BLOG INI BERISI MENGENAI PENDIDIKAN KHUSUSNYA PENDIDIKAN MATEMATIKA MELIPUTI MAKALAH, PENELITIAN, JURNAL, BAHAN KULIAH, DAN PENGUMUMAN PERKULIAHAN...
KISI-KISI UTS LOGIKA DAN HIMPUNAN
Kisi-kisi Soal Logika dan Himpunan:
1. Tautologi, Kontradiksi, Kontingensi (2)
2. Negasi/Ingkaran (3)
3. Invers, Konvers, Kontraposisi (2)
4. Penyataan berkuantor (2)
5. Validitas Argumen (2)
SOAL URAIAN
OPEN RINGKASAN 1 lembar HVS Kuarto (A4) tulis tangan, hanya rumus yang diringkas, dan dikumpulkan ketika ujian
1. Tautologi, Kontradiksi, Kontingensi (2)
2. Negasi/Ingkaran (3)
3. Invers, Konvers, Kontraposisi (2)
4. Penyataan berkuantor (2)
5. Validitas Argumen (2)
SOAL URAIAN
OPEN RINGKASAN 1 lembar HVS Kuarto (A4) tulis tangan, hanya rumus yang diringkas, dan dikumpulkan ketika ujian
Contoh Soal Matematika yang dapat meningkatkan Keterampilan Berfikir Tingkat Tinggi
Dalam pembelajaran kontekstual guru harus memfasilitasi
siswa untuk menjadi pemikir dan pemecah masalah yang lebih baik yaitu dengan cara memberikan suatu masalah yang
memungkinkan siswa untuk menggunakan kemampuan berfikir tingkat tinggi. Masalah
yang dimaksud disini adalah soal yang dibuat oleh guru, dan siswa dapat
menafsirkan solusi dari soal tersebut. Menafsirkan solusi
mengandung arti bahwa siswa tidak berhenti menelaah soal hanya karena jawaban
terhadap soal telah ditemukan. Akan
tetapi kegiatan penafsiran ini selain tidak begitu jelas, juga tidak cukup
membuat siswa menggunakan keterampilan berfikir tingkat tingginya yaitu dalam bentuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan inovatif: Adakah Cara lain? (What’s another way?), Bagaimana jika…? (What if …?), Manakah yang salah? (What’s wrong?), dan Apakah yang akan
dilakukan? (What would you do?)
(Krulik & Rudnick, 1999).
a. Adakah cara lain?
Dalam pertanyaan dibuat kondisi soal tetap, tidak
berubah kemudian fokuskan pada problem, serta siswa diminta untuk
mengerjakan soal tersebut dengan cara lain. Hal ini melatih ketrampilan
berfikir kreatif pada siswa.
Misalnya: Suatu produsen cokelat mengemas cokelat
pertama berbentuk prisma segitiga siku-siku dengan tinggi 10 cm dan panjang
sisi siku-siku alasnya 6 cm dan 8 cm. Jika cokelat kedua dikemas berbentuk
prisma segitiga siku-siku dengan tingginya dua kali dari tinggi cokelat pertama
dan panjang sisi siku-siku alasnya dua kali panjang sisi siku-siku cokelat
pertama. Berapa perbandingan
luas permukaan (dalam cm2 )
cokelat kedua dengan cokelat pertama? Adakah cara lain untuk mengerjakan soal dengan jawaban yang sama?
b. Bagaimana jika...?
Dalam pertanyaan ini apabila kondisi soal berubah maka berpengaruh
pada jawaban soal, kemudian siswa menganalisis soal yang berubah tersebut. Hal
ini melatih ketrampilan berfikir kritis pada siswa.
Misalnya: Pak
Dadang memiliki sebuah bak penampungan air berbentuk kubus dengan panjang bagian dalam 80 cm. Bak tersebut diisi air hingga penuh dengan menggunakan
jerigen. Setiap jerigen dapat menampung 16 liter air dan diangkut dengan menggunakan gerobak. Berapa kali minimal pak Dadang harus mengangkut air, jika sekali angkut mampu
mengangkut 4 jerigen ?
