkan kemampuan berkolaborasi dengan teman.
    5. Transferring(memindahkan)
    Siswa menunjukkan kemampuan terhadap pengetahuan yang dipelajarinya.

    BalasHapus
  51. Nama: Khulasotul Mukaromah
    NIM: 2016015151
    Kelas: 5D
    Teori yg cocok dalam materi "pembelajaran diagram batang, diagram garis dan diagram lingkaran adalah Teori Pembelajaran Skemp, karena anak belajar matematika melalui dua tahap, yaitu konkret dan abstrak. Pada tahap pertama, yaitu tahap konkret, anak memanipulasi benda-benda konkret untuk dapat menghayati ide-ide abstrak. Pengalaman awal berinteraksi dengan hal-hal konkret ini akan membentuk dasar bagi belajar selanjutnya, yaitu pada tahap abstrak atau tahap kedua.
    Sedangkan pendekatan yang cocok yaitu pendekatan discovery. Pendekatan discovery dimana dalam pendekatan ini siswa dituntut untuk melakukan penemuan sendiri lalu mengambil kesimpulan dari penemuan tersebut.
    Langkah-langkah Pembelajaran:
    1. Guru menyuruh siswa untuk membaca buku tentang diagram batang, diagram lingkaran, dan diagram garis.
    2. Setelah membaca buku siswa mencari permasalahan dalam diagram batang, diagram garis dan diagram lingkaran.
    3. Siswa memecahkan soal permasalahan diagram batang, diagram garis, dan diagram lingkaran.
    4. Dari soal yang sudah dipecahkan, siswa memahami soal tersebut.
    5. Setelah selesai mengerjakan soal siswa bersama guru membuktikan jawaban tersebut sudah benar atau belum.
    6. Dari pemecahan soal tersebut siswa dapat mengembangkan materi dan dapat memecahkan masalah tentang diagram batang, diagram garis, dan diagram lingkaran.

    BalasHapus
  52. Nama : Adinda Tsalits Fauzia
    Nim : 2016015134
    Kelas : 5C
    Dalam materi mengembangkan pembelajaran satuan berat, panjang dan waktu teori yang digunakan yaitu teori ausubel karena teori ini bekerja untuk mencari hukum belajar yang bermakna. Materi ini juga sering dijumpai pada kehidupan peserta didik sehari-hari. Contohnya mengukur tinggi badan menggunakan meteran. Mengapa demikian karna dengan contoh tersebut anak mengaitkan pengetahuan akademisnya dengan pengetahuan yg ia ketahui di dunia nyata
    Pendekatan yang dipakai yaitu pemdekatan kontekstual karena pendekatan ini merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata siswa, dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam pendekatan kontekstual adalah sebagai berikut:
    1.  Kembangkan Pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan mengkontruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya.
    2.  Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik yang diajarkan.
    3.  Mengembangkan sifat ingin tahu siswa melalui sebuah pertanyaan-pertanyaan.
    4.  Menciptakan masyarakat belajar, seperti melalui kegiatan kelompok diskusi dan Tanya jawab.
    5.  Menghadirkan model sebagai contoh pembelajaran.
    6.  Melakukan refleksi di akhir pertemuan dari setiap kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.
    7.  Melakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara.

    BalasHapus
  53. Nama : Adinda Tsalits Fauzia
    Nim : 2016015134
    Kelas : 5C
    Dalam materi mengembangkan pembelajaran satuan berat, panjang dan waktu teori yang digunakan yaitu teori ausubel karena teori ini bekerja untuk mencari hukum belajar yang bermakna. Materi ini juga sering dijumpai pada kehidupan peserta didik sehari-hari. Contohnya mengukur tinggi badan menggunakan meteran. Mengapa demikian karna dengan contoh tersebut anak mengaitkan pengetahuan akademisnya dengan pengetahuan yg ia ketahui di dunia nyata
    Pendekatan yang dipakai yaitu pemdekatan kontekstual karena pendekatan ini merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata siswa, dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam pendekatan kontekstual adalah sebagai berikut:
    1.  Kembangkan Pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan mengkontruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya.
    2.  Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik yang diajarkan.
    3.  Mengembangkan sifat ingin tahu siswa melalui sebuah pertanyaan-pertanyaan.
    4.  Menciptakan masyarakat belajar, seperti melalui kegiatan kelompok diskusi dan Tanya jawab.
    5.  Menghadirkan model sebagai contoh pembelajaran.
    6.  Melakukan refleksi di akhir pertemuan dari setiap kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.
    7.  Melakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara.

    BalasHapus
  54. Nama :Dian Puspita Sari
    Nim : 2016015102
    Kelas :5c

    Dalam materi mengembangkan pembelajaran satuan berat, panjang dan waktu teori yang digunakan yaitu teori ausubel karena teori ini bekerja untuk mencari hukum belajar yang bermakna. Materi ini juga sering dijumpai pada kehidupan peserta didik sehari-hari. Contohnya mengukur tinggi badan menggunakan meteran. Mengapa demikian karna dengan contoh tersebut anak mengaitkan pengetahuan akademisnya dengan pengetahuan yg ia ketahui di dunia nyata
    Pendekatan yang dipakai yaitu pemdekatan kontekstual karena pendekatan ini merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata siswa, dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam pendekatan kontekstual adalah sebagai berikut:
    1.  Kembangkan Pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan mengkontruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya.
    2.  Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik yang diajarkan.
    3.  Mengembangkan sifat ingin tahu siswa melalui sebuah pertanyaan-pertanyaan.
    4.  Menciptakan masyarakat belajar, seperti melalui kegiatan kelompok diskusi dan Tanya jawab.
    5.  Menghadirkan model sebagai contoh pembelajaran.
    6.  Melakukan refleksi di akhir pertemuan dari setiap kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.
    7.  Melakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara.

    BalasHapus
  55. Nama : Isni Azizatu Latifah
    Kelas : 5D
    NIM : 2016015165

    Teori yg cocok dalam materi "pembelajaran diagram batang, diagram garis dan diagram lingkaran adalah Teori Pembelajaran Skemp, karena anak belajar matematika melalui dua tahap, yaitu konkret dan abstrak. Pada tahap pertama, yaitu tahap konkret, anak memanipulasi benda-benda konkret untuk dapat menghayati ide-ide abstrak. Pengalaman awal berinteraksi dengan hal-hal konkret ini akan membentuk dasar bagi belajar selanjutnya, yaitu pada tahap abstrak atau tahap kedua.
    Pendekatan yang digunakan dalam materi tersebut yaitu Pendekatan Discovery, dimana siswa dituntut untuk menemukan sendiri atau melakukan penemuan sendiri. Disini siswa dituntut untuk menemukan sendiri penyelesaian dari soal mengenai pembelajaran diagram batang, diagram garis dan diagram lingkaran. Dimana langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
    1. Memberikan Rangsangan
    Guru menyuruh siswa untuk membaca buku tentang diagram batang, diagram lingkaran, dan diagram garis.
    2. Identifikasi Masalah
    Setelah membaca buku siswa mencari permasalahan dalam soal diagram batang, diagram garis dan diagram lingkaran.
    3. Pengumpulan Data
    Siswa mengumpulkan data apa saja yg diketahui di dalam soal diagram batang, diagram garis, dan diagram lingkaran
    4. Pengolahan Data
    Dari soal yang sudah di identifikasi kemudian dipecahkan atau dijawab oleh siswa.
    5. Pembuktian
    Setelah selesai mengerjakan soal siswa bersama guru membuktikan jawaban tersebut sudah benar atau belum, jika belum guru membenarkan.
    6. Menarik Kesimpulan
    Dari pemecahan soal tersebut siswa dapat menarik kesimpulan mengenai materi tersebut serta dapat mengembangkan materi tentang diagram batang, diagram garis, dan diagram lingkaran.

    BalasHapus
  56. Nama : Krisma Mulyani
    NIM : 2016015147
    Kelas: 5D

    Dalam materi pengembangan pembelajaran bilangan pecahan dan operasi hitungnya serta bilangan prima teori belajar yang digunakan adalah teori Dienes, karena proses pembelajaran pada siswa kelas tinggi/kelas atas sudah menganggap bahwa konsep matematika itu konkret dan dapat dipahami dengan baik.
    Pendekatan pembelajaran yang digunakan yaitu pendekatan berbasis masalah karena peserta didik dapat diajarkan berfikir kritis dan mampu memecahkan masalahnya sendiri.
    Langkah-langkah pembelajaran berbasis masalah :
    a. Merumuskan masalah, guru membimbing peserta didik untuk menentukan masalah yang akan dipecahkan dalam proses pembelajaran, walaupun sebenarnya guru telah menetapkan masalah tersebut.
    b. Menganalisis masalah. Langkah peserta didik meninjau masalah secara kritis dari berbagai sudut pandang.
    c. Merumuskan hipotesis, langkah peserta didik merumuskan bebagai kemungkinan pemecahan sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki.
    d. Mengumpulkan data,langkah peserta didik mencari dan menggambarkan berbagai informasi yang diperlukan untuk memecahkan masalah.
    e. Pengujian hipotesis, langkah peserta didik dalam merumuskan dan mengambil kesimpulan sesuai dengan penerimaan dan penolakan hipotesis yang diajukan.
    f. Merumuskan rekomendasi pemecahan masalah. Langkah peserta didik menggambarkan rekomendasi yang dapat dilakukan sesuai rumusan hasil pengujian hipotesis dan rumusan kesimpulan.

    BalasHapus
  57. Nama : RAHMAD SIGIT P
    Kelas: 5C
    NIM : 2015015128

    Untuk materi pegukuran suhu dan sudut
    kelas 5 seseter 2
    Teori yang cocok digunakan adalah pendekatan Discovery karena menggunakan alat peraga untuk memudahkan siswa memahami materi tersebut.
    lagkah-langkah :
    1. Siswa diberi pemahaan untuk beajar mandiri berani mencoba serta teliti dalam mengamati
    2. Guru menyiakan alat peraga yang dibutuhkan per kelompok
    3. Siswa dibagi kedalam kelompok dan melakukan praktik secara langsung
    4. Memahami dan membuat kesimpulan dalam pengamatan dan diskusi kelompok
    5. Evaluasi bersama guru

    BalasHapus
  58. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  59. Nama : Kurnia rahmawati
    Nim : 2016015132
    Kelas: 5C

    Pada materi "pengolahan data (mean, modus, dan median)" dalam menentukan teori belajar dan pendekatan pembelajaran yang akan digunakan sesuai dengan materi yaitu
    1. Teori Ausubel
    Teori ini, teori belajar dimaknai sebagai belajar bermakna yaitu suatu proses mengaitkan informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang. Seperti mengetahui nilai rata-rata dalam suatu kelas, nilai tertinggi maupun terendah di suatu kelas, dengan mengetahui suatu data yang didapat dengan cara penelitian, wawancara, poling/angket maupun penelitian secara langsung.
    2. Pendekatan Discovery
    Pendekatan discovery atau biasa disebut dengn pendekatan penemuan karena didalam pendekatan ini peserta didik dituntut untuk nememukan dan melakukan sendiri seperti mengamati dan melakukan praktek.

    BalasHapus
  60. Nama :Rudini
    Nim :2016015156
    Kelas :5D


    Dalam materi pengembangan pembelajaran bilangan pecahan dan operasi hitungnya serta bilangan prima teori belajar yang digunakan adalah teori Dienes, karena proses pembelajaran pada siswa kelas tinggi/kelas atas sudah menganggap bahwa konsep matematika itu konkret dan dapat dipahami dengan baik.
    Pendekatan pembelajaran yang digunakan yaitu pendekatan berbasis masalah karena peserta didik dapat diajarkan berfikir kritis dan mampu memecahkan masalahnya sendiri.
    Langkah-langkah pembelajaran berbasis masalah :
    a. Merumuskan masalah, guru membimbing peserta didik untuk menentukan masalah yang akan dipecahkan dalam proses pembelajaran, walaupun sebenarnya guru telah menetapkan masalah tersebut.
    b. Menganalisis masalah. Langkah peserta didik meninjau masalah secara kritis dari berbagai sudut pandang.
    c. Merumuskan hipotesis, langkah peserta didik merumuskan bebagai kemungkinan pemecahan sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki.
    d. Mengumpulkan data,langkah peserta didik mencari dan menggambarkan berbagai informasi yang diperlukan untuk memecahkan masalah.
    e. Pengujian hipotesis, langkah peserta didik dalam merumuskan dan mengambil kesimpulan sesuai dengan penerimaan dan penolakan hipotesis yang diajukan.
    f. Merumuskan rekomendasi pemecahan masalah. Langkah peserta didik menggambarkan rekomendasi yang dapat dilakukan sesuai rumusan hasil pengujian hipotesis dan rumusan kesimpulan.

    BalasHapus
  61. Nama : Fitri Aulia N W
    Nim : 2016015139
    Kelas :5D

    Mengembangkan pembelajaran persegi, persegi panjang, jajar genjang, trapesium, belah ketupat, layang-layang dan lingkaran
    Teori : teori belajar Ausubel. Teori belajar dimaknai sebagai belajar bermakna pembelajaran bermakna yaitu suatu proses mengkaitkan informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang.
    Terapan di kehidupan sehari-hari yaitu contohnya pada keramik, bingkai foto, sapu tangan.
    Pendekatan : Discovery alasannya karena siswa melakukan penemuan sendiri seperti mengamati, mengukur, menjelaskan, mengambil kesimpulan.
    Langkah-langkah:
    1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dg menyampaikan manfaat simetri lipat bangun datar dlam kehidupan sehari-hari .
    2. Stimulasi/rangsangan. Guru mengajukan pertanyaan anjuran membaca buku dan aktivitas lainnya yang mengarah pada persiapan pemecahkan masalah. Seperti mengajukan pertanyaan yg berkaitan dg simetri lipat pd kehidupan shari-hari
    3. Identifikasi masalah. Guru mengidentifikasi sumber belajar dan memberi kesempatan kpd peserta didik untuk mengidentifikasi masalah yg relevan dengan bahan pelajar
    4. Mengumpulkan data. Guru membantu siswa mengumpulkan dan mengeksplorasi data.
    5. Pengolahan data. Guru membimbing peserta didik dalam kegiatan mengolah data dan informasi yang telah diperoleh para peserta didik melalui wawancara, observasi
    6. Pembuktian. Guru membimbing peserta didik melakukan pemeriksaan secara cermat untuk menentukan hasil benarnya hasil hipotesis.
    7. Menarik kesimpulan. Guru membimbing peserta didik merumuskan prinsip dan generalisasi hasil penemuannya

    BalasHapus
  62. Nama : Arini Nur Hidayati
    NIM : 2016015170
    Kelas : 5D
    Pada materi Perbandingan Senilai dan Berbalik Nilai teori dan pendekatan yang digunakan yaitu Teori Belajar Dienes dan Pendekatan Problem Basic Learning (PBL.
    Teori Belajar Dienes yaitu tiap konsep yang disajikan dalam bentuk yang konkret sehingga akan dipahami dengan baik. Pendekatan PBL yaitu metode pengajaran yang bercirikan adanya permasalahan nyata sebagai konteks untuk para peserta didik belajar berfikir kritis dan keterampilan memecahkan masalah dan memperoleh pengetahuan.
    Langkah-langkah Pendekatan PBL:
    1. Memberikan orientasi tentang permasalahan kepada siswa
    2. Mengorganisasikan siswa untuk meneliti
    3. Membantu menyelidiki secara mandiri/kelompok
    4. Mengembangkan dan mempresentasikan hasil karya
    5. Menganalisis dan mengevaluasi proses mengatasi masalah

    BalasHapus
  63. Nama : Helisa Pratiwi
    NIM : 2016015155
    Kelas : 5D

    Dalam materi "mengembangkan pembelajaran perbandingan senilai dan berbalik nilai" menggunakan teori Belajar Dienes. yaitu tiap konsep yang disajikan dalam bentuk yang konkret akan dapat dipahami dengan baik.
    Pendekatan yang digunakan yaitu Pendekatan Berbasis Masalah. Problem-Based Learning(PBL) atau Pendekatan Berbasis Masalah adalah metode pengajaran yang bercirikan adanya permasalahan nyata sebagai konteks untuk para peserta didik belajar berfikir kritis dan keterampilan memecahkan masalah, dan memperoleh pengetahuan.
    Langkah-langkah :
    1. Memberikan orientasi tentang permasalahan kepada siswa
    2. mengorganisasikan siswa untuk meneliti
    3. membantu menyelidiki secara mandiri atau kelompok
    4. mengembangkan dan mempresentasikan hasil kerja
    5. menganalisis dan mengevaluasi proses mengatasi masalah.

    BalasHapus
  64. Nama : Ghofur Ardhi D
    Nim : 2016015097
    Kls : 5 C

    "Materi pengembangan pembelajaran sekala"

    Teori yang digunakan menggunakan teori ausubel (belajar bermakna) alasan menggunakan teori ini dikarenakan materi tersebut bisa di realisasikan di kehidupan. Alasan menggunakan teori tersebut dikarenakan bisa di gunakan dalam kehidupan sehari-hari untuk pembuatan peta, perbandingan, mengukur jarak dari kota A ke kota B dan lain sebagainya. Pendekatan yang digunakan adalah dengan pendekatan konstektual. Strategi yang digunakan dalam pendekatan konstektual adalah materi sekala dapat dikaitkan di kehidupan sehari hari, seperti membuat denah atau peta.
    Langkah-langkah dalam pendekatan konstektual yaitu:
    Relating :
    Guru menghubungkan konsep yang dipelajari dengan materi pengetahuan yang dimiliki siswa.

    Experiencing:
    Siswa melakukan kegiatan eksperimen (hands-on activity) dan guru memberikan penjelasan untuk mengarahkan siswa menemukan pengetahuan baru.

    Applying:
    Siswa menerapkan pengetahuan yang dipelajari dalam kehidupan sehari-hari.

    Cooperating:
    Siswa melakukan diskusi kelompok untuk memecahkan permasalahan dan mengembangkan kemampuan berkolaborasi dengan teman.

    Transfering:
    Siswa menunjukkan kemampuan terhadap pengetahuan yang dipelajarinya dan menerapkannya dalam situasi dan konteks baru

    BalasHapus
  65. Nama: Laura Bnosta
    Nim: 2016015133
    Kelas: 5C

    Teori belajar yang akan saya gunakan pada materi "Bilangan Prima" adalah teori belajar Kognitif Bruner. Karena teori ini cocok dengan materi "bilangan prima" dimana teori ini menyatakan bahwa proses belajar akan berjalan dengan baik jika pendidik memberikan kesempatan kepada peserta didiknya untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan atau penambahan melalui contoh-contoh yang ia jumpai dalam kehidupannya. Selain itu, materi "bilangan prima" ini berkaitan dengan lingkungan yang bisa dijumpai sendiri oleh peserta didik secara langsung. Misalnya: penerapan jumlah daun pada bunga
    1. Jumlah daun bunga ada 3, terdapat pada bunga lili, bunga iris.
    2. Jumlah daun bunga ada 5, terdapat pada bunga buttercup.
    3. Jumlah daun bunga ada 13, terdapat pada bunga ragwort, bunga marigold

    Pendekatan yang akan saya gunakan pada materi "Bilangan Prima" adalah pendekatan Discovery. Karena materi "bilangan prima" bisa dijumpai melalui lingkungan, dengan pendekatan discovery peserta didik bisa diarahkan untuk menemukan suatu konsep atau prinsip melalui proses mentalnya sendiri. Dalam menemukan konsep, siswa dapat melakukan pengamatan, menggolongkan, membuat dugaan, menjelaskan, menarik kesimpulan dan sebagainya untuk menemukan beberapa konsep atau prinsip tersebut.

    Langkah-langkah pembelajaran discovery adalah sebagai berikut:
    1.identifikasi kebutuhan siswa;
    2. seleksi pendahuluan terhadap prinsip-prinsip, pengertian konsep dan generalisasi pengetahuan;
    3. seleksi bahan, problema/ tugas-tugas;
    4. membantu dan memperjelas tugas/ problema yang dihadapi siswa serta peranan masing-masing siswa;
    5. mempersiapkan kelas dan alat-alat yang diperlukan;
    6. mengecek pemahaman siswa terhadap masalah yang akan dipecahkan;
    7.memberi kesempatan pada siswa untuk melakukan penemuan;
    8. membantu siswa dengan informasi/ data jika diperlukan oleh siswa;
    9. memimpin analisis sendiri (self analysis) engan pertanyaan yang mengarahkan dan mengidentifikasi masalah;
    10. merangsang terjadinya interaksi antara siswa dengan siswa;
    11. membantu siswa merumuskan prinsip dan generalisasi hasil penemuannya.

    BalasHapus
  66. Nama : Anis Cristy
    NIM : 2016015178
    Kelas : 5D

    Teori yang saya gunakan pada materi 'Mengembangkan Pembelajaran Persen' adalah teori Ausubel yang merupakan belajar yaang dimaknai sebagai belajar bermakna. Pembelajaran bermakna yaitu suatu proses mengaitkan informasi baru pada konsep-konsep relavan yangterdapat dalam struktur kognitif seseorang. Untuk pendekatannya saya menggunakan pendektan kontekstual, yaitu proses pembelajaran yang membantu mereka mengaitkan pelajaran akademis dengan konteks kehidupan nyata yang mereka hadapi.

    Langkah-langkahny :
    1. Guru mengaitkan dan memberi contoh persen dalam kehidupan sehari-hari pada peserta didik.
    2. Guru juga melibatkan peserta didik pada media pembelajaran yang di sediakan sesuai materi persen.
    3. Lalu, mengevaluasi materi.

    BalasHapus
  67. Nama : Jamharjo Makka
    Nim : 2016015179
    Kelas : 5D

    Metode belajar yang akan saya gunakan pada materi KPK adalah :

    1. yang pertama untuk menentukan KPK dari dua atau lebih bilangan kita dapat menggunakan metode mencari kelipatan, kelipatan persekutuan hingga di dapat KPK nya.

    Contoh :
    Tentukan KPK dari 4 dan 5

    Jawab :
    a. Kelipatan 4 = 4,8,12,16,20,24,28,32,36,40...

    Kelipatan 5 = 5,10,15,20,25,30,35,40,45,50...

    b. Kelipatan persekutuan
    (Mencari kelipatan persekutuan yang sama dari dua bilangan yang akan di cari KPK nya)
    Kelipatan persekutuan 4 dan 5 = 20,40

    c. KPK dari 4 dan 5 = 20

    2. Yang kedua menggunakan faktorisasi prima, menggunakan pohon faktor. Bilangan prima adalah bilangan yang dapat di bagi habis oleh dengan dirinya sendiri. Contoh bilangan prima adalah 2,3,5,7,11,13...


    BalasHapus
  68. Nama : Marlena
    Nim : 2016015137
    Kelas : 5D

    Materi "mengembangkan pembelajaran bilangan pecahan"
    Teori belajar yang digunakan adalah teori Ausubel. Teori Ausubel ini mengkaitkan dalam kehidupan sehari-hari, pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan kontekstual, dimana siswa melakukan pembelajaran bermakna.
    Langkah-langkah:
    1.guru mengarahkan siswa untuk dapat mengembangkan pemikirannya untuk melakukan kegiatan belajar yang bermakna, berkesan, baik dengan cara meminta siswa untuk bekerja sendiri dan mencari serta menemukan sendiri jawabannya. Kemudian guru memfasilitasi siswa untuk mengkonstruksi sendiri pengetahuannya dan keterampilannya yang baru saja ditemuinya.
    2.dengan bimbingan guru, siswa diajak untuk menemukan suatu fakta dari permasalahan yang disajikan guru atau dari materi yang diberikan guru
    3.guru memancing reaksi siswa untuk melakukan pertanyaan-pertanyaan dengan tujuan untuk mengembangkan rasa ingin tahu siswa
    4.guru membentuk kelas menjadi beberapa kelompok untuk melakukan diskusi dan tanya jawab
    5.guru mendemonstrasikan ilustrasi atau gambaran materi dengan model atau media yang sebenarnya
    6.guru bersama siswa melakukan refleksiatas kegiaran yang telah dilakukan
    7.guru melakukan evaluasi yaitu menilai kemampuan siswa yang sebenarnya

    BalasHapus
  69. Nama : eristia partita
    Kelas : 5D
    Nim : 2016015174
    Mengembangkan pembelajaran persegi, persegi panjang, jajar genjang, trapesium, belah ketupat, layang-layang dan lingkaran
    Teori : teori belajar Ausubel. Teori belajar dimaknai sebagai belajar bermakna pembelajaran bermakna yaitu suatu proses mengkaitkan informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang.
    Terapan di kehidupan sehari-hari yaitu contohnya pada keramik, bingkai foto, sapu tangan.
    Pendekatan : Discovery alasannya karena siswa melakukan penemuan sendiri seperti mengamati, mengukur, menjelaskan, mengambil kesimpulan.
    Langkah-langkah:
    1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dg menyampaikan manfaat bangun datar dlm kehidupan shari-hari
    2. Stimulasi/rangsangan. Guru mengajukan pertanyaan anjuran membaca buku dan aktivitas lainnya yang mengarah pada persiapan pemecahkan masalah. Seperti mengajukan pertanyaan yg berkaitan dgdg bangun datar pd kehidupan shari-hari
    3. Identifikasi masalah. Guru mengidentifikasi sumber belajar dan memberi kesempatan kpd peserta didik untuk mengidentifikasi masalah yg relevan dengan bahan pelajar
    4. Mengumpulkan data. Guru membantu siswa mengumpulkan dan mengeksplorasi data.
    5. Pengolahan data. Guru membimbing peserta didik dalam kegiatan mengolah data dan informasi yang telah diperoleh para peserta didik melalui wawancara, observasi
    6. Pembuktian. Guru membimbing peserta didik melakukan pemeriksaan secara cermat untuk menentukan hasil benarnya hasil hipotesis.
    7. Menarik kesimpulan. Guru membimbing peserta didik merumuskan prinsip dan generalisasi hasil penemuannya

    BalasHapus
  70. Nama : Juarita Rim
    Nim : 2016015118
    Kelas : 5C
    Dalam materi Mengembangkan perbandingan senilai dan pembelajaran berbalik nilai" menggunakan teori belajar Ausubel dimana dalam teori ini belajar dimaknai sebagai pembelajaran bermakna.
    Strategi pembelajaran yang tepat dalam materi "perbandingan senilai dan berbalik nilai" adalah pembelajaran berbasis kontekstual. Pembelajaran berbasis kontekstual menekankan pada proses keterlibatan siswa dalam belajar dan mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan. Pola pembelajaran berbasis kontekstual yaitu:
    1. kegiatan pendahuluan meliputi penyampaian tujuan pembelajaran, memeriksa pengetahuan prasyarat, dan membagikan bahan-bahan kerja,
    2. kegiatan inti meliputi pelaksanaan kerja, diskusi kelompok, dan presentasi hasil diskusi, dan
    3. kegiatan penutup meliputi membuat kesimpulan dan evaluasi. Respon siswa terhadap pembelajaran berbasis kontekstual adalah positif, artinya siswa mudah memahami materi.

    BalasHapus
  71. Nama: Marlinda marten
    Nim: 2016015110
    Kelas: 5C

    Materi"pengolahan data(mean,modus,rata2)
    menggunakan teori belajar
    1.Teori Belajar Ausubel
    Menurut Van Hiele ada tiga unsur dalam pengajaran matematika yaitu waktu,materi pengajaran dan metode pengajaran, jika ketiganya ditata secara terpadu maka akan terjadi peningkatan kemampuan berfikir anak kepada tingkatan berfikir lebih tinggi.
    2.Teori Belajar Van Hiele
    Van Hiele adalah seorang guru matematika bangsa Belanda yang mengadakan penelitian dalam pengajaran geometri, menurut Van Hiele ada tiga unsur utama dalam pengajaran geometri, yaitu waktu, materi pengajaran, dan metode pengajaran yang diterapkan. Jika ketiga unsur ditata secara terpadu akan dapat meningkatkan kemampuan berpikir anak kepada tahapan berpikir yang lebih tinggi.

    BalasHapus
  72. Nama : Desy Dwi Ratnasari
    Nim : 2013015193
    Kelas : 5c

    Teori belajar yang saya gunakan tentang
    Mengembangkan pembelajaran operasi penjumlahan dan pengurangan pada bilangan buat , yaitu teori ausubel karena teori ini cocok dengan materi beljar yang bermakna sebagai (Suatu proses yang mengkaitkan informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang ).

    Pendekatanya yang saya gunakan pada materi ini yaitu pendekatan matematika realistic Indonesia , karena materi ini sangat pergi diajarkan dengan situasi Dubai nyata siswa dan dapat mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikiya dengan penerapan dalam kehidupan mereka sebagai maggots keluarga dan masyarakat .

    BalasHapus