Dalam pembelajaran kontekstual guru harus memfasilitasi
siswa untuk menjadi pemikir dan pemecah masalah yang lebih baik yaitu dengan cara memberikan suatu masalah yang
memungkinkan siswa untuk menggunakan kemampuan berfikir tingkat tinggi. Masalah
yang dimaksud disini adalah soal yang dibuat oleh guru, dan siswa dapat
menafsirkan solusi dari soal tersebut. Menafsirkan solusi
mengandung arti bahwa siswa tidak berhenti menelaah soal hanya karena jawaban
terhadap soal telah ditemukan. Akan
tetapi kegiatan penafsiran ini selain tidak begitu jelas, juga tidak cukup
membuat siswa menggunakan keterampilan berfikir tingkat tingginya yaitu dalam bentuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan inovatif: Adakah Cara lain? (What’s another way?), Bagaimana jika…? (What if …?), Manakah yang salah? (What’s wrong?), dan Apakah yang akan
dilakukan? (What would you do?)
(Krulik & Rudnick, 1999).
a. Adakah cara lain?
Dalam pertanyaan dibuat kondisi soal tetap, tidak
berubah kemudian fokuskan pada problem, serta siswa diminta untuk
mengerjakan soal tersebut dengan cara lain. Hal ini melatih ketrampilan
berfikir kreatif pada siswa.
Misalnya: Suatu produsen cokelat mengemas cokelat
pertama berbentuk prisma segitiga siku-siku dengan tinggi 10 cm dan panjang
sisi siku-siku alasnya 6 cm dan 8 cm. Jika cokelat kedua dikemas berbentuk
prisma segitiga siku-siku dengan tingginya dua kali dari tinggi cokelat pertama
dan panjang sisi siku-siku alasnya dua kali panjang sisi siku-siku cokelat
pertama. Berapa perbandingan
luas permukaan (dalam cm2 )
cokelat kedua dengan cokelat pertama? Adakah cara lain untuk mengerjakan soal dengan jawaban yang sama?
b. Bagaimana jika...?
Dalam pertanyaan ini apabila kondisi soal berubah maka berpengaruh
pada jawaban soal, kemudian siswa menganalisis soal yang berubah tersebut. Hal
ini melatih ketrampilan berfikir kritis pada siswa.
Misalnya: Pak
Dadang memiliki sebuah bak penampungan air berbentuk kubus dengan panjang bagian dalam 80 cm. Bak tersebut diisi air hingga penuh dengan menggunakan
jerigen. Setiap jerigen dapat menampung 16 liter air dan diangkut dengan menggunakan gerobak. Berapa kali minimal pak Dadang harus mengangkut air, jika sekali angkut mampu
mengangkut 4 jerigen ?
Jadi, Pak Dadang harus mengangkut air minimal 8 kali
agar bak penampungan terisi air penuh.
Kemudian ajukan pertanyaan:
Bagaimana jika pak Dadang dalam kondisi yang sakit dan hanya mampu mengangkat 2
jerigen dengan gerobaknya. Berapa kali minimal Pak Dadang harus
mengangkut air, jika sekali angkut mampu mengangkut 2 jerigen?
c. Manakah yang salah?
Dalam pertanyaan ini Disajikan soal dan jawabannya, tetapi jawaban tersebut memuat kesalahan misalnya pada konsep atau
perhitungan kemudian siswa diminta mencari kesalahan,
memperbaiki, menjelaskan, dan memperbaiki. Hal ini melatih ketrampilan berfikir kritis dan kreatif pada siswa.
Misalnya : Gambar dibawah ini menunjukkan sebuah tenda berbentuk prisma
segitiga dengan ukuran seperti tampak pada gambar. Seorang penjahit ingin
membuat tenda untuk memenuhi pesanan dari perusahaan tenda. Tentukanlah luas
bahan minimal untuk membuat sebuah tenda.
.
d. Apakah yang akan dilakukan?
Setelah menyelesaikan, siswa diminta membuat keputusan misalnya lewat gagasan atau pengalaman pribadi siswa, kemudian siswa juga
harus menjelaskan dasar keputusannya. Hal ini melatih ketrampilan berfikir kreatif
dan melatih ketrampilan berkomunikasi siswa.
Misalnya : Andi ditawari oleh
temannya untuk memilih salah satu dari dua minuman ringan. Minuman yang pertama
dengan merk “X” berbentuk tabung dengan jari-jari 7 cm dan tinggi 16 cm.
Minuman yang kedua dengan merk “Y” berbentuk balok dengan berukuran 7cm x 10cm x 33cm . Minuman merk apa yang harus Andi pilih? Mengapa?
Ini soalnya untuk SD ya?
BalasHapusKelas berapa kak?