Jadi, Pak Dadang harus mengangkut air minimal 8 kali
agar bak penampungan terisi air penuh.
Kemudian ajukan pertanyaan:
Bagaimana jika pak Dadang dalam kondisi yang sakit dan hanya mampu mengangkat 2
jerigen dengan gerobaknya. Berapa kali minimal Pak Dadang harus
mengangkut air, jika sekali angkut mampu mengangkut 2 jerigen?
c. Manakah yang salah?
Dalam pertanyaan ini Disajikan soal dan jawabannya, tetapi jawaban tersebut memuat kesalahan misalnya pada konsep atau
perhitungan kemudian siswa diminta mencari kesalahan,
memperbaiki, menjelaskan, dan memperbaiki. Hal ini melatih ketrampilan berfikir kritis dan kreatif pada siswa.
Misalnya : Gambar dibawah ini menunjukkan sebuah tenda berbentuk prisma
segitiga dengan ukuran seperti tampak pada gambar. Seorang penjahit ingin
membuat tenda untuk memenuhi pesanan dari perusahaan tenda. Tentukanlah luas
bahan minimal untuk membuat sebuah tenda.
.
d. Apakah yang akan dilakukan?
Setelah menyelesaikan, siswa diminta membuat keputusan misalnya lewat gagasan atau pengalaman pribadi siswa, kemudian siswa juga
harus menjelaskan dasar keputusannya. Hal ini melatih ketrampilan berfikir kreatif
dan melatih ketrampilan berkomunikasi siswa.
Misalnya : Andi ditawari oleh
temannya untuk memilih salah satu dari dua minuman ringan. Minuman yang pertama
dengan merk “X” berbentuk tabung dengan jari-jari 7 cm dan tinggi 16 cm.
Minuman yang kedua dengan merk “Y” berbentuk balok dengan berukuran 7cm x 10cm x 33cm . Minuman merk apa yang harus Andi pilih? Mengapa?
PENGABDIAN MASYARAKAT: Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Discovery pada Bangun Ruang di SD Negeri Monggang
Pendahuluan
Pembelajaran
matematika di SD Negeri Monggang menggunakan pendekatan pembelajaran
konvensional, yaitu guru masih menerangkan kemudian memberikan latihan ke siswa
sehinggan siswa menganggap matematika adalah pembelajaran yang sulit. Hal ini
dialami kelas V (lima) di SD Negeri Monggang Yogyakarta. Materi yang diajarkan
mengenai jaring-jaring kubus dan balok. Pembelajaran jaring-jaring kubus dan
balok yang diajarkan selama ini menggunakan metode ceramah sehingga siswa tidak
mencoba sendiri membuat jaring-jaring kubus dan balok. Dengan pembelajaran discovery diharapkan siswa dapat lebih
aktif dan dapat membuat jaring-jaring kubus dan balok serta mengetahui berbagai
jaring-jaring kubus dan balok sehingga pembelajaran matematika juga bisa
menjadi hal yang menyenangkan.
Kegiatan
pembelajaran dilakukan pada Senin, 20 Juni 2016 selama 70 menit mulai pukul
08.00 hingga 09.10 WIB. Kegiatan menggunakan pendekatan discovery agar lebih interaktif. Kegiatan pembelajaran dimulai
dengan mengucapkan salam kemudian mengkondisikan siswa agar siap menerima
pelajaran. Dosen menjelaskan tujuan pembelajaran kepada siswa dan memberikan
motivasi dengan menjelaskan manfaat materi jaring-jaring kubus dan balok dalam
kehidupan sehari-hari. Misalnya, memberikan pertanyaan: Pernahkah ayah atau ibu kalian membeli televisi? Televisi itu di
bungkus dengan kardus yang besar agar mudah dibawa. Kardus televisi berbentuk
kubus atau balok. Jika sebuah perusahaan ingin membuat kardus televisi,
bagaimanakah rancangan kardus paling minimal yang harus dibuat? Untuk
mengetahui rancangan kardus maka terlebih dahulu mempelajari jaring-jaring
kubus.
Kegiatan Inti
Fase pertama, Dosen menginformasikan kepada siswa kegiatan yang akan dilakukan selama pembelajaran.
Dosen juga menginformasikan bahwa mereka akan bekerja dalam kelompok dan setiap anggota kelompok bertanggung jawab terhadap
kelompoknya masing-masing dan terhadap diri sendiri. Siswa dikelompokkan secara heterogen dimana
masing-masing kelompok terdiri dari 4-5 orang.
Fase kedua, Kegiatan dimulai dengan membagikan media pembelajaran berupa persegi satuan sebanyak 6
buah dan persegi panjang satuan sebanyak 6 buah yang terbuat dari mika dan
Lembar Kegiatan Siswa kepada setiap kelompok. Dosen kemudian menjelaskan secara rinci apa yang harus dilakukan sesuai yang ada pada
petunjuk Lembar Kegiatan Siswa. Setelah siswa memahami penjelasan dosen,
mereka mulai membuat macam-macam jaring-jaring kubus dan balok secara
berkelompok. Waktu yang mereka miliki adalah 50 menit. Kelompok yang berhasil
menyelesaikan permainan dengan waktu yang paling cepat adalah juaranya. Selama siswa bekerja dalam
kelompok guru memantau tiap kelompok, memberikan motivasi kepada kelompok yang
kurang bersemangat, dan dapat memberikan bantuan jika diperlukan sekaligus
melatihkan keterampilan kerjasama.
Fase ketiga, Setelah semua kelompok berhasil menyelesaikan
tugasnya, dosen menunjuk
salah satu siswa untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya dan memberikan
kesempatan kepada kelompok lain untuk memberikan tanggapan. Siswa menggambarkan berbagai macam jaring-jaring
kubus dan balok dipapan tulis. Setelah itu kemudian dosen bersama siswa
membahas materi bersama siswa. Dengan bimbingan dosen, siswa membuat kesimpulan. Untuk lebih memperkuat pemahaman siswa, dosen memberikan tugas kepada
siswa untuk dikerjakan di rumah.
Penutup
Kegiatan akhir
pembelajaran yaitu pemberian penghargaan pada kelompok yang memperoleh juara,
yaitu kelompok yang berhasil menyelesaikan lembar kegiatan siswa paling awal.
Hal ini dimaksudkan agar siswa selain merasa dihargai juga agar siswa lebih
termotivasi untuk belajar matematika. Berikut ini adalah hasil kerja siswa:
Dosen
kemudian menutup pelajaran dengan memberikan kalimat positif dan menumbuhkan
motivasi dan keaktifan belajar siswa, kemudian ditutup dengan salam. Kegiatan
pembelajaran secara langsung dengan siswa SD memberikan banyak pengalaman baru
bagi Dosen. Serangkaian diskusi yang dilakukan dengan siswa menambah pemahaman
mengenai bagaimana karakteristik siswa SD, seberapa jauh pemahaman mereka
terkait materi serta bagaimana motivasi mereka dalam pembelajaran matematika. Penemuan dosen dalam
kegiatan ini antara lain siswa merasa kesulitan dalam menggambar jaring-jaring
balok sesuai dengan ukuran panjang, lebar, tinggi balok dan siswa menganggap
matematika terlalui sulit karena perbedaan panjang, lebar, dan tinggi. Melalui kegiatan ini, dosen
berupaya untuk memberikan arahan dan bantuan terkait kesulitan yang dialami
siswa. Dosen berupaya memberikan pengetahuan dan pemahaman baru bahwa siswa
harus menyesuaikan antara panjang, lebar, dan tinggi dalam menggambarkan
jaring-jaring balok. Dosen juga memberikan motivasi bahwa matematika bukanlah
pembelajaran yang sulit dan membosankan tetapi merupakan pelajaran yang seru
dan menyenangkan lewat berbagai kegiatan penemuan.
Langganan:
Postingan (Atom